Chapt 13 - Dilon Is Back

45 35 0
                                    

Cie yang masih mau bertahan sampai chapter ini.

Udah siap untuk baca chapter ini???

Oh ya sebelum baca, gua mau kasih quote buat kalian. Semoga suka!.😊

"Memang harus kuakui, aku sangat merindukanmu. Dunia ini terasa begitu sepi tanpa adanya dirimu di dekatku."

Alena Valencia

Jakarta, 16 Desember 2020

××××

Satu persatu daun berguguran tinggalkan tangkainya karena angin yang berhembus kencang. Jalan menuju ke tempat masuk pemakaman sepenuhnya ditutupi oleh daun-daun yang sudah lama kering.

Di angkasa terdengar kicauan dari sekelompok burung yang terbang bermigrasi membuat suasana di sana semakin mencengkam.

Detik selanjutnya tampak ada seorang pemuda yang mengenakan helm Bogo di kepalanya mengendarai sebuah Vespa Matic itu memasuki tempat pemakaman umum. Sampai dimana akhirnya pemuda itu menghentikan laju kendaraannya ketika bertemu dengan sebuah plang yang bertuliskan tempat parkir. Pemuda itu turun dari motornya dan menemukan keberadaan seorang bapak-bapak berbaju lusuh sedang merangkul cangkul di punggungnya.

"Permisi, Pak," sapa Alvin dengan ramah.

Dan dibalasnya sapaan Alvin dengan di sertai senyuman hangat dari seorang bapak-bapak tua,"Mangga." Bila diartikan ke dalam Bahasa Indonesia, artinya silahkan.

Alvin kembali melanjutkan perjalanannya hingga berada di sebuah lahan yang dipenuhi oleh kuburan berjejeran. Dia mencari salah satu makam seseorang yang letaknya berada di tengah-tengah. Meskipun ada ribuan makam di sana Alvin masih ingat makam mana yang harus dia tengok.

Jika kebanyakan orang menengok makam pada pagi atau siang hari lain halnya dengan Alvin. Laki-laki itu sengaja mendatangi makam saat sore hari menuju malam hari. Waktu yang tepat untuk datang ke makam ibunya ya setelah pulang sekolah.

Setelah berhasil menemukan senyum di bibirnya terukir dikala Alvin menatap ke arah kuburan yang berada di hadapannya. Selang satu menit melamun pemuda itu membungkukkan badannya, berposisi jongkok. Alvin melepas tas sekolahnya yang dirangkul di punggungnya untuk mengambil sesuatu yang berupa kantung plastik hitam yang berisikan bunga warna-warni.

Alvin menaburkan bunga di atas makam dan setelah itu ia mengirimkan doa untuk ibunya yang sudah tiada. Hampir setiap hari Alvin menengok kuburan ibunya untuk membacakan doa agar di alam sana ibunya dapat hidup dengan tenang dan bahagia.

Selesai berdoa pandangan matanya beralih menatap sebuah papan nisan. Papan nisan yang Alvin lihat itu, bertuliskan Shena. Ibu kandungnya yang sudah meninggal dunia.
Saat mengusap papan nisan yang tertancap di tanah, tanpa ia sadari air matanya turun membasahi kedua pipinya. Alvin menangis dikarenakan membayangkan wajah ibunya yang terakhir kali, ia juga membayangkan kenangan-kenangan bersama ibunya saat masih hidup.

Di ujung sana ada seseorang yang mengenakan kacamata hitam berdiri di bawah pohon besar sedang menyaksikan Alvin yang sedang menangis.

⏺️⏺️⏺️⏺️

"Alena, kamu dimana??"

Sedari tadi Carlina sibuk mencari keberadaan putrinya. Dia sudah beberapa kali mengelilingi rumah mencari Alena hingga ke tiap sudutnya tapi sampai detik ini juga Alena masih belum ditemukan.

Yuk! Balikan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang