Chapter Nineteen

519 90 66
                                    

Akhirnya puncak dari pertempuran antara Kaizen dan Hoshimi terjadi. Pertempuran terjadi di darat maupun laut. Kapal-kapal perang kedua kerajaan itu saling berhadapan. Sudah banyak kapal yang karam, namun hal itu tidak menghentikan mereka berperang.

Di darat, pertempuran berlangsung lebih sengit. Pasukan Kaizen yang begitu banyak langsung menyerbu ke wilayah Hoshimi. Sudah banyak korban yang berguguran.

Di tengah kekacauan itu, tentu saja tidak ada yang menyadari keberadaan [Name] dan yang lainnya. Setelah berdebat dengan Kiyoko lagi, akhirnya [Name] memutuskan untuk tetap pergi ke Hoshimi. Namun, ia tidak akan terlibat langsung dengan perang. Dirinya dan Raiden akan menjalankan tugas yang paling penting. Shoyo, Daichi, Asahi, Ushijima, Kuroo, Kageyama, Kita dan Akaashi akan mengawasi medan perang. Karena mereka yakin kalau Hoshimi akan melakukan trik trik licik lainnya. Sementara Kenma, Sugawara, Oikawa dan Bokuto akan memancing para pengawal istana. Mereka akan berpura-pura menyelinap ke istana Hoshimi dan tertangkap. Hal itu mereka lakukan untuk mengalihkan perhatian para pengawal karena [Name] dan Raiden yang sebenarnya akan menyelinap ke dalam istana.

"Hei, siapa kalian?!" Seorang pengawal istana melihat Bokuto, Oikawa, Kenma dan Sugawara yang ingin menyusup.

"Oh astaga... Kita ketahuan," ucap Sugawara datar seperti aktor amatir.

"Oh tidak, ayo kabur!" Ucap Oikawa yang mendalami peran. Mereka pun melarikan diri dari kejaran para pengawal.

Kenma berlari dengan dada yang sudah sesak. "Hahh.... Kenapa aku mengambil tugas ini?"

"Kenma-san, cepatlah!" Teriak Sugawara yang panik melihat Kenma tertinggal cukup jauh.

"Dasar bocah kurang olahraga!!" Bokuto berbalik dan menggendong Kenma. Kemudian ia kembali berlari.

"H-hebat... Pangeran Bokuto!" Ujar Sugawara yang melihat Bokuto masih gesit berlari meski sambil menggendong Kenma.

"Hei, turunkan aku!" Kenma memberontak.

"Kau mau tertangkap hah?!" Balas Bokuto. "Sudah diam saja!"

"Mereka berhasil memancing pengawal," ucap Raiden yang melihat para pengawal berhasil dipancing menjauhi istana. Saat ini, ia dan [Name] sedang berada di taman samping istana.

[Name] mendongak menatap jendela di lantai dua istana. "Di sana ruang makan khusus Raja. Di jam ini dia pasti sedang makan siang."

"Baiklah, ayo kita memanjat sekarang." Ajak Raiden.

›››‹‹‹

Anne berjalan cepat di sepanjang lorong sambil memakai jubahnya. Terdengar suara derap kaki di belakangnya. Namun ia mengabaikan orang yang berusaha mengejarnya itu. Karena ia tahu siapa orang itu.

"Anne... Anne!"

Anne terpaksa berhenti saat orang itu menepuk bahunya. Ia menoleh ke belakang, "Ada apa, Dante?"

"Kau akan turun ke medan perang?" Tanya Dante.

"Tentu saja. Inilah saatnya." Jawab Anne tersenyum santai. "Tidak mungkin aku hanya diam menonton saat keadaannya seru seperti ini kan?"

"Kali ini pertempurannya sangat besar. Kurasa ini puncaknya. Apa kau benar-benar yakin akan turun--"

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan, Dante?" Potong Anne. Ia tampak tidak tahan dengan omongan Dante yang menurutnya berbelit-belit.

"Aku..." Dante tampak ragu untuk mengatakan sesuatu. "Kurasa situasinya terlalu berbahaya bagimu."

"Pftt... Hahahahahahahaha..." Tanpa diduga Anne justru tertawa. "Apa-apaan? Situasinya terlalu berbahaya bagiku?"

•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang