Info!!
Pdf sudah ready, bisa di order via wa ya... harga 45k saja! Promo 100k bebas pilih judul, ada yg mau?
Minat? Chat via wa ke 088973689642 kuota terbatas per hari nya :) transaksi mudah, setelah transfer, pdf akan d kirim ke kalian via wa/gmail.... tersedia versi ebook/kbm aplikasi yaa..
Happy reading :)
***
Evan benar-benar menepati janjinya untuk mengantar sang nenek ke rumah sakit menjenguk ibu Amel.
"Perkenalkan, Bu. Ini neneknya Evan..." Amel memperkenalkan nenek mertuanya pada sang ibu yang di sambut baik oleh Ningsih.
"Nama saya Ningsih, Bu..."
"Maria... lekas sembuh ya.. saya baru di beritahu sama anak-anak kalau ibunya Amel sakit. Jadi baru sempat menjenguk..."
"Nggak apa-apa, Bu. Terima kasih sudah menyempatkan waktu."
"Amel belum banyak cerita tentang ibunya. Mungkin karena kita baru saja saling mengenal. Tapi saya senang, kalau Amel lah yang jadi istri Evan..."
Senyuman lega terpancar di wajah Ningsih mendengar penuturan nenek Evan. Itu artinya, Amel di terima baik oleh nenek pria itu. "Saya turut bahagia kalau keluarga nak Evan menerima Amel sebagai keluarganya... dia itu anak saya satu-satunya, saya banyak menaruh perhatian dan kekhawatiran sama dia. Kalaupun nanti saya pergi, saya akan merasa tenang karena meninggalkan dia bersama orang orang yang baik...."
"Ibu kok ngomongnya gitu sih," tegur Amel, tidak suka dengan pembahasan yang terjadi.
"Iya, Bu. Memangnya ibu nggak mau apa hidup lebih lama lagi dan nimang cucu dari kita berdua," Evan menimpali, yang justru mendapatkan cubitan keras di pinggang pria itu.
"Sakit, Mel..." gerutu Evan lirih. Sementara Amel mendelik sebal.
Ningsih tertawa pelan. "Kita nggak pernah tahu umur kita sampai di mana kan? Paling tidak, ibu akan sangat merasa lega karena meski ibu pergi, Amel sudah memiliki pelindung yang akan terus menjaganya..." kepercayaan yang di berikan Ningsih pada Evan sedikit membuat Amel tertegun.
Bagaimana jika ibu tahu kalau banyak hal rumit yang terjadi di rumah pria itu? Dan bagaimana kalau ibu tahu, jika hubungan antara dia dan Evan tidak seperti yang ibu bayangkan!
"Saya akan menjaga Amel, Bu. Ibu tenang saja..." sahut Evan.
"Benar. Cucu saya pasti akan menjaga Amel dengan baik."
"Terima kasih, Bu. Maaf kalau Amel disana merepotkan..."
"Sama sekali tidak. Saya sangat menyukai Amel. Dia anak yang baik... meski saya baru mengenalnya, saya bisa sedikit menilai dari sikapnya. Evan sangat beruntung memiliki Amel. Begitupun sebaliknya."
"Iya, mereka pasangan yang serasi. Saya harap segera memiliki cucu dari mereka."
Ucapan Bu Ningsih berhasil membuat Amel dan Evan saling melempar pandangan dengan gugup.
Cucu?
Ibu ini apa-apaan sih? Mereka bahkan baru seminggu ini menikah. Kenapa malah membahas cucu?
***
Namima masih merasakan mual di trimester pertamanya. Setiap pagi, perutnya di kuras habis karena ia harus mengeluarkan isi perut yang mendadak ingin keluar. Seperti pagi ini, dia turun dari kamarnya yang berada di lantai atas menuju dapur. Bau masakan yang ia hirup membuatnya menutup hidung.
"Bau apa sih ini?" Teriakan Namima membuat beberapa orang yang ada di dapur menoleh.
Mendengar suara itu Amel langsung menoleh. Ia mematikan kompor dan beradu pandang bersama asisten di rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAH (Menikah Dengan Mantan)
RomanceAmel di tawari uang senilai dengan jumlah yang harus ia bayar pada rentenir, sementara itu Evan ingin imbalan dari gadis di depannya, tentu saja... tidak ada yang gratis di dunia ini, Evan ingin Amel menjadi pengantinnya. "Kita tidur seranjang lagi...