Chapt 10 - Musuh Bebuyutan

56 35 4
                                    

Dua pilihan yang sulit untuk Rayhan pilih salah satunya. Egonya mengatakan kalau ia ingin kembali ke kelas sedangkan hati nuraninya berbicara untuk menjaga Alena di ruang UKS.

Ah, sungguh menyebalkan!.

"Jagain tuh si Alena! Kan ulah lu sendiri yang ngebuat temen gua jadi kaya begini," ucap Niken kepada Rayhan dengan ketus. "Masa lu gak mau tanggung jawab?"

"Mau ya?" pinta Alena lagi dengan wajah memelas.

Lalu disahuti kembali oleh perkataan Milea. Hingga tak memberikan kesempatan Rayhan untuk berbicara. "Udah apa lu mau aja temenin temen gue di UKS. Kasihan tau Alena sendirian. Lo tenang aja nanti gua izinin kok sama guru yang ada dikelas." Agak segan Milea menepuk salah satu bahu Rayhan saat berujar. Walaupun Milea harus menjijit terlebih dahulu untuk melakukan hal itu.

Rayhan menghela napas pasrah. "Oke lah."

Detik berikutnya Milea, Niken, dan Putri berpamitan pada Alena untuk meninggalkan ruang UKS.

"Gua balik ke kelas dulu ya. Dadah Alena, Dadah Rayhan!" ucap Putri kepada Alena.

"Alena, aku juga mau ke kelas," ucap Niken pada Alena. "Cepat sembuh!"

"Gue juga," Milea ikut bicara. "Nanti gua balik ke sini lagi kok."

"Bye, Alena. GWS for you."

Alena membalas semua perkataan mereka hanya dengan satu kalimat. "Makasih temen-temen."

Berlalunya teman-teman Alena dari ruang UKS, Alena pun berseru pada Rayhan, "Satria, beliin aku teh hangat dong!"

"Mau beli dimana? Ini kan masih jam belajar orang gila," Rayhan terpaksa menyahut perkataan Alena walaupun, bukan namanya yang disebutkan.

"Di kantin. Beliin ya? Please.." lirih Alena.

"Harus banget minum teh hangat?" Rayhan mendelikkan kedua matanya sinis.

Alena menganggukan kepala. "Iya," lugasnya.

Rayhan beranjak dari duduknya di kursi. "Oke gua beliin."

Pria itu pun pergi ke kantin sekolah.

Tiba-tiba Alena merasakan sesuatu yang tidak enak di dalam perutnya, sampai dia memutuskan harus pergi meninggalkan ruangan itu.

Beberapa menit sepeninggalnya Alena keluar dari ruangan UKS, Rayhan pun datang. Kedua tangan besar Rayhan yang sedikit berurat itu, memegang sebuah nampan yang diatasnya berisikan dengan segelas teh hangat, seraya berjalan memasuki ke dalam ruang UKS.

"Tuh anak kemana?"

Rayhan meletakkan nampan yang dipegangnya, di atas nakas dekat brangkar. Kemudian langkahnya berpijak mencari keberadaan Alena ke sudut ruangan tapi sayangnya, perempuan itu tidak dapat ditemukan.

Rayhan menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal sembari berujar, "Apa jangan-jangan dia malah pergi ke kelas ninggalin gua?"

Kemudian Alena datang bersamaan saat Rayhan hendak keluar dari ruang UKS. Keberadaan Alena di dalam ruangan UKS membuat raut wajah Rayhan menjadi asam saat melihat ke wajah Alena.

Yuk! Balikan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang