Yang request dipanjangin nih silahkan
Selamat membaca 🙇🏻
-
-
-
-Setelah sebulan berlalu, aku tidak lagi melihat Ara melanggar tata tertib sekolah. Anak itu benar-benar berubah. Oh ya aku juga memiliki jadwal khusus dengannya, yaitu makan Bakso Pak Tejo setiap jumat setelah sepulang sekolah. Ternyata kami sama-sama langganan bakso Pak Tejo. Maka dari itu aku selalu mengajaknya makan bakso Pak Tejo setiap jumat.
Tapi lagi-lagi aku hanyalah manusia biasa yang akan merasakan lelah. Satu murid tidak mempengaruhi yang lainnya. Ara memang sudah berubah tapi tidak dengan yang lainnya. Mereka tetap saja tidak menghargai keberadaan ku. Sesekali aku juga melihat Ara yang hendak bertengkar dengan beberapa murid nakal. Tapi beruntungnya berhasil aku gagalkan.
Aku tersenyum geli jika mengingatnya. Saat itu aku memergoki Ara yang hendak bertengkar dengan Figo di taman belakang. Saat itu ekspresi Ara langsung menunduk takut karena aku memarahinya. Dia yang biasanya sangar bahkan berani menatap tajam padaku, sekarang justru menatap takut padaku. Kenapa? Apa sekarang aku terlihat seram? Ku pikir aku biasa saja.
"Bu Chika!"
Aku melambaikan tangan saat Ara berlari ke arahku. Hari ini adalah hari jumat dan kami akan pergi makan Bakso Pak Tejo. Aku sudah menunggunya di Parkiran dan berdiri tepat di sebelah motor Ara. Sengaja hari ini tak membawa motor karena memang sudah menjadi kebiasaan Ara akan mengantarku pulang sampai ke rumah.
"Ayo Bu naik, saya udah laper banget nih," ucapnya
"Berantem lagi kamu?" Tanyaku saat melihat seragam Ara yang kotor
"Ibu nih buruk sangka terus, kan saya udah tobat. Ini tuh gak sengaja nyungsep di taman depan kelas gara-gara di dorong Olla," jelasnya
"Kok bisa?"
"Kabur karena gak bayar KAS, hehe."
Aku hanya menggelengkan kepala saja lalu naik ke atas motornya setelah dia menurunkan pijakan kakinya. Setelah itu Ara mulai mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Siang ini suasana sedang panas, terakhir ku lihat suhunya 32°.
Sesampainya di warung bakso Pak Tejo, kami langsung memesan. Aku dan Ara memiliki selera yang sama, dia juga tidak suka kubis dan bihun. Yang membedakan adalah aku suka tahu dan dia tidak suka. Jadi sekarang tahunya beralih ke mangkok ku.
"Selamat makan Bu Guru."
"Selamat makan juga muridnya ibu."
Kami mulai meracik baksonya. Seperti biasa hanya ku tambah sambal dan cuka saja. Sedangkan Ara sudah merubah kuah bakso yang semula bening menjadi merah.
"Kamu jangan kebanyakan saos, gak baik."
"Gak enak Bu kalo gak pake saos, kaya kurang sedep aja gitu."
"Sayangi lambung kamu jangan sampe kenapa-napa."
"Iya Bu Chika yang cantik, yuk makan jangan ceramahin saya."
Ucapannya sedikit membuatku kesal, memangnya apa salahnya hanya memberi nasihat? Lagian penyakit lambung sekarang sedang ramai-ramainya menyerang segelintir anak muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R A G M A • {Chikara Series}
FanfictionLapak ini dikhususkan buat up cerita pendek/oneshoot hasil dari fake scenario sebelum author tidur. Dan tentunya masih dengan tokoh kesayangan kita semua Chika dan Ara💗. Cinta Pragma adalah gambaran mengenai cinta yang dewasa dimana setiap pasangan...