•Two Sides 1•

1.9K 346 56
                                    

Selamat membaca 🙇🏻

-
-
-
-

Menurut kalian apa kebahagiaan yang akan didapatkan di Sekolah? Lalu apa tujuan sekolah? Apa sekolah salah satu tempat untuk mendidik sifat seorang anak agar menjadi lebih baik? Atau justru sebaliknya?.

Sekolah? Haha ajang adu outfit, adu gaya, adu kesombongan!

Seorang gadis berseragam tersenyum tipis karena pikirannya sendiri. Baginya duduk sendirian tanpa seorang teman adalah hal yang biasa saja. Lagi pula, siapa yang ingin berteman dengannya? Dalam akademik dan non akademik saja otaknya 50:50, wajahnya juga pas-pasan, ditambah penampilannya yang selalu rapi bak siswa cupu.

Namun beruntungnya gadis itu tetap bersyukur dan menjalani kehidupan sekolahnya dengan suka cita. Meskipun sesekali ia mendapatkan banyak perlakuan yang tidak wajar. Contohnya saja perundungan dari komplotan siswa yang terkenal satu antero sekolah.

"Mau sampe kapan lo duduk disitu? Gak denger bel masuk udah bunyi dari 15 menit yang lalu?"

Gadis itu menoleh dan tersenyum tipis, "Sorry kak, gue gak bisa masuk kelas dengan keadaan kaya gini."

"Ck, gak usah nyusahin satu sekolah deh lo. Masuk sana!"

"Seragam gue basah dan kotor, gue gak bisa masuk."

"Ya udah terserah lo, dasar udik!"

"Ketosnya aja begitu," gumamnya

Deantara Putri Rahwana, biasa disapa Ara. Salah satu siswa yang berpenampilan cupu dari 4 siswa di Sekolahnya. Tidak ada alasan mengapa dia berpenampilan seperti itu. Ia hanya ingin menjadi dirinya sendiri tanpa harus ditutup-tutupi. Sekolah untuk tempat menuntut ilmu dan mengasah kemampuan bukan? Bukan untuk tempat adu outfit atau adu kecantikan?.

Ya seperti namanya Putri Rahwana, karena itu orang-orang selalu merundungnya. Rahwana dari tokoh perwayangan yang terkenal dengan sifat buruk serta wajahnya yang tidak setampan Arjuna. Mungkin karena hal itu juga Ara selalu dibilang jelek oleh siswa-siswa yang katanya masuk kategori good looking. Padahal aslinya ia dan Papa Mamanya memiliki paras yang cukup good looking. Dan arti Rahwana bagi orangtuanya juga tentang Cinta Sejati Rahwana kepada Dewi Sinta bukan tentang bagaimana rupa nya.

Ara memutuskan untuk pulang saja. Ia menggendong tasnya dan berjalan begitu saja tanpa peduli dengan tatapan guru dan siswa-siswa. Sesampainya di gerbang seorang Satpam langsung membukakan gerbang sekolahnya. Ini bukan pertama kalinya, jika kondisinya tidak baik, Ara lebih memilih pulang dan sang Satpam untungnya paham.

"Hati-hati ya neng," ucap Satpam

"Makasih Pak Darso," balas Ara tersenyum

Ara berjalan kaki menuju Halte. Beruntungnya dia tadi membawa jaket, jadi bisa untuk menutupi seragamnya yang basah dan kotor. Beberapa menit menunggu akhirnya sebuah angkutan umum berhenti. Ara langsung naik dan mengatakan alamat tujuannya.

Sepanjang perjalanan Ara hanya diam bersandar. Ada 3 penumpang lain di sebelahnya. Namun mereka sibuk dengan urusannya masing-masing. Ara memutuskan untuk memakai earphone dan mendengarkan musik dengan volume kecil agar bisa mendengar suara sang kernet.

P R A G M A • {Chikara Series}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang