Desiran air laut terdengar damai. Begitupun dengan suara sekawanan burung yang terbang di langit. Angin berhembus cukup kencang membuat siapapun yang berada di atas perahu itu merasakan kesejukan yang menyegarkan. Ombak laut terbilang cukup tenang sehingga perahu itu hanya sedikit bergerak naik turun di permukaan laut.
Namun di tengah suasana yang damai itu, Kageyama sedang merasa frustasi dan gelisah. Ia bukan tipe orang yang menunjukkan kegelisahannya. Saat ia merasa gelisah, ia hanya akan diam, melamun, sibuk dengan pikirannya sendiri.
Meski begitu, Hinata yang juga berada di perahu tersebut menyadari bahwa sahabatnya itu sedang gelisah.
Sahabat? Ya, Kageyama dan Hinata menjadi dekat setelah peristiwa perang melawan Hoshimi setahun lalu. Mereka sendiri tidak tahu bagaimana mereka bisa berada di tahap persahabatan ini. Karena kepribadian mereka yang benar-benar bertolak belakang. Namun nyatanya mereka malah menjadi sahabat baik meski kadang mereka bertengkar karena hal-hal sepele. Dan Kageyama akan menyebut Hinata 'bodoh' saat ia kesal dengan sahabat berambut jingga nya itu. Mereka seumuran dan sama-sama pangeran jadi orang-orang di sekitar mereka tidak kaget jika mereka bisa saling menghina seperti itu, walaupun terkadang mereka heran mengapa dua orang pangeran itu menjadi kekanakan jika sedang bersama.
"Wow! Kageyama kau dapat ikan hiu!" Seruan Hinata menyadarkan Kageyama dari lamunannya.
"Hah? Mana?" Kageyama segera melihat ke permukaan air laut di bawahnya. Tangannya masih memegang alat pancingnya yang tak bergeming sedikit pun.
Hinata tertawa terbahak-bahak, "Bagaimana mungkin kau dapat ikan hiu dengan umpan seperti itu? Dan lagi apa kau tidak sadar kalau alat pancing mu masih tenang seperti itu?"
Kageyama memicingkan mata pada Hinata. Seketika ia merasa bodoh karena mengira benar-benar bisa memancing ikan hiu. Lagipula kalau memang ada ikan yang memakan umpannya, ia akan merasakan tarikan di alat pancingnya. Namun nyatanya alat pancingnya masih tak bergeming.
"Sekarang siapa yang bodoh?" Hinata tertawa puas.
"Dasar Hinata sialan!" Kageyama menaruh alat pancingnya dan bergerak ke arah Hinata untuk menjitak kepalanya. Namun Hinata menghindar. Kerusuhan mereka membuat perahu itu bergoyang hebat.
"Kageyama! Hentikan! Perahunya akan terbalik kalau seperti ini!" Ujar Hinata.
Kageyama pun berteriak ketakutan karena perahu itu hampir terbalik. Namun beruntungnya perahu itu kembali seimbang. Akan sangat tidak lucu kalau kedua pangeran itu tenggelam di laut.
"Hah... Tadi itu hampir saja!" Ucap Hinata lega.
Kageyama masih merengut kesal. "Makanya jangan mengerjai ku!"
"Habisnya kau melamun terus!" Balas Hinata.
"Memancing itu membosankan, makanya aku jadi melamun," Jawab Kageyama.
"Aku tahu kalau kau sedang gelisah bukannya bosan,"
Kageyama melirik Hinata. "Darimana kau tahu?"
"Karena tadi kau melamun sambil mengerutkan dahimu, seperti sedang berpikir, itu menunjukkan kalau kau sedang gelisah. Kalau kau hanya bosan, kau akan melamun dengan wajah seperti orang bodoh." Hinata menirukan 'wajah bodoh Kageyama' yang sering terlihat saat pria bersurai hitam itu bosan.
"Wajahku tidak seperti itu!" Protes Kageyama.
"Ya, kau berwajah seperti itu saat melamun karena bosan,"
"Tidak!"
"Terserah kau saja," Hinata mengedikkan bahu. "Jadi, apa yang mengganggu pikiranmu?" Tanyanya.
Kageyama hanya diam. Matanya melirik ke arah lain dan kerutan mulai timbul di dahinya lagi. Hinata pun menebak, "Kau sedang memikirkan Ratu [Name]?"
Kageyama kembali melirik Hinata. Dan Hinata berkata, "Apa kali ini kau akan menyerah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•
Fanfiction[15+] / [17+] !Cerita ini tidak mengandung unsur LGBT, bukan cerita BxB atau BL! Murasaki [Name] yang merupakan Ratu Kerajaan Kaizen terpaksa harus menikah dengan pangeran kerajaan tetangga untuk menambah kekuatan kerajaannya di tengah perang melawa...