•RAIN 3•

2K 334 50
                                    

Apa kabar gengs? Masih bahagia kan hari ini?🤙

-
-
-
-

Disebuah taman Chika sedang duduk diatas rumput tepat dibawah pohon sembari membaca novel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disebuah taman Chika sedang duduk diatas rumput tepat dibawah pohon sembari membaca novel. Sesekali ia juga meminum jus jeruk miliknya. Tiba-tiba ada yang mengambil sebelah earphone yang Chika pakai dan dipasangkan ke telinganya.

"Galau ya mbaknya?"

"Rain?"

Orang yang mengambil earphone itu adalah Rain. Rain tersenyum pada Chika dan membenarkan rambut yang menutupi wajah canti Chika. Sedangkan Chika matanya sudah berkaca-kaca.

"Hei kenapa kok mau nangis gini?" Tanya Rain sembari menangkup wajah Chika

"I-ini beneran kamu?" Tanya Chika

"Iya ini aku, Rain" jawab Rain

Chika langsung memeluk Rain dan menangis sejadi-jadinya. Rain membalas pelukan Chika. Ia mengusap rambut Chika agar Chika tenang.

"Kamu kemana aja? Aku kangen" ucap Chika

"Aku gak kemana-mana kok, selama ini aku ada dideket kamu" balas Rain

Mereka masih dengan posisi berpelukan. Chika memeluk Rain dengan erat, seakan mengisyaratkan Chika tidak ingin Rain menghilang lagi. Chika memejamkan matanya menikmati usapan lembut yang Rain berikan dikepalanya.

Namun beberapa detik kemudian perlahan tubuh Rain berubah menjadi asap. Chika langsung melepaskan pelukannya dan menatap khawatir pada Rain.

"Rain kamu kenapa?" Tanya Chika khawatir

"C-chika a-aku kenapa?" Panik Rain

Chika panik pada Rain, ia terus menggenggam erat tangan Rain. Sampai akhirnya perlahan tangan Rain mulai tembus pandang dan tidak dapat Chika genggam lagi.

Tubuh Rain yang awalnya asap kini mulai tembus tak dapat Chika gapai lagi. Rain terus berteriak ketakutan dan Chika terus memanggil nama Rain sembari menangis. Hingga akhirnya, Rain benar-benar sudah tidak terlihat lagi didepan Chika.

"RAIN"

Dengan nafas yang tidak teratur Chika bangun dari tidurnya. Ternyata itu hanya mimpi, namun mengapa sangat terasa seperti nyata. Chika mengusap kening dan lehernyanya yang berkeringat. Ia mengambil gelas berisi air minum di nakas dan langsung meneguknya.

Chika duduk sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia kembali menangis mengingat mimpinya itu. Sesekali ia juga menggumamkan nama Rain.

"Rain kamu dimana sih"

"Rain aku suka sama kamu bahkan aku cinta sama kamu, salah gak sih aku cinta sama kamu"

Chika menghapus air matanya dan menatap jam weker nya. Pukul 05.30 pagi, Chika bersandar di headboard kasurnya. Ia memejamkan matanya mencoba untuk tidak mengingat mimpi yang menyedihkan itu.

P R A G M A • {Chikara Series}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang