"Wahh istana ini benar-benar indah dan luas! Kurasa seminggu pun tidak cukup untuk menjelajahi semua bagian istana ini!"
"Jangan norak Noya-san," Tegur Tanaka yang berusaha jaga image.
"Kau tidak seru!" Kata Nishonoya. "Ya kan Suga-sama?"
"Oh, ada kucing!" Ucap Sugawara mengabaikan Nishinoya. Ia mengejar seekor kucing berbulu putih diikuti oleh kedua pengikut setianya sampai akhirnya ia berhenti saat bertemu dengan seseorang.
"Pangeran Kageyama," Sapa Sugawara canggung.
"Sugawara-san," Kageyama menyapa balik dengan datar. Kucing yang dikejar Sugawara pun telah menghilang dibalik semak-semak. Nishinoya dan Tanaka tampak tidak terlalu menyukai Kageyama.
"Akhirnya kita bertemu. Aneh sekali kita tidak bertemu beberapa hari padahal ada di istana yang sama." Kata Sugawara mencoba mencairkan suasana.
"Aku tidak menyangka Yang Mulia Ratu menerimamu menjadi selirnya." Balas Kageyama masih dengan ekspresi datar.
Sugawara tersentak. "Dinginnya...." Sementara Nishinoya dan Tanaka diam-diam memelototi Kageyama.
"Haha... Benar, aku juga tidak menyangka lho..." Balas Sugawara masih setia tersenyum.
"Apa Sugawara-san sudah bertemu dengan Yang Mulia Ratu?" Tanya Kageyama.
"Belum... Malam ini aku akan bersamanya," Kata Sugawara dengan wajah sedikit merona.
"Benarkah?" Kata Kageyama. "Jangan senang dulu. Belum tentu juga akan terjadi sesuatu di antara kalian. Pangeran Ushiwaka saja tidak terlihat dekat dengan Ratu."
Sugawara tersentak lagi. Nishinoya dan Tanaka masih memelototi Kageyama. "Kalau dia bukan pangeran kerajaan kami, pasti sudah kuhajar sejak lama." Batin mereka.
"Pokoknya, pria yang akan mengambil hati Ratu itu adalah aku." Ucap Kageyama tegas kemudian berlalu pergi.
Sugawara tidak bergerak dari tempatnya. Nishinoya dan Tanaka berteriak, "Deklarasi perang! Suga-sama, itu adalah deklarasi perang! Kita harus melawan!"
"Suga-sama, saya siap memberi tips untuk nanti malam." Bisik Tanaka di samping telinga Sugawara.
"Benar, dijamin Yang Mulia Ratu akan tergila-gila pada anda," tambah Nishinoya.
"Nishinoya, Tanaka, sudahlah," Potong Sugawara muram. "Ayo kita masuk ke istana. Di sini udaranya panas." Ia melangkah mendahului Tanaka dan Nishinoya.
›››‹‹‹
'SRAK'
[Name] melepas tangannya dari tali busur. Memandang datar panah ke-10 nya yang tepat sasaran. Ia mengambil anak panah lagi lalu membidik sasaran. Lagi-lagi panahnya menancap tepat sasaran.
"Kemampuan memanahmu masih sehebat dulu,"
[Name] menoleh ke belakang. Terlihat seorang wanita berambut hitam dan tahi lalat yang khas di dekat bibirnya. "Kiyoko," Ucap [Name] datar.
"Aku tidak menyangka kau berani datang ke sini, Yang Mulia," Katanya dingin.
[Name] kembali menatap ke depan dan berkata, "Kenapa tidak? Tempat ini memiliki banyak kenangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•
Fanfiction[15+] / [17+] !Cerita ini tidak mengandung unsur LGBT, bukan cerita BxB atau BL! Murasaki [Name] yang merupakan Ratu Kerajaan Kaizen terpaksa harus menikah dengan pangeran kerajaan tetangga untuk menambah kekuatan kerajaannya di tengah perang melawa...