4. Cireng
Bel istirahat berbunyi, terdengar sampai seantero sekolah. Tidak mengenal lagi yang namanya jurusan. Mereka terlihat seperti anak ayam yang dikeluarkan dari kandangnya, baik dari jurusan IPA maupun dari jurusan IPS, tidak teratur saat mengeluarkan kelasnya masing-masing.
Ada yang berpergian ke kantin sekolah untuk menyerbu cireng Mak Kiting dan ada pula siswa yang pergi ke lapangan untuk melakukan sesuatu, seperti bermain bola contohnya. Kaum Adam yang hobi bermain bola.
Alena yang masih duduk di tempat duduknya masih memperhatikan seorang cowok yang merupakan teman sebangku sibuk menuliskan sesuatu di halaman kertas.
"Kamu nggak pergi ke kantin?" tanya Alena kepada Rayhan dengan penasaran. Pasalnya cuma dia seorang, laki-laki yang tidak tertarik untuk menggunakan kesempatan jam istirahat.
Rayhan tak mengindahkan pertanyaan Alena, memilih untuk fokus menulis sesuatu di buku tulisnya.
"Satria," panggil Alena dengan melirih. "Kamu denger nggak sih omongan aku?"
"Apa?!" toleh Rayhan dengan wajah datar.
Alena nyengir. "Temenin aku ke kantin."
Rayhan menyahut ketus, "Masih punya kaki kan lo?!"
Alena menganggukkan kepala.
"Tapi kan ... Alena gatau keberadaan kantin sekolah. Pergi ke toilet sekolah aja aku kesasar tadi gimana kalau aku pergi ke kantin sekolah sendirian. Hiks," beber Alena begitu dramatis. "Temenin aku ya mantan. Please." Mata Alena berkaca-kaca.
Rayhan menghela berat nafasnya lalu berkata pada Alena, "Oke gua anterin. Tapi nanti, pas gua selesai nulis. Dan—jangan pernah lagi panggil gue mantan."
Ya begitulah seorang Rayhan. Sudah menjadi kebiasaannya setelah jam pelajaran berakhir, kalau laki-laki itu suka sekali merangkum materi apa yang telah diajarkan oleh gurunya tadi, di buku tulis.
"Makas—" Belum selesai berkata Rayhan sontak memotong perkataan Alena.
Rayhan menolehkan kepalanya, menatap wajah Alena dengan galak. "Apalagi?!" tanya Rayhan.
"Judes banget sih! Orang aku mau bilang makasih doang sama kamu." Alena mencebikkan bibirnya.
Rayhan tak merespon ucapannya, hanya menatap sinis wajah Alena dan kemudian laki-laki itu kembali melanjutkan kegiatannya.
"Han, ayo nge-band!
Seseorang berteriak dari luar pintu kelas. Mendengar suaranya yang khas ia tahu, bahwa suara itu adalah Mike. Temannya. Ternyata bukan hanya Mike yang berpijak menghampiri Rayhan di tempat duduknya. Tapi ada Wisnu, dan juga Dimas. Dua laki-laki tersebut berjalan mengekori Mike di belakang.
"Nama dia bukan Rayhan. Nama dia itu Satria!" ucap Alena memberitahu seorang laki-laki yang bernama Mike.
Tiga pria sekaligus kini berdiri mengelilingi meja Alena dan Rayhan.
"Han, kok dia ada di sini?" Dimas melirik ke arah Alena sekejab lalu kembali menoleh ke wajah Rayhan dengan tatapan serius.
Rayhan menjawab, "Gua juga gak tau tiba-tiba manusia aneh ini duduk di sebelah gua."
"Alena." Perempuan yang duduk sebangku dengan Rayhan tiba-tiba mengulurkan telapak tangannya, memperkenalkan diri kepada Dimas, Mike, dan Wisnu sambil memberikan senyum lebarnya. Namun sangat disayangkan ketiga pria didekatnya tidak ada satupun orang yang meresponnya.
"Jadi bener, Han, cewek freak ini mantan pacar lu?" Giliran Mike yang bertanya.
Alena yang membalas ucapan temannya Rayhan, "Iya. Aku mantan pacarnya."

KAMU SEDANG MEMBACA
Yuk! Balikan Mantan
RomanceSinopsis : Alena tidak pernah menyangka saat dirinya pindah ke sekolah baru yang didaftarkan oleh ayahnya. Sigit memilih untuk menyekolahkan putri keduanya di SMA Kasih Bunda. Di sekolah tersebut Alena bertemu dengan sosok pria yang wajahnya seratus...