Chapt 29 - Time For Make Up

23 34 0
                                    

Ziva - Mata-mata Hari mu

P l a y i n g N o w !

[ ▶️ ]

• • • • •

Sederet gigi putih yang ditunjukkan oleh seorang siswi bernama Alena itu mencegah jalannya seorang laki-laki bertubuh jangkung dan berkarisma itu berdiri di tengah-tengah koridor sekolah. Laki-laki itu ialah Rayhan.

"Ngapain lo senyam-senyum kaya gitu lu pikir cantik!" maki Rayhan dengan pedas.

"Minggir!" Rayhan membentaknya.

Alena enggan untuk menuruti perintah dari Rayhan dan tetap berdiri di hadapannya. Alena menggelengkan kepalanya. "Nggak mau," ucap Alena.

"Cot." Akhirnya Rayhan berhasil melintasi keberadaan Alena yang ada di depannya. Berlalu meninggalkan perempuan itu.

Alena meringis. "Ishh ... Mantan tungguin aku apa."

Dan sepertinya urat malu Alena sudah putus. Perempuan itu tak memperdulikan tatapan orang-orang yang melihatnya dengan horor saat dia berteriak sambil mengejar langkah mantan pacarnya. Gadis itu benar-benar keras kepala. "Satria bisa enggak sih dengerin aku ngomong dulu. Aku mau bilang sesuatu soalnya."

Kasihan? Tentu saja tidak. Sampai mulutnya berbusa pun Rayhan tetap mengacuhkan perkataan Alena dengan lebih mementingkan jalannya demi menuju ke kelas.

Tapi tiba-tiba saja langkah Rayhan terhenti dengan sendirinya. Bukan karena Alena, melainkan tak sengaja melihat namanya bersanding dengan perempuan menyebalkan itu tertulis di selembar kertas- yang menempel di papan mading sekolah.

Beberapa langkah Rayhan mundur ke belakang dan menolehkan kepala saat hendak melihat ke sebuah kertas yang menempel di mading sekolah.

Nama Peserta Lomba Matematika

Kelas XI IPS 1
1. Rayhan Emilio Pratama
2. Alena Valencia

"Itu yang pengen mau aku omongin ke kamu mantan," Ucapan dari salah seorang di belakangnya membuat badan Rayhan bergidik, diketahui saat membalikkan badannya ke belakang dia adalah Alena. Perempuan menyebalkan itu.

*****

Flashback on dari satu jam yang lalu.

Ia berjalan mendekati pintu masuk sekolahnya setelahnya Alena turun dari mobil taksi yang ia tunggangi. Alena berjalan dengan sedikit terburu-buru. Hari ini Alena datang ke sekolahnya lebih pagi dari hari biasanya.

Setelah ia sampai pada tempat tujuannya, orang yang ingin dia temui di tempat tersebut tidak ada keberadaannya. Alena pun bertanya kepada salah satu guru yang berada di tempat tersebut. "Permisi Bu, saya mau tanya apakah Bu Wati nya sudah datang ke sekolah?"

"Bu Wati nya belum dateng neng," jawab salah seorang guru. Yang diketahui oleh Alena sendiri kalau beliau adalah seorang guru yang mengajar mata pelajaran PKN di SMA Kasih Bunda. "Ada perlu apa ya neng?" Guru itu lantas bertanya. Alena menjawab, "Ada hal yang perlu saya sampaikan, Bu."

"Yaudah ditunggu aja neng. Sebentar lagi juga datang Bu Wati nya," ucap guru PKN.

"Baik, Bu."

Tidak sampai satu jam Alena menunggu Bu Wati akhirnya datang ke ruang guru. Keberadaan seorang murid yang duduk di kursinya lantas membuatnya bingung. Setelah Bu Wati berada di hadapannya Alena lekas beranjak dari duduknya kemudian Alena mengulurkan tangannya, mencium punggung tangan Bu Wati dengan sopan.

Yuk! Balikan MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang