Lapak ini dikhususkan buat up cerita pendek/oneshoot hasil dari fake scenario sebelum author tidur. Dan tentunya masih dengan tokoh kesayangan kita semua Chika dan Ara💗.
Cinta Pragma adalah gambaran mengenai cinta yang dewasa dimana setiap pasangan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suasana malam yang sunyi dengan langit gelap tanpa cahaya bulan menyelimuti ibu kota Jakarta. Tepat dibawah sinar lampu pinggir jalan ada seorang perempuan berhoodie putih tengah menunduk sembari memeluk lututnya.
"Gak seharusnya kamu ada di dunia ini"
"Kamu cuma orang pembawa sial"
"Aku kecewa sama kamu, intinya sekarang aku gak mau lagi ketemu sama kamu!"
"Kita putus!"
Tak sadar air mata perempuan itu menetes karena suara yang terngiang-ngiang di telinganya. Kondisi yg sedang dia alami malam ini jauh dari kata baik, Hoodie putih yang tampak sedikit kotor dan kaki sedikit luka karena tidak menggunakan alas kaki.
"Now I really have no one"
Cukup lama perempuan itu bertahan dengan posisinya, sampai akhirnya hujan perlahan turun membasahi perempuan itu. Tidak ada tanda-tanda dari perempuan itu untuk pergi meneduh, justru perempuan itu semakin mengencangkan suara tangisannya.
"Kenapa gue ditakdirkan hidup kaya gini Tuhan.."
"Gue kangen Mama Papa, gue sekarang udah gak punya siapa-siapa lagi..."
Perempuan itu meluapkan semua beban hidupnya yang selama ini ia pendam pada malam itu. Namun beberapa menit kemudian, ada seorang perempuan lain membawa payung dan mengadahkan payung itu padanya.
"Sudah malam gak baik hujan-hujanan kaya gini nanti kamu sakit" ujar perempuan itu
"Lo siapa? Gak usah sok peduli sama gue. Semua orang-orang yang peduli sama gue udah hilang, dan Lo gak usah sok peduli sama gue"
"Aku bukannya sok peduli, aku cuma gak mau aja tiba-tiba besok ada polisi lagi olah TKP akibat penemuan mayat perempuan disini"
"Terserah gue, ini jalanan bukan punya Lo. Ini jalanan umum, mau gue mati kek mau gue idup juga bukan urusan Lo"
"Manusia kurang bersyukur" gumam perempuan yang membawa payung
"Heh! Gue denger ya!"
"Oke-oke maaf, sebaiknya kamu ikut aku. Rumahku tepat diseberang jalan. Jangan menyiksa diri kamu"
