Chapter ini sedikit nyeseg sih kalau dibilang. Buat yang punya penyakit asma kudu jaga-jaga aja😃😜
_________________
Malam ini Alvin telah menghabiskan banyak jam hanya untuk membaca buku. Karena saking seriusnya melakukan kegiatan rutinitas nya di setiap malam sampai lupa dengan kegiatan yang lain, seperti makan malam contohnya.
"Permisi." Seseorang mengetuk pintu kamar dari luar ruangan.
Mendengar suaranya tentu Alvin kenal dengan pemilik suaranya. Seseorang itu adalah Bi Nuni, asisten rumah tangga yang sudah lama bekerja di rumah ini terhitung sejak Alvin berumur dua tahun. Tidak membukakan pintu Alvin justru bertanya pada Bi Nuni yang berada di luar kamarnya. "Ada apa, Bi?" tanya Alvin dari dalam kamarnya.
Bi Nuni menjawab, "Bibi bawa makanan kesukaan mas Alvin."
Setelah tahu apa tujuannya barulah Bi Nuni diperbolehkan masuk oleh Alvin ke kamarnya. Alvin berseru pada beliau, "Masuk aja, Bi. Gak dikunci kok kamarnya!"
Sesuai perintah dari anak majikannya, Bi Nuni lekas memasuki kamar Alvin yang begitu luas. Tampak oleh Bi Nuni bahwa anak majikannya itu sedang serius membaca sebuah buku di meja belajar.
"Biar belajarnya tambah semangat bibi buatkan sup iga sama es teh manis buat mas Alvin," Alvin buru-buru menyingkirkan buku-bukunya ke tepi meja kemudian Bi Nuni meletakkan mangkuk yang berisikan sup, dan segelas teh panas ke atas meja belajarnya.
Benar saja aroma dari sup iga yang menggoda itu membuat para cacing yang terdapat di dalam perut Alvin langsung bergejolak. Perutnya pun sampai berbunyi. Bi Nuni yang ikut mendengar suara tersebut hanya terkekeh kecil.
"Makasih, Bi."
"Sama-sama." Bi Nuni tersenyum saat membalas ucapan dari anak majikannya.
"Sebaiknya dimakan dulu makanan sama minumannya baru nanti dilanjut lagi belajarnya! Soalnya kalau gak dimakan nanti yang ada mas Alvin malah gak konsen belajarnya!" Meskipun bawel itu tandanya beliau sayang dan perhatian kepada Alvin, yang telah dianggap olehnya sebagai anaknya sendiri. Perhatian Bi Nuni mengingatkan Alvin dengan sosok ibunya yang sudah tiada.
Alvin membalas ucapan Bi Nuni, "Oke langsung Alvin makan."
"Yaudah, kalau begitu bibi tinggal pergi." Langkah Bi Nuni yang hendak keluar kamarnya Alvin mendadak terhenti, ia membalikkan badannya ke samping. "Ingat ya mas dimakan dulu!"
Alvin tersenyum lebar. "Iya bibi."
Bi Nuni terkekeh-kekeh, kemudian dia keluar dari dalam kamarnya Alvin dan hilang keberadaannya.
Ponsel iPhone dua belas max pro milik Alvin yang tergeletak di atas tumpukan buku besar bergetar sekaligus mengeluarkan suara dering panggilan telepon. Dia pun terpaksa menghentikan kegiatan makannya untuk segera menjawab panggilan telepon tersebut.
Begitu membalikkan ponselnya, barulah dia tahu siapa orang yang meneleponnya malam-malam. Di layar ponsel tertera sebuah nama perempuan. Sabrina namanya. Baik nomor yang tidak dikenal ataupun nomor yang dia save di kontak sekalipun yang namanya Alvin, orangnya enggan untuk menjawab telepon. Bahkan saat ayahnya yang menelepon pun tidak Alvin angkat melainkan malah mengirimkan sebuah chat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuk! Balikan Mantan
Roman d'amourSinopsis : Alena tidak pernah menyangka saat dirinya pindah ke sekolah baru yang didaftarkan oleh ayahnya. Sigit memilih untuk menyekolahkan putri keduanya di SMA Kasih Bunda. Di sekolah tersebut Alena bertemu dengan sosok pria yang wajahnya seratus...