1.5 Makka: I do believe

555 117 115
                                    

SIAL! Padahal dia adalah seorang MESS. Mengapa dia ingin membunuh sesamanya? Menjijikkan sekali! Hanya karena uang, dia rela mengkhianati kaumnya ... 700 ribu dolar ... 70 juta dolar? Dasar murahan!

Tapi aku sekarang paham bagaimana Taiga bisa mengenaliku. Dari koran itu. Pantas, laki-laki brengsek sepertinya adalah sosok yang menemukanku pertama kali. Walau merepotkan, aku tidak mau membiarkan dirinya mati. Aku berutang banyak kepadanya.

Karena itu, aku akan menjaga laki-laki brengsek ini. Bagaimanapun caranya!

Setelah itu, Dante. Dia adalah pria yang menyerangku dan Taiga. Pria bongsor itu juga seorang MESS sama sepertiku dan Taiga, tapi ia mampu mengubah tubuh menjadi logam. Sejenis MESS kelas 6.

Bapak pernah berkata kepadaku, Kakek Jibril memberikan enam kelas untuk para MESS. MESS yang bisa mengubah tubuh menjadi material seperti Dante, adalah MESS kelas 6, sementara aku adalah MESS kelas 1. Kemenangan sudah jelas berada di tanganku, tapi aku sudah bersumpah untuk tidak menggunakan kekuatan hingga bertemu dengan para Kaisar.

Satu-satunya kesempatanku untuk membunuh Dante berarti tinggal shotgun ini. Senjata yang memiliki kekuatan Bapak. Aku tidak perlu menggunakan peluru untuk melubangi kepala b*jingan itu. Jika tembakan ringan tidak berefek padanya, aku akan memperbesar daya ledaknya.

***

WAKTU ITU, Makka tidak bisa merasakan siang terik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAKTU ITU, Makka tidak bisa merasakan siang terik. Satu-satunya hal yang bisa ia pikirkan adalah Taiga yang menghilang ke langit. Petunjuk yang tersisa bagi pemuda bermata biru itu hanyalah ingatan dari lintasan yang dibuat oleh sang MESS otot.

Sebuah jalur yang melengkung tepat ke arah sebuah bangunan tak terurus, spesifiknya di sebelah pulau yang ada di sisi kapal tua. Dengan penuh harap, Makka mengepalkan gengaman penuh amarah. Ia pun berdoa agar kepalan ini akan terbayar di sana.

Pabrik tua! Masih berapa lama aku bisa sampai ke sana? tanya Makka dalam batin dengan penuh khawatir.

Derap larian Makka pun semakin cepat. Tidak ada satu langkahnya yang mengandung keraguan, hingga dia melihat suatu tempat yang membuat mata birunya menjadi tenang.

Pabrik tua! batin Makka girang. "TAIGA!!!"

Makka meneriakkan nama Taiga sekencang yang ia bisa. Saking kerasnya, semua orang di pasar yang tadi dilewati Makka akan bertanya, Siapa itu Taiga.

Setelah teriakan yang sangat kencang sudah Makka lontarkan, sebuah keributan menggema dari dalam pabrik tua. Bunyi barang-barang logam menyeruak layaknya berjatuhan dari dalam, seakan mengisyaratkan Taiga ada di dalam.

Tanpa pikir panjang, Makka bergegas mengangkat shotgun ke posisi seorang tentara hendak menggunakan bazoka. Dengan konsentrasi yang tajam, mata biru Makka sampai tidak berkedip sedikit pun.

Sebuah tembakan berdaya ledak tinggi keluar dari mulut shotgun yang kecil.

Makka menunjukkan Dante bahwa ia telah membuat gara-gara dengan orang yang salah. Hanya dengan sekali tembakan, seluruh dinding pabrik tua runtuh bagaikan papan kartu yang tertiup angin.

MESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang