Chapter Twelve

612 125 17
                                    

[Name] berjalan di antara kerumunan orang, berusaha untuk terus menutupi wajahnya dengan jubah. Tangannya masih digenggam oleh pria yang sangat antusias di depannya. Sementara pria lainnya menjaganya dari belakang.

"Astaga ini sangat gila..." Gumam [Name]. "Bagaimana kalau kita ketahuan?"

"Shhh! Jangan khawatir Yang Mulia!" Ucap pria yang berjalan di depan [Name], pangeran Bokuto. "Manusia itu paling aman kalau bersembunyi di tengah kerumunan!"

"Tapi..."

"Hooaahh! Es krim! Ayo kita ke sana, Yang Mulia, Akaashi!" Tiba-tiba Bokuto menarik [Name] ke sebuah kedai es krim di pasar itu. Akaashi pun mengejar, menyamai langkahnya dengan mereka.

"Kami pesan empat es krim!" Ucap Bokuto pada si penjual.

"Baik,"

"Empat? Bukankah kita hanya bertiga?" Bingung [Name].

"Bokuto-san selalu makan dua es krim." Akaashi yang menjawab. "Satu es krim saja tidak cukup untuknya."

Bokuto mengangguk penuh semangat lalu datanglah empat es krim mereka. Mereka mengambil masing-masing satu kecuali Bokuto.

[Name] menghela nafas. "Astaga... Kencan macam apa ini?" Ia melirik dua pria yang berada di kanan dan kirinya.

"Yah, dibilang double date juga salah," sahut Akaashi sambil memakan es krimnya dengan tenang.

"Oh? Bukankah namanya threesome?"

"OHOK! Uhuk...uhuk...." Akaashi dan [Name] tersedak bersamaan ketika mendengar celetukan Bokuto.

"E-ehh?" [Name] sontak langsung menjauh dan memasang wajah panik.

"B-Bokuto-san! B-bukan itu namanya! Astaga... Yang Mulia, maafkan dia, dia hanya terlalu polos." Akaashi juga panik melihat [Name] yang seperti ketakutan. Sementara Bokuto tetap memasang wajah polosnya. Ia menatap [Name] dan Akaashi bertanya-tanya. "Kenapa mereka tiba-tiba panik?" Begitulah pikir Bokuto.

"K-kalian.... Jangan harap bisa melakukan hal yang aneh padaku!" Ucap [Name] menatap kedua pria itu curiga.

"T-tentu tidak, Yang Mulia. Bukan begitu maksud Bokuto-san. Ya kan Bokuto-san?" Akaashi sekarang menatap Bokuto yang masih asyik makan es krim.

"Memangnya apa yang salah?" Tanya Bokuto.

"Bokuto-san!" Akaashi semakin panik karena melihat [Name] yang semakin memandang curiga mereka. "A-apa kamu tahu arti threesome?"

"Kelompok yang berisi tiga orang kan?" Ucap Bokuto polos.

Akaashi langsung menepuk jidatnya sendiri. Dan [Name] berhenti panik. Ia cukup heran juga dengan kepolosan Bokuto.

"P-pokoknya jangan gunakan istilah itu lagi, Bokuto-san!" Ucap Akaashi.

"Hmm... Terserah kau saja," Bokuto lanjut memakan es krimnya.

Setelah es krim mereka habis, mereka lanjut menjelajahi pasar malam itu. Banyak sekali lampu yang menerangi, dan bintang di langit tampak sangat gemerlapan. Bokuto hampir selalu berhenti di setiap kios makanan. [Name] hanya bisa tertawa melihat tingkah Bokuto dan Akaashi yang seperti pengasuhnya.

Bagaimana keadaannya bisa jadi seperti ini? Well, kerajaan Fukurodani yang digosipkan akan bersekutu dengan Hoshimi tiba-tiba saja beeputar haluan dan jadi memihak Kaizen. Beberapa hari lalu, [Name] mendapatkan sebuah surat resmi dari kerajaan Fukurodani yang berisi tentang permohonan kerajaan itu untuk bergabung dengan aliansi Kaizen dan mengajukan dua pria untuk menjadi selir [Name]. [Name] tidak menyangka kalau salah satu pria yang akan menjadi selirnya itu adalah seorang pangeran, alias anak Raja Fukurodani. Dan [Name] lebih tidak menyangka lagi kalau kelakuan pangeran itu ternyata sangat absurd.

•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang