Chapter Four

1.4K 215 16
                                    

Sinar matahari menyeruak masuk lewat sela-sela tirai panjang berwarna merah yang menutupi jendela besar di kamar itu. Membuat sang putri tidur-- eh bukan, sang Ratu tidur mengerjapkan matanya yang terasa lengket.

"Selamat pagi, Yang Mulia,"

"Huwaaa!" Wajah Ushijima yang begitu dekat memyambutnya yang baru bangun tidur, membuat [Name] terlonjak kaget bahkan hampir jatuh dari tempat tidur. Ushijima dengan sigap menahan tangan [Name] dan menariknya agar tidak jatuh sampai wanita itu menempel di dada bidang Ushijima.

Bukannya tenang, [Name] justru tambah kaget dengan kejadian itu. Pagi-pagi seperti ini, jantungnya sudah senam saja. [Name] pun segera menjauh dari Ushijima.

"Haha... Terimakasih, pangeran," Ucap [Name] canggung. "Aku terkejut karena tidak biasanya ada orang lain di kasur... Mohon pangeran memakluminya," ia pun turun dari tempat tidur dengan sangat awkward.

"Kalau begitu, aku sebaiknya segera mandi dan bersiap, banyak yang harus dilakukan hari ini..." [Name] berjalan menuju kamar mandi. Lagi-lagi meninggalkan Ushijima dengan perasaan kecewa.

Padahal pria itu sudah cukup senang karena bisa memandangi wajah tidur [Name] tadi--benar, ia sudah bangun dari satu jam lalu, dan yang ia lakukan setelah bangun hanya memandangi wajah istrinya yang masih tertidur pulas dan berharap bisa mendapatkan morning kiss. Namun, sebagaimana tadi malam, [Name] pun menghindar begitu saja.

Setelah mandi, [Name] segera berpakaian tanpa bantuan para pelayannya seperti biasa di ruang ganti. Karena para pelayan tidak diperbolehkan berada terlalu dekat dengan kamar pengantin sampai siang nanti. Sebenarnya jadwal [Name] pun sudah ditunda sampai nanti siang, namun [Name] tetap beralasan sibuk untuk menghindari Ushijima.

[Name] keluar dari ruang ganti dengan canggung. Terlihat Ushijima sedang memandangi pekarangan istana dari jendela. Melihat [Name] keluar dari ruang ganti, ia pun menghampirinya.

"Apa Yang Mulia akan sibuk hari ini?"

"B-begitulah..." [Name] tersenyum canggung.

"Kalau begitu, bolehkan aku bicara sebentar dengan Yang Mulia?" Tanya Ushijima. "Sebentar saja."

"T-tentu..."

Ushijima mendudukkan dirinya di pinggir tempat tidur. [Name] pun ikut duduk di sampingnya.

"Aku mendengar dari pelayanku, kalau Yang Mulia berencana memiliki selir," Ucap Ushijima, meskipun dia sedikit menyesal karena harus membahas ini karena ia yakin hal itu hanya rumor belaka. Namun sebagai suami sang Ratu, ia harus memastikannya.

"Apakah itu benar, Yang Mulia?"

"Oh, itu benar." Jawaban [Name] membuat Ushijima kaget bukan main.

"Apa?" Tanyanya tidak percaya. "Jadi Yang Mulia benar-benar berencana memiliki selir? Maksudnya pasangan lain?"

"Itu benar, pangeran,"

"Tidak mungkin!" Tanpa sadar, Ushijima meninggikan suaranya dan bangkit dari duduknya.

[Name] menatap suaminya itu dengan tanda tanya. Ushijima pun melanjutkan, "Yang Mulia, tidak bisa... Sebagai suami Yang Mulia, saya tidak mengizinkan Yang Mulia memiliki selir."

[Name] sedikit terkejut dengan pernyataan itu namun ia mengerti perasaan Ushijima. Meskipun begitu, ia tetap tidak akan membatalkan rencanya memiliki selir. "Tidak mengizinkan? Maaf tapi kurasa kalimat pangeran salah."

"Apa?"

"Aku adalah Ratu di sini dan sebagaimana Raja yang ingin memiliki selir, aku tidak butuh persetujuanmu, pangeran." Kata [Name] tegas, tanpa emosi. Ushijima kembali terkejut mendengar itu. Dengan kata lain istrinya itu mengatakan 'Kau tidak berhak mengaturku', tentu saja hatinya terluka.

•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang