Haiii...
Jangan lupa mampir ke TERIKAT LUKA yaaa... cek di work aku...😁😊😊😊
Happy reading!!
***
Evan menarik nafasnya dalam saat ia keluar dari ruangan dokter.
"Bagaimana?" Amel bertanya dengan tampang gelisah. Dia sengaja tidak masuk dan memilih menunggu di luar.
"Kita tunggu hasilnya. Akan keluar dalam waktu dekat. Dokter akan menghubungi kita..."
Amel mendesah lega. "Aku percaya sama kamu, Van. Apapun hasilnya. Aku percaya sama kamu..." ucap perempuan itu. Sementara Evan membawa Amel ke dalam dekapannya.
"Terima kasih, Mel. Aku bersumpah, nggak bohong soal ini. Aku tahu rasanya bercinta saja cuma sama kamu. Sebelumnya, aku nggak pernah main sama perempuan manapun... cuma kamu, perempuan pertama dan terakhirku!"
Amel tahu, pengalaman bercinta mereka adalah yang pertama bagi keduanya. "Aku nggak peduli masa lalu kamu, Van." Amel menggeleng lemah.
Begitu mengetahui fakta bahwa Evran adalah ayah dari janin Namima, Amel menghapus keraguannya kepada sang suami. Kepercayaan untuk Evan perlahan tumbuh, juga cinta di hatinya.
"Kita pulang..." ajak pria itu lembut.
Amel mengangguk. Ini adalah awal. Dia berharap, hasilnya tidak seperti yang dia takutkan. Intan bisa saja berbuat curang kan?
***
Akhir-akhir ini Amel sering sekali merasa mual. Lelah dan mudah letih. Pekerjaannya juga sangat menguras tenaga dan waktunya. Seperti siang itu, tiba-tiba saja Amel merasa mual saat mencium bau wewangian yang ia hirup dari pelanggan di depannya. Meski jaraknya tidak begitu dekat, Amel bisa mencium bebauan tersebut.
Amel merasa risih sekaligus mual di saat yang sama. Tapi dia tetap berusaha profesional melayani customer.
Merasa tidak sanggup melanjutkan pekerjaannya, setelah berhasil menyelesaikan transaksi Amel meminta salah satu temannya untuk menggantikannya sebentar untuk dia pergi ke kamar mandi.Disana, Amel memuntahkan seluruh isi perutnya karena tidak kuat menahan gejolak di dalam sana. Tubuh Amel terasa lemas usai berhasil mengeluarkan isi perutnya. Makan siang yang tadi sempat masuk ke dalam perut keluar begitu saja. Setelah membasuh mulut,
Amel menghela nafas lega, lantas berpikir keras tentang alasan kenapa dia jadi begini? Sebelumnya Amel tidak pernah sesensitif ini, bahkan pada wewangian yang di gunakan oleh pelanggan sekalipun.Menyeka keringat yang ada di dahinya, Amel berpikir sejenak. Tentang apa yang membuatnya mual karena alasan sepele. Akhir-akhir ini, Amel tidak bisa mencium bau wewangian yang menurutnya menyengat. Kecuali aroma tubuh Evan. Pria itu seperti candu untuknya. Membayangkan percintaan mereka, Amel menggeleng pelan—untuk mengenyahkan pemikiran aneh tersebut.
Sambil bergerak keluar, Amel menyapa temannya.
"Sudah?"
Amel mengangguk. "Hmm..."
"Kenapa? Kamu kayak nggak enak badan gitu..." timpal Sekar melihat raut pucat Amel usai keluar dari kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAH (Menikah Dengan Mantan)
RomanceAmel di tawari uang senilai dengan jumlah yang harus ia bayar pada rentenir, sementara itu Evan ingin imbalan dari gadis di depannya, tentu saja... tidak ada yang gratis di dunia ini, Evan ingin Amel menjadi pengantinnya. "Kita tidur seranjang lagi...