Bibir Bokuto mengerucut. Ia sangat kesal karena hari ini istrinya yang merupakan Ratu Kaizen sangat sangat sibuk hingga tidak memerhatikannya sedikitpun.
Mata Bokuto memicing melihat [Name] yang sedang dikelilingi beberapa pria dan sibuk mengobrol dengan mereka. Mereka adalah para menteri kerajaan Kaizen.
Hari ini adalah ulang tahun kerajaan Kaizen dan diadakan pesta di istana. Itulah sebabnya istana saat ini sangat ramai. Bukan hanya para menteri, pejabat dan bangsawan yang hadir, tapi [Name] juga mengundang rakyat biasa. Istana menyediakan makanan gratis untuk semua yang datang, bahkan [Name] memerintahkan para prajurit untuk membagikan makanan ke wilayah lain di kerajaan, karena tidak semua warga Kaizen bisa datang ke istana.
Pesta diadakan dari aula utama istana sampai ke luar istana. Jadi saat ini istana benar-benar dipadati orang.
"...lalu saat masih sekolah juga si Alfred ini pernah ketiduran di kelas. Guru mencoba membangunkannya dan kami semua tertawa karena dia bangun dengan iler di mulutnya. Itu benar-benar lucu." Salah satu menteri menceritakan kisah lucu dari menteri lainnya yang merupakan teman baiknya sejak masa sekolah.
[Name] tertawa renyah mendengar cerita lucu itu. "Wah, ada kejadian seperti itu ya?"
"Astaga, jangan diceritakan! Itu memalukan!" Kata salah satu menteri bernama Alfred yang baru saja dibuka aibnya.
"Yang Mulia Ratu harus tahu kelucuanmu,"
"Astaga aku benar-benar malu..."
Sementara percakapan [Name] dengan para menterinya semakin seru, Bokuto malah semakin cemberut.
"Oh ya, saya harus menemui tamu yang lain," ucap [Name]. "Tuan-tuan sekalian, silahkan lanjut menikmati pesta,"
"Oh, baiklah, Yang Mulia," Balas para menteri.
Bokuto tersenyum saat melihat [Name] sudah pamit pada para menteri itu. Ia tidak mendengar apa yang [Name] katakan pada para menterinya, namun Bokuto melihat jelas bahwa [Name] meninggalkan mereka.
Bokuto pun mendekati [Name], "[Name], disana ada kue yang enak lho! Aku sudah coba tadi. Kau juga harus coba--"
"Tunggu sebentar, sayang, aku harus menemui warga yang datang," Ucap [Name] sambil tersenyum sekilas, kemudian berlalu pergi.
Bokuto tampak kecewa. Ia pun mengikuti kemana [Name] pergi.
Wanita itu keluar dari aula istana menuju halaman istana. Karena kebanyakan warga berpesta di halaman istana. Hanya sedikit yang bisa masuk ke aula, karena aula dipenuhi oleh para pejabat dan bangsawan.
Di halaman istana yang luas terdapat banyak booth makanan. Para warga yang datang tampak menikmati pesta. Dan saat melihat Ratu mereka datang, mereka langsung berhenti mengobrol dan menghampiri sang Ratu. Banyak yang ingin bersalaman, namun karena terlalu ramai, tidak semua orang dapat berjabat tangan dengan pemimpin yang mereka hormati itu.
"Yang Mulia, senang bisa bertemu anda,"
"Yang mulia terimakasih sudah mengundang kami,"
"Anda sangat cantik hari ini, Yang Mulia,"
"Terimakasih banyak," balas [Name]. Ia tersenyum ramah pada rakyatnya, juga meladeni yang ingin berjabat tangan dengannya. "Saya juga senang kalian semua hadir di pesta ini. Saya harap kalian menikmati pestanya,"
"Yang Mulia, anak saya sangat ingin bersalaman dengan anda," Tiba-tiba seorang ibu menyeruak di antara kerumunan sambil menggendong anaknya yang masih berusia 5 tahun.
"Oh, halo, kamu anak perempuan yang cantik," [Name] menyapa ibu dan anak itu dengan ramah. Ia pun menjabat tangan mungil anak itu. "Apa kau mau kugendong?"
KAMU SEDANG MEMBACA
•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•
Fanfic[15+] / [17+] !Cerita ini tidak mengandung unsur LGBT, bukan cerita BxB atau BL! Murasaki [Name] yang merupakan Ratu Kerajaan Kaizen terpaksa harus menikah dengan pangeran kerajaan tetangga untuk menambah kekuatan kerajaannya di tengah perang melawa...