Matahari baru saja muncul beberapa jam lalu. Angin sepoi-sepoi menyerobot masuk melalui jendela ruang belajar. Suara penjelasan guru seperti suara nyamuk yang mengusik telinga. Gadis kecil itu hampir tertidur karena bosan.
"...jadi, setelah Hoshimi ditaklukan oleh Kaizen, Kaizen mengambil alih Hoshimi. Istana Hoshimi saat ini menjadi pusat pemerintahan Kaizen di Hoshimi dan Yang Mulia Ratu mengutus seorang Perdana Menteri untuk bertugas di sana." Guru itu menjelaskan sambil menulis di papan tulis.
Gadis kecil itu mendengus pelan. Ia melirik pintu ruangan. Ingin sekali rasanya ia kabur dari ruangan ini.
"...nama negeri 'Hoshimi' sendiri tidak diganti karena..."
Jantung gadis itu berdegup kencang. Ia sudah memutuskan kalau ia akan kabur dari sesi belajar yang membosankan ini. Ia pun mengendap-endap ke arah pintu. Membuka pintu itu perlahan tanpa suara, lalu meninggalkan ruangan.
"...meski begitu, Hoshimi tetap berada di bawah kekuasaan Kaizen. Pemimpin Hoshimi adalah Ratu Kaizen, yaitu..." Guru itu menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya ia saat melihat satu-satunya murid yang ia bimbing telah menghilang dari ruangan.
"Tuan putri? Tuan putri!" Panik guru itu.
Sementara itu, sang putri mahkota Kaizen tengah berlari dengan girang di sepanjang lorong. Sesekali ia melompat-lompat. "Hehehe... Aku lolos dari guru membosankan itu lagi!" Ujarnya.
Beberapa kali ia hampir berpapasan dengan pelayan atau pengawal, namun ia langsung bersembunyi.
Ia mengintip dari balik pilar istana. Terlihat [Name] sedang berjalan bersama Michimiya dan seorang menteri di sisinya. Mereka terlihat bicara serius seperti membahas permasalahan yang sangat serius. Mereka memasuki ruang kerja [Name] lalu pintu itu ditutup rapat.
Setelah dirasa aman, putri mahkota itu kembali berjalan mengendap-endap keluar dari istana. Ia berhasil keluar dari istana menuju Miracle Forest.
›››‹‹‹
"Saat ini Kementrian Lingkungan Hoshimi masih menyelidiki sebab ketidaklayakan air di beberapa daerah di Hoshimi." Jelas Menteri Lingkungan pada sang Ratu Kaizen. "Tapi sepertinya sebabnya adalah karena efek dari perang antara aliansi Kaizen dan Hoshimi beberapa tahun lalu."
"Baiklah, segera cari solusi untuk memulihkan kualitas air di daerah-daerah itu. Aku juga akan bicara dengan para ilmuwan Inarizaki. Mereka pasti bisa membantu." Kata [Name]. "Untuk sementara ini, bantu warga daerah-daerah itu. Antarkan air bersih dari daerah lain yang tidak tercemar secara gratis."
"Baik, Yang Mulia," kata si menteri. Kemudian ia pamit, meninggalkan Michimiya dan [Name].
Beberapa saat kemudian, pintu ruang kerja [Name] diketuk.
"Masuk," ucap [Name].
Pintu terbuka dan terlihat Kita Shinsuke memasuki ruangan. Salah satu tangannya seperti menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.
"Apa kamu sibuk, [Name]?" Tanya Kita.
[Name] tersenyum, "Tidak juga. Aku baru saja bicara dengan Menteri Lingkungan."
Michimiya yang menyadari apa yang disembunyikan Kita di belakang punggungnya dan peka dengan keadaan segera pamit dari ruangan itu.
Setelah Michimiya keluar, Kita Shinsuke mendekati [Name] lalu menunjukkan benda yang sedari tadi disembunyikannya. "Ini untukmu, [Name],"
Kita Shinsuke menunjukkan sebuket bunga Amur Daylily. Bunga yang indah dan memiliki kesan ceria dengan warna kuning terangnya.
"Kebun istana Inarizaki sedang berbunga, jadi aku memetiknya untukmu." Lanjut Kita. Rupanya ia menyempatkan diri untuk memetik bunga untuk [Name] saat ia mengunjungi istananya pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•
Fiksi Penggemar[15+] / [17+] !Cerita ini tidak mengandung unsur LGBT, bukan cerita BxB atau BL! Murasaki [Name] yang merupakan Ratu Kerajaan Kaizen terpaksa harus menikah dengan pangeran kerajaan tetangga untuk menambah kekuatan kerajaannya di tengah perang melawa...