Chapter Eight

891 139 13
                                    

"Nyehehehe..."

"Hehehehe....."

"Fufufu..."

"Kalian ini kenapa sih?" Sugawara menaruh sendoknya dengan kasar di atas meja makan, tidak tahan dengan keanehan dua pengikut setianya pagi ini. Saat ini mereka tengah makan kue di taman istana.

"Bukan apa-apa kok~" Ucap Nishinoya, melirik Tanaka.

"Hm, bukan apa-apa Suga-sama," Timpal Tanaka masih tersenyum tidak jelas.

"Bisakah kalian bersikap normal sehari saja?" Sugawara menghela nafas lelah.

"Anda sepertinya sangat kelelahan Suga-sama," Goda Tanaka.

"Tidak juga," Jawab Sugawara.

"Ohohoho tentu saja, stamina anda kan bagus ya?" Kata Tanaka lagi, Nishinoya tidak bisa menahan senyum lebarnya.

"Kenapa jadi membicarakan stamina?" Heran Sugawara. "Kalian ini kenapa sih?"

"Aduh sudah kami bilang bukan apa-apa~"

"Terserah kalian sajalah," Sugawara menyerah. Ia lanjut memakan kuenya sampai akhirnya matanya menangkap seorang pemuda bersurai hitam yang sedang membawa beberapa tangkai bunga mawar putih. Mereka bertemu tatap.

"Pangeran Kageyama, mau minum teh bersama kami?" Sapa Sugawara ramah.

"Tidak." Jawab Kageyama singkat.

"B-baiklah..." Ucap Sugawara. "B-bunganya sangat indah,"

"Oh ini? Ini akan kuberikan pada Yang Mulia Ratu. Katanya beliau sangat menyukai mawar putih." Kata Kageyama. "Malam ini aku pasti akan mencuri hati Ratu."

"B-begitu ya..." Sahut Sugawara.

Nishinoya dan Tanaka tersenyum miring. "Tapi jangan senang dulu, pangeran. Belum tentu akan ada sesuatu yang terjadi antara anda dan Yang Mulia Ratu. Pangeran Ushiwaka saja tidak terlihat dekat dengan Ratu." Nishinoya membalikkan kata-kata Kageyama kemarin. Kageyama pun menatap Nishinoya tajam.

"Selain itu, Yang Mulia Ratu sudah menemukan pria yang tepat untuknya." Ucap Tanaka melirik Sugawara dengan percaya diri. Sugawara pun bingung.

"Kalian kenapa bicara begitu?" Tegur Sugawara yang sudah ngeri dengan aura Kageyama. "Cepat minta maaf pada pangeran,"

"Maafkan kami, pangeran, tapi kami hanya mengingat kata-kata mutiara anda kemarin." Tanaka dan Nishinoya membungkukkan badan.

"Kalian..!" Omelan Kageyama terpotong ketika ia melihat beberapa kereta kuda memasuki halaman istana. Ia memperhatikan kereta-kereta kuda itu seksama. "Lambang itu... Kerajaan Inarizaki?" Gumamnya.

"Inarizaki?" Nishinoya sedikit mencondongkan tubuhnya untuk melihat lebih jelas. "Untuk apa mereka kesini?"

"Mungkin kandidat selir lainnya." Sahut Kageyama.

"Kandidat selir?" Tanaka menoleh pada Kageyama. "Ratu akan punya selir lagi?!"

"Memangnya kalian tidak tahu? Ratu berencana memiliki paling sedikit 7 selir."

"Apa?!" Kaget Nishinoya dan Tanaka. Sugawara hanya menunduk dan mengepalkan tangannya.

"Yah, aku tidak peduli. Siapapun saingannya, aku yang akan menang." Kata Kageyama seraya melangkah pergi memasuki istana.

Melihat raut wajah Sugawara, Nishinoya dan Tanaka mencoba menghiburnya. "Suga-sama, jangan khawatir, kan Yang Mulia Ratu sudah menjadi milik anda."

"Milikku? Apa maksud kalian?" Sugawara melirik kedua pengikutnya itu.

"Kan tadi malam kalian berdua sudah--"

•𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮 𝐇𝐚𝐫𝐞𝐦 𝐂𝐚𝐬𝐭𝐥𝐞•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang