Pelantikan selir agung lebih meriah dari pelantikan selir sebelumnya. Tidak seperti pelantikan selir lain, di pelantikan Kita Shinsuke kali ini, banyak tamu yang diundang. Sudah seperti pesta pernikahan resmi. Namun pangeran Ushijima tidak datang. Ia berkata sedang sakit, namun sebenarnya ia tidak sanggup melihat [Name] bersama pria lain.
Malam setelah pelantikan, [Name] segera dijadwalkan untuk sekamar dengan Kita Shinsuke. [Name] diantarkan ke kamar pria yang sekarang berstatus sebagai selirnya itu oleh Mariko. Kita sudah membuka pintu kamarnya menunggu kedatangan [Name] sehingga di depan kamar, [Name] bisa melihat Kita yang sedang membaca buku dengan tenang di sofa.
Begitu melihat kedatangan [Name], Kita langsung berdiri dan menaruh bukunya di meja. Ia menyambut kedatangan [Name] dan mempersilahkannya masuk. Mariko pun meninggalkan kamar itu.
"Selamat malam, Yang Mulia Ratu," sapa Kita dengan suranya yang sangat lembut dan tenang. [Name] bisa melihat kalau kamar Kita sangatlah bersih dan rapi.
"Apa anda mau minum secangkir teh?" Kita berjalan ke arah meja dan menunjukkan teko berisi teh hangat.
"Oh, ya, boleh," jawab [Name]. Ia duduk di sofa sementara Kita menuangkan teh ke sebuah cangkir dan memberikannya pada [Name].
"Silahkan, Yang Mulia," ucapnya sopan.
"Terimakasih, Kita-san," [Name] meminum teh hangat itu perlahan dan Kita ikut duduk di sebelahnya.
"Saya benar-benar merasa tersanjung karena anda memilih saya sebagai selir agung." Ucap Kita, melirik [Name]. "Padahal kita belum pernah saling kenal sebelumnya."
"Apa saya boleh mengetahui alasan anda memilih saya sebagai selir agung?" Tanya Kita.
[Name] pun menaruh cangkirnya di meja dan menjawab. "Saya merasa anda orang yang baik, bertanggungjawab dan bisa dipercaya."
" 'Merasa'?" Ulang Kita, membuat [Name] meliriknya. "Saya tidak tahu kalau dengan perasaan saja bisa membuat seorang Ratu melantik seorang pria yang tidak dikenalnya menjadi selir agungnya."
[Name] menghela nafasnya ringan sambil tersenyum. "Yah, saya rasa tidak perlu menutup-nutupinya. Saya yakin anda juga tahu alasan saya melantik anda menjadi selir agung adalah karena kekuatan persenjataan kerajaan anda."
Kita Shinsuke menyimak perkataan [Name].
"Tapi, bukan berarti saya sama sekali tidak melihat kebaikan dan ketulusan anda." Lanjut [Name]. "Kalau saya hanya peduli tentang persenjataan kerajaan Inarizaki tentu saya akan memilih salah satu dari pangeran kembar Miya. Namun, saya memilih anda yang bukan pangeran, melainkan hanya anak dari seorang jendral." [Name] menoleh pada Kita dan tersenyum menatapnya. "Mungkin saya jatuh cinta pada pandangan pertama pada anda, Kita-san."
Kita Shinsuke membulatkan matanya kaget. Rona merah mulai terlihat di pipinya. Ia pun berdeham untuk menghilangkan rasa salah tingkahnya. [Name] hanya tersenyum gemas melihat itu.
"Kalau begitu, saya merasa terhormat." Ucap Kita berusaha tetap cool.
"Lalu, apa rencana anda sekarang?" Tanya Kita.
"Hm?" [Name] hanya memiringkan kepalanya bingung.
"Maksud saya, apa yang ingin anda lakukan malam ini?" Kita memperbaiki pertanyaannya.
"Ah... Sepertinya aku akan tidur saja..." [Name] mulai was-was. Ia sama sekali tidak ingin melakukan 'itu' untuk saat ini. Entah kapan ia siap melakukannya bahkan dengan suaminya. [Name] selama ini selalu menghindari kegiatan-kegiatan seperti itu baik dengan suaminya ataupun selir-selirnya. Dan untunglah ia berhasil sampai kini menjaga keperawanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•
Fanfiction[15+] / [17+] !Cerita ini tidak mengandung unsur LGBT, bukan cerita BxB atau BL! Murasaki [Name] yang merupakan Ratu Kerajaan Kaizen terpaksa harus menikah dengan pangeran kerajaan tetangga untuk menambah kekuatan kerajaannya di tengah perang melawa...