Semua siswa yang berada di dalam kantin sekolah berlarian kocar-kacir entah apa penyebabnya. Razia tidak ada namun mereka memutuskan untuk minggat dari tempat itu, sehingga yang tersisa di sana hanyalah Alena, dan ketiga temannya yang nampak sedang berbincang-bincang.
Mungkinkah penyebabnya karena kedatangan princess sekolah makanya mereka kabur?
Benar sekali, jawabannya adalah; Ya.
"Boleh nggak kalau kita gabung disini?"
Irene Anastasya adalah gadis cantik yang memiliki rambut diwarnai, bola mata yang kecoklatan, kulit putih, alis dan bulu mata yang tebal, dan memiliki bibir yang mungil itu sedang berbicara dengan Alena Valencia. Siswi baru yang sebentar lagi menggantikan posisi pertama Rayhan di kelas sebagai murid teladan juga menggantikan posisi pertama Rayhan di sekolah. Tak hanya Irene, di sisi kanan dan kiri Alena terdapat keberadaan dua teman Irene yang sedang berdiri. Mereka adalah Cassandra, dan Sabrina.
Alena biasa saja tapi tidak untuk ketiga temannya. Milea, Niken, dan Putri melongos.
Seperti Putri yang hendak menyuapkan sesendok makan ke dalam mulutnya jadi terhenti, Niken yang menuang saos ke dalam makanannya terlalu banyak karena tidak diperhatikan, Milea yang sedang menusuk siomay dengan garpu malah menusuk punggung tangan kiri Alena. Kecuali, Alena yang masih saja bersikap santai.
"Aww." Alena sontak mengaduh karena perbuatan yang tidak sengaja dilakukan oleh Milea terhadap tangan kiri Alena.
Milea berceloteh, "M mm .. maaf, Na."
"Gimana ... Kita dibolehin atau enggak gabung sama kalian?" tanya Irene lagi dengan nada santai.
Sabrina menyeletuk, "Kalau gak di bolehin sama kalian sih juga gak papa, kita juga gak maksa kok."
"Iya bener, kita bisa gabung sama yang lain," sambung Cassandra yang melanjutkan perkataan Sabrina.
Bukan hanya Irene dan kedua temannya yang terkejut mendengar ucapan Alena barusan, Milea, Niken dan Putri sama kagetnya. "Siapa bilang? Kalian boleh kok gabung sama kita."
"Oh iya terima kasih, Alena." Cassandra. Si cewek cuek berhati dingin, baru pertama kalinya memberikan senyum.
Usai mendapat persetujuan dari Alena, mereka bertiga bergabung duduk bersama dengan Alena dan teman-temannya.
"Lu ngapain izinin dia buat gabung sama kita disini!" bisik Niken kepada Alena. Bisikkan yang dia ucapkan masih terdengar oleh Irene.
Entah itu reflek atau tidak Alena bingung pada dirinya apalagi menjawab pertanyaan Niken. Jujur, Alena sebenarnya.juga takut dengan keberadaan Irene dan kedua temannya yang datang kemari. Entah bagaimana bisa Alena spontan mengizinkan mereka untuk gabung bersamanya ngobrol-ngobrol di kursi tersebut.
"Entahlah," jawab Alena kepada Niken.
"Astaga ... " Niken berceloteh sembari mengusap dahinya sampai ke belakang kepala dengan telapak tangannya.
Irene berteriak cukup keras memanggil seorang penjual minuman. "Bu, saya mau pesen!"
Setibanya penjual datang, ia langsung memberitahu pesanannya kepada penjual tersebut.
"Buatkan minuman yang paling terbaik buat kami semua!"
"Baik, kak," balas si penjual yang langsung menghitung banyak orang yang berada di bangku tersebut.
Selesai menghitung banyak orang yang berada di bangku itu, penjual tersebut bertanya tentang rasa minuman apa yang diinginkan oleh mereka secara satu persatu kepada orang yang berada ditempat duduk itu. Alena. Adalah orang yang pertama kali ditanyai oleh penjual.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuk! Balikan Mantan
RomanceSinopsis : Alena tidak pernah menyangka saat dirinya pindah ke sekolah baru yang didaftarkan oleh ayahnya. Sigit memilih untuk menyekolahkan putri keduanya di SMA Kasih Bunda. Di sekolah tersebut Alena bertemu dengan sosok pria yang wajahnya seratus...