Semua pekerjaan telah selesai dan hari sudah malam. Seharusnya [Name] akan ke kamar Pangeran Ushijima dan bicara padanya. Tapi entah kenapa ia tidak juga bisa melakukannya. Mungkin ia belum memiliki keberanian. Sudah beberapa hari sejak kunjungannya ke Kerajaan Hi dan mendapatkan teguran keras dari Shoyo.
[Name] berjalan di sepanjang lorong dan tanpa sadar ia sampai di depan kamar Pangeran Ushijima. [Name] ingin mengetuk pintunya, namun ia mengurungkan niatnya. Ia pun memutuskan untuk ke kamarnya saja.
[Name] menghela nafas dan menatap lagit-langit kamar. "Tuhan, tolong beri aku keberanian...." Gumamnya.
Setelah [Name] pergi dari depan kamar pangeran Ushijima, pangeran Ushijima keluar dari kamarnya. Ia tidak tahu kalau [Name] tadi sempat datang ke depan pintunya. Pria tinggi itu pun berjalan ke sebuah ruangan di istana. Di ruangan itu, sudah ada Norio yang menunggu.
"Pangeran Ushijima, sudah kuduga kau akan datang." Kata Norio. Ia mengulurkan tangannya seperti meminta sesuatu. Ushijima pun memberikannya sebuah bungkusan kecil yang berisi bubuk.
"Ini ekstrak Manihot glaziovii, aku mendapatkannya dari kerajaanku." Ucap Ushijima.
"Hm... Bagus," Norio tersenyum lebar. "Terimakasih, Pangeran,"
"Tapi... Apa anda yakin ingin melakukannya?" Tanya Ushijima.
"Seorang pria tidak seharusnya ragu-ragu. Bukankah dia selama ini mengabaikan bahkan merendahkanmu?" Ucap Norio.
Pangeran Ushijima hanya bisa menunduk. Sebenarnya ia tidak yakin dengan apa yang ia lakukan.
›››‹‹‹
"Yang Mulia, apa anda baik-baik saja? Anda terlihat tidak fokus sejak pulang dari Kerajaan Hi." Ucap Michimiya khawatir. Ia membantu [Name] melepaskan mahkotanya.
"Hm, aku baik-baik saja kok." Jawab [Name], duduk di pinggir tempat tidurnya.
"Apa anda yakin? Jika anda kurang sehat, saya akan memgambilkan obat atau memanggil tabib." Kata Michimiya.
"Tidak, aku hanya ingin sendiri." Kata [Name]. Tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu. "Tunggu Michimiya, kalau begitu, bawakan aku Wine,"
"Eh? Wine?"
Michimiya meninggalkan [Name] di kamar sendirian ketika ia selesai mengantarkan sebotol Wine asli buatan Kaizen. Memang [Name] hanya menyukai Wine buatan Kaizen. Michimiya sebetulnya khawatir, namun ia paham kalau [Name] hanya ingin sendiri. Ia tahu kalau wanita itu pasti sedang stress berat kalau ia sudah meminta Wine seperti itu. Karena sebetulnya [Name] tidak terlalu menyukai minuman keras.
[Name] POV:
Satu gelas, dua gelas, tiga, empat, lima, enam gelas Wine sudah kuteguk. Rasa manis sekaligus alkohol yang menyengat seolah membuat seluruh tubuhku terasa panas. Aku yakin wajahku sudah memerah dan nafasku juga memberat, namun aku terus menuangkan wine ke gelas.
'BRAK'
Aku menggebrak meja dengan cukup keras. "Sial..... Aku memang bodoh!"
"Kenapa.... Kenapa tidak ada yang berjalan sesuai keinginanku?" Racauku. "Kenapa saat itu... Saat aku sudah jatuh cinta... Kenapa kau malah pergi? Kenapa.... Padahal aku hanya ingin bersekolah di Sekolah Parjurit dan menjadi Panglima Perang seperti ayah... Jadi prajurit biasa pun tidak apa-apa! Tapi kenapa...? Kenapa malah jadi seperti ini..?"
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•
Fanfiction[15+] / [17+] !Cerita ini tidak mengandung unsur LGBT, bukan cerita BxB atau BL! Murasaki [Name] yang merupakan Ratu Kerajaan Kaizen terpaksa harus menikah dengan pangeran kerajaan tetangga untuk menambah kekuatan kerajaannya di tengah perang melawa...