15. Ketakutan Namima

3.3K 411 60
                                    

Evran menatap dingin adik tirinya ketika mereka saling berpapasan di lorong. Sejak awal Namima menjadi anggota keluarganya, Evran memang menunjukan rasa tidak suka pada gadis itu. Penyebabnya adalah karena kebencian yang Evran simpan untuk Intan.


Namima bisa menjadi adik yang menggemaskan jika mereka dulu tumbuh bersama, tapi sayangnya—gadis itu lahir dari perempuan seperti Intan yang mempunyai obsesi besar, termasuk apa yang telah di lakukan wanita itu pada adiknya, Evan.

Tubuh Namima gemetar ketika melihat Evran dari kejauhan yang kini sedang berjalan mendekat ke arahnya.

Jika di dunia ini ada tombol untuk menghilang, Namima mungkin sudah memencet tombol itu agar bisa menghilang dari hadapan kakak tirinya. Dia terlalu takut menghadapi pria  dengan tatapan setajam elang itu.

Melihat Evran, bulu kuduk Namima meremang, ia takut. Takut sekali.

"Darimana saja kamu?"

Tubuh Namima menengang, lantas seketika itu juga menghentikan langkah kakinya. Namima menoleh dengan perasaan takut yang merayap dalam benaknya.

Sial.

Kenapa dia bertanya sih?

Kenapa tidak bersikap tak acuh seperti biasanya?

"Rumah sakit, Kak..." Namima terpaksa mengulas senyum tipis di bibirnya.

Evran menyeringai ketika menyadari ketidaknyamanan yang nampak jelas di raut wajah adik tirinya. "Sama siapa?"

"Kak Evan dan mama," cicit gadis itu lirih.

"Oh..." Evran mengangguk, "Apa kamu melihat Zoya di depan?"

"A-ada.. Kak Zoya di depan."

"Ah, dia pasti menungguku," gumam lelaki itu, alih-alih berpamitan pada adiknya, Evran berlalu pergi begitu saja. Namima sendiri menarik nafas lega usai kepergian pria itu.

Namima menatap punggung pria itu dengan sendu. Dia tahu alasan apa yang membuat saudara tirinya membenci Namima! Tapi apakah alasan itu pantas untuk membuatnya di benci?

***

"Gimana hasil pemeriksaan Namima?" Amel mendekati Evan ketika pria itu duduk di ranjang. Pria itu nampak kelelahan.

"Bagus. Aku minta buat tes DNA secepatnya..."

Amel bergerak mendekat, ikut duduk sambil menatap Evan.

"Memang bisa?"

"Bisa.. tapi beresiko untuk sekarang...

"Gimana sama biayanya?"

"Aku ada, Mel. Kamu tenang saja..."

Amel tersenyum kecut. Evan tentu saja mempunyai uang untuk melakukan apa yang dia mau. Amel benar-benar meremehkan pria itu. Tapi ada yang mengusik hatinya saat ia tahu kalau tes DNA akan di lakukan secepatnya!

"Kalau iya itu anak kamu, kita berpisah?"

"Kenapa? Kamu takut?" Evan tertarik untuk menggoda Amel lagi. Bisa di lihat jika perempuan itu membrengut, namun memaksakan diri untuk tetap tersenyum.

SAH (Menikah Dengan Mantan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang