Chapter Thirteen

634 122 31
                                    

[Name] diajak berkeliling kastil oleh Shoyo dan Natsu. Kastil itu tidak terlalu besar dan mewah, sehingga tidak terlalu memakan waktu untuk menjelajahinya. Setelah berkeliling, [Name] akhirnya bertemu dengan Raja kerajaan Hi. [Name] pun dijamu dengan aneka ragam makanan khas kerajaan itu.

"Saya merasa terhormat karena anda sendiri yang datang ke kerajaan kami, Yang Mulia." Ucap sang Raja. "Selain itu, Kaizen juga sangat cepat menanggapi laporan kami.

"Tentu saja, bagaimanapun juga kerajaan Hi adalah bagian dari Kaizen." Jawab [Name] hangat.

"Saya sudah dengar kalau desa di kaki gunung Kaizen telah dibakar oleh mereka. Saya turut prihatin. Kerajaan Hi selalu siap untuk membantu dalam perang."

"Kami akan menyambut bantuan kalian dengan senang hati." Kata [Name]. "Saya juga sudah mendengar kalau utusan Hoshimi telah datang ke sini beberapa hari lalu. Bisakah anda menceritakan apa yang mereka inginkan?"

"Soal itu..." Raja kerajaan Hi tampak berkeringat. "Hoshimi pasti mengincar kerajaan ini karena letaknya agak jauh dari Kaizen. Mereka mengira kami mungkin memiliki masalah dengan Kaizen. Jadi mereka mengajak kami untuk bergabung dengan mereka dan melawan Kaizen. Saat itu saya hanya bisa berkata kalau saya akan mempertimbangkannya. Karena saya sangat takut. Mereka datang ke sini berbondong-bondong dan bersenjata. Saya yakin kalau kapal-kapal perang mereka mengawasi pulau ini dari jauh. Saya khawatir mereka akan menyerang pulau ini."

"Saya mengerti dengan kekhawatiran anda, Raja Hinata." Ucap [Name]. "Tapi sekarang, anda tidak perlu khawatir lagi. Kaizen pasti akan melindungi kerajaan ini."

"Terimakasih, Yang Mulia,"

›››‹‹‹

"Ayo kejar aku Onii-chan! Hehehe..."

"Tunggu, Natsu!"

"Ayo kejar aku kalau bisa-- aduh..." Natsu jatuh terduduk setelah menabrak seseorang di lorong kastil. Ia mendongak menatap orang itu dan seketika ia tersentak lalu langsung berdiri. "Y-Yang Mulia [Name]! M-maafkan saya!" Ia membungkukkan tubuhnya sembilan puluh derajat.

Shoyo pun berhenti, melihat adiknya yang sedang meminta maaf pada [Name]. "Natsu! Sudah kubilang kan jangan berlari di dalam kastil!" Ia menatap [Name] khawatir. "M-maafkan adik saya, Yang Mulia. Anda tidak apa-apa kan?"

[Name] sempat tertegun sesaat saat melihat Hinata Shoyo. Pemuda itu sangat akrab dengan anak kecil dan kelihatan sangat penyayang. Hal itu mengingatkannya pada Pangeran Raiden.

"Saya baik-baik saja." [Name] tersenyum. "Ketimbang saya, seharusnya putri Natsu yang dikhawatirkan. Tadi putri terjatuh. Apa kamu baik-baik saja?" Ia memandang Natsu khawatir. Natsu pun merasa terharu karena [Name] mengkhawatirkannya. Dan ia kagum karena [Name] ternyata orang yang sangat baik.

"S-saya baik-baik saja, Yang Mulia." Jawab Natsu.

"Lain kali, jangan berlari di lorong kastil ya." [Name] tersenyum manis.

"B-baik!" Jawab Natsu sigap. Shoyo pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Padahal ia sudah sering memperingati Natsu tapi gadis itu tidak pernah mendengarkannya. Namun jika [Name] yang mengatakannya dia baru mendengarkan.

"Kalau begitu, saya akan ke kamar untuk beristirahat. Sampai ketemu, putri Natsu, pangeran Hinata." [Name] sedikit membungkukkan kepala hormat lalu pergi dari sana.

"Ratu [Name] ternyata sangat baik hati...." Gumam Natsu dengan mata berbinar-binar.

›››‹‹‹

•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang