Pdf, ebook tersedia ya..
***Evran sangat membenci Namima, adik tirinya. Bukan tanpa alasan, tentu saja karena ibu perempuan itu adalah penyebab dari meninggalnya sang mama.
Setiap kali melihat Intan dan putrinya, rasa marah selalu menguasai Evran. Ia ingin menghancurkan Intan. Seperti apa yang telah wanita itu lakukan padanya dan Evan.
Dia hancur setelah kehilangan mamanya. Dan andai kehancuran itu di rasakan oleh Intan, apa yang akan perempuan itu lakukan?
Menangiskah?
Evran terkekeh membayangkan perempuan itu menangis tersedu-sedu. Entah apa yang membuat perempuan itu hancur. Yang pasti, Evran menginginkan hal yang sama seperti apa yang dia rasakan. Intan harus tahu bagaimana hancurnya dia setelah kehilangan orang terkasih dalam hidupnya.
Evran menyentuh ponselnya, mengetik beberapa balasan pesan dari sang istri.
Zoya mengabarinya bahwa wanita itu akan pergi dan tidur di rumah orang tuanya.
Beberapa hari terakhir ini juga, sang istri berhasil menghancurkan perasaannya. Lewat pembicaraan bersama teman di telpon, Evran jadi tahu fakta bahwa Zoya menikahinya bukan karena cinta, tapi karena ingin hidup sejahtera, dan hal tersebut membuatnya terluka. Guyonan yang di lontarkan Zoya di telepon membuatnya kecewa. Cinta atau harta, Evran sudah tidak lagi peduli.
Evran tertawa sambil menyesap alkohol yang sejak tadi menemaninya. Nenek sedang menginap di rumah Evan karena merindukan cucu kesayangannya, sedangkan Erlangga dan Intan sedang pergi ke Lombok untuk liburan.
Di rumah itu, hanya ada dia dan Namima yang harus kuliah esok paginya. Selain pembantu tentu saja. Mereka tidak terhitung karena bukan bagian dari anggota keluarga.
Evran menikmati rasa sakit itu sendirian dengan alkohol yang menemaninya.
"Kak, Evran..." si polos, Evran menyeringai saat dia menoleh pada Namima yang mengenakan sebuah dress tidur selutut yang menunjukan kaki jenjang gadis itu.
Ah, kenapa bocah ini menggunakan pakaian itu? Apa hendak menggodanya, seperti sang ibu yang telah menggoda papanya?
Evran mendengkus keras. "Ya," balas Evran lirih.
"Oh... Mima cuma memastikan saja..." kemudian Namima berlalu ke dapur seperti tujuan awalnya dia turun ke bawah.
Evran terkekeh. Lantas mengabaikan gadis itu sambil menyesap kembali minumannya. Pikirannya bercabang dan ia hanya sedang mengontrol gairah dan emosinya saja.
Tapi mata Evran sama sekali tidak berhenti memindai tubuh Namima yang hanya mengenakan dress tidur selutut. Gairahnya tiba-tiba tersulut.
Bodoh, dia bukan Zoya!
Kenapa juga dia bergairah pada gadis polos anak dari selingkuhan papanya?
Evran berdecak, mengutuk dirinya sendiri yang merasa bodoh!
Namima sedang membuat teh hangat untuk dirinya sendiri, dan ketika gadis itu sedang sibuk menghidangkan air panas ke gelas, Evran menjilat bibirnya ketika melihat kaki jenjang dan putih milik Namima. Pria itu menggeleng, mengenyahkan pikiran aneh yang berputar di benaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAH (Menikah Dengan Mantan)
RomanceAmel di tawari uang senilai dengan jumlah yang harus ia bayar pada rentenir, sementara itu Evan ingin imbalan dari gadis di depannya, tentu saja... tidak ada yang gratis di dunia ini, Evan ingin Amel menjadi pengantinnya. "Kita tidur seranjang lagi...