Selamat membaca 🙇🏻
-
-
-
-Saat ini Ara sedang asik mencuci motornya di depan rumah. Ia juga sudah memakai earphone wireless di kedua telinganya sembari mulutnya bernyanyi kecil. Suasana pagi itu sejuk, langit berawan dan matahari tampak malu-malu bersembunyi di balik kepulan awan.
Sentuh lah dia tepat di hatinya~
Dia kan jadi milikmu selamanya ~
Sentuh dengan setulus cinta~
Buat hatinya terbang melayang~Ara tampak asik menggosok body motornya dengan sabun cuci motor. Lalu menyemprotkan dengan air. Kaos oblong berwarna biru nya juga tampak sedikit basah karena terkena air. Ara mendongak saat sepasang kaki berada di depannya.
"Ngapain?" Tanya Ara
"Emang gak boleh ngeliat Lo cuci motor?" Balas Chika
"Kedekatan, ntar Lo kena semprot. Jauh-jauh deh," ucap Ara
"Lo gak nyoblos?" Tanya Chika
"Nanti siang," jawab Ara
Chika menganggukkan kepalanya, "Gue udah, nih baru balik sama Papi Mami," ucap Chika
"Oh."
"Ntar tintanya di tangan kiri ya jangan kanan," ucap Chika
"Iya."
"Jari kelingking, dikit aja yang penting ada tandanya," ucap Chika
"Iya Chika."
Ara masih fokus dengan motornya, namun perempuan disebelahnya itu tetap berdiri memperhatikannya. Ara sudah mulai risih karena diperhatikan, akhirnya ia mematikan kran airnya dan menoleh pada Chika.
"Mending Lo pulang lanjut tidur," ucap Ara
Bukannya menuruti ucapan Ara, Chika justru tersenyum. "Makan bubur ayam depan yuk, gue traktir deh."
"Banyak duit Lo?"
"Hehe mayan."
"Ogah kalo duit hasil serangan fajar, ntar perut gue ada uletnya lagi," ucap Ara
"Ihh enggak, ini duit gue dikasih Mami," balas Chika
"Ya udah deh, gue juga lagi laper," balas Ara
Ara buru-buru menyelesaikan kegiatan cuci motornya. Kapan lagi kan ditraktir rival sendiri, ditraktir bubur ayam depan gang lagi. Bubur ayam paling mantep se komplek perumahannya.
"Gue gini aja ya males ganti," ucap Ara
Chika memperhatikan penampilan Ara yang seadanya itu. Kaos oblong tanpa lengan yang sedikit basah, celana pendek hitam selutut, sandal jepit, dan rambut Ara yang dicepol asal. Sangat kontras dengan penampilan dirinya yang sekarang memakai sweater ungu, celana jeans hitam, dan rambutnya dicatok sedikit wavy.
"Udah Lo banyak mikir, yuk naik sekalian manasin motor," ucap Ara yang sudah duduk di jok motornya
Chika pun naik ke jok belakang dan langsung memeluk gadis itu. Keduanya sama-sama tidak memakai helm karena tujuannya hanya 5 menit dari rumah. Sepanjang jalan Chika mengerutkan keningnya karena tidak mencium aroma-aroma tak sedap dari tubuh Ara. Justru sekarang gadis di depannya itu wangi. Entah wangi sabun cuci motor atau wangi khas dari tubuh Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A • {Chikara Series}
FanfictionLapak ini dikhususkan buat up cerita pendek/oneshoot hasil dari fake scenario sebelum author tidur. Dan tentunya masih dengan tokoh kesayangan kita semua Chika dan Ara💗. Cinta Pragma adalah gambaran mengenai cinta yang dewasa dimana setiap pasangan...