Pdf, ebook & kbm sudah ada yaaa....***
Jantung gadis itu berdegub sangat kencang saat ini. Dia tidak bisa mengendalikan gemetar di tangannya ketika berhadapan dengan pria di depannya.
Hembusan nafas pria itu terdengar sangat kesal.
"Kamu memutuskan untuk tidak menggugurkan bayi itu? Dan sekarang kamu meminta aku untuk bekerja sama?" Evran menyeringai. Tatapan tajam pria itu membuat Namima menggigil ketakutan. Tapi apa boleh buat?
Dia harus memberanikan diri untuk bicara bersama kakak tirinya kan?
Namima mengangguk. Dia memberanikan diri untuk menemui Evran dan meminta bantuan pria itu bukan tanpa alasan. Namima butuh Evran atas desakan mamanya!
Gebrakan meja di depannya membuat Namima terlonjak kaget. "Kamu menyulitkanku, Namima! Kamu bisa ambil jalan yang lain kan? Kenapa harus menjebak adikku?"
Namima ingin menangis saat itu juga, tapi berusaha menahannya. Gadis itu menatap manik hitam milik sang kakak, kemudian melontarkan tanya, "Kalau bukan dia, siapa lagi? Apa kakak berani mengakui kebejatan kakak di depan mereka semua?" Entah darimana Namima mempunyai keberanian untuk mendebat Evran saat ini hingga membuat pria itu mendesis kesal ke arahnya.
Oke, Namima mencoba bertahan dengan sikap menyebalkan Evran demi mendapatkan apa yang dia inginkan!
"Semua ini karena mamamu, bodoh!" Bentak Evan lirih dan tajam. "Kalau saja dia tidak menghancurkan rumah tangga orang tuaku, saat ini, detik ini juga aku yakin mamaku masih hidup..."
Gadis itu menatap nanar ke arah pria di depannya. Kesedihan nampak jelas di mata Namima. Apa salahnya? "Tapi kenapa harus aku, Kak?" Getar suaranya menyiratkan bahwa kesedihan itu begitu mendalam untuknya. Kenapa dia di perlakukan tidak adil karena kesalahan orang lain meski itu mamanya?!
Evran menyeringai, nampak menyepelekan perasaan Namima. "Karena aku mau mamamu juga merasakan apa yang aku rasakan, Namima! Dia harus merasakan bagaimana rasanya di hancurkan oleh kenyataan. Lihat, kehamilanmu tentu membuatnya kecewa kan? Bagaimana kalau dia tahu, kalau itu aku?"
Alasan Evran menghancurkan hati Namima memang karena mamanya. Benar, dia telah di hancurkan oleh seseorang yang hatinya juga telah hancur oleh keegoisan mamanya. Tapi haruskah dia yang menanggung semuanya?
Jadi sekarang, salah siapa?
Air mata Namima luruh saat itu juga. "Bagaimana dengan aku dan anakku?" Lirih, Namima bertanya entah pada siapa, yang pasti—Evran tidak akan membalas dengan jawaban yang menyenangkan.
"Kamu memutuskan untuk membiarkan dia hidup. Itu artinya, kamu harus urus segalanya. Dan tanpa melibatkan aku..." ucapan tegas Evran membuat Namima menggeleng lemah.
Lalu bagaimana dengan tes DNA-nya? Bagaimana kalau Evan menjebloskannya ke dalam penjara karena dia telah menjebak pria itu?
Evran berniat pergi ketika Namima mencekal tangannya. Pria itu menoleh lantas menepis tangan gadis itu dengan kasar.
"Tapi kali ini aku mohon, Kak!!! Aku cuma minta sample darah kakak supaya kak Evan tidak curiga!"
"Aku saja tidak yakin dengan anak yang kamu kandung itu adalah anakku! Jadi buat apa aku membantu!" Evran menyeringai kejam, dan jawaban yang menohok dari pria itu berhasil merobek paksa hati Namima. Pria itu mendengkus keras ketika melihat air mata Namima yang tidak berhenti mengalir di pipi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAH (Menikah Dengan Mantan)
RomanceAmel di tawari uang senilai dengan jumlah yang harus ia bayar pada rentenir, sementara itu Evan ingin imbalan dari gadis di depannya, tentu saja... tidak ada yang gratis di dunia ini, Evan ingin Amel menjadi pengantinnya. "Kita tidur seranjang lagi...