JASAD Blue Bird yang terjun bebas dari langit menjadi perhatian seluruh pasang mata. Para pemberontak bertanya-tanya tentang benda jatuh itu. Semua orang ketakutan, tapi Deli tidak. Dia yakin, itu pasti ada hubungannya dengan sang sahabat.
Aqso, aku harap kau baik-baik saja.
Gadis yang memimpin pasukan selatan itu terus berdoa tanpa henti. Aqso sampai sekarang belum kembali. Deli mulai khawatir. Meski medan pertempuran memang selalu memakan korban, Deli terus berharap Aqso tidak perlu menjadi salah satunya.
Di bagian terdepan dari ribuan raksasa batu, Deli memimpin pasukan penuh waspada. Tatapannya tak pernah ia lepaskan dari arah benda jatuh itu. Dia tak dapat berbohong, rasa khawatir sedang menyelimuti dirinya. Aqso, aku harap itu bukan dirimu—!
Deli tiba-tiba dikejutkan oleh kaca-kaca gedung yang pecah. Ketika memperlihatkan kawanan binatang buas berlarian keluar dari sebuah gedung tinggi, gadis berdarah Latin itu mulai mempersiapkan diri. Deli tahu. "Konvergen sudah menemukanku!"
Dari gedung yang berkaca pecah itu, kawanan banteng berjatuhan dari ketinggian. Sampai menimbulkan tanda tanya ke seluruh pasukan pemberontak, Deli pun memperingati semua orang. "Semuanya, angkat senjata kalian!"
Seluruh pasukan pemberontak mengarahkan pandangan ke gedung tempat banteng-banteng keluar. Sementara raksasa-raksasa batu tetap melaju ke depan, seluruh mata menatap waspada ke gedung di sebelah kiri mereka.
Aku harus bersiap! Ini adalah giliranku! Deli berseru dalam batin. Gadis berambut kepang dua itu harus melakukan hal yang sama seperti Aqso. Petarung terkuat harus pergi melawan musuh tertangguh. "Kalian pergilah ke pasukan barat!"
Seluruh pasukan pemberontak dari selatan tak dapat melawan permintaan Deli. Mereka paham mengapa gadis yang ada di barisan terdepan ini meminta semua orang pergi. Dia akan bertarung. "Kami paham! Semoga kemenangan ada di pihakmu!"
Deli mengangguk seraya menyorotkan tatapan yakin. Dia harus bertarung. "Baiklah. Jaga diri kalian!"
MESS arsitek itu pun mengarahkan seluruh raksasa batu untuk pergi ke pasukan barat. Untuk meninggalkan dirinya, Deli berdiri menunggu pemilik banteng-banteng tadi keluar. Di mana kau, Red Bull—!
Dari arah belakang Deli, kawanan banteng keluar dari gedung yang lain. Tanpa terduga, banteng-banteng itu menyeruduk gadis berdarah Latin di depannya sampai terjatuh ke dalam air. Sangat tak terduga. Red Bull sudah datang dari tadi.
Celaka! Aku tertipu! Deli berseru sembari berusaha naik ke atas permukaan air. Arus dahsyat tsunami membuat gadis berambut coklat itu sulit mengambil napas, hingga dia meninggikan daratan di bawah.
Daratan di sekitar Deli meninggi sampai tsunami tidak bisa menjangkau. Hampir saja aku mati terbawa arus!
Dengan tubuh yang basah kuyup, MESS arsitek itu langsung memfokuskan pandangan ke segala arah. Sangat waspada. Deli tidak mau tertipu untuk yang kedua kali.
"Hei, kau!" seru seseorang dari kejauhan memanggil Deli. Gadis yang kini waspada itu langsung berbalik ke arah orang tadi.
Seorang wanita berkulit putih mulus. Wanita berdarah Tiongkok. Gaunnya berwarna merah menyala. Dengan pakaian seketat itu, dia masih berjalan penuh rasa percaya diri. Padahal, keadaan sangat mengerikan di sekitar. Sudah jelas!
Itu pasti Red Bull.
MESS banteng itu datang dengan melangkah enteng. Tanpa ada rasa waspada, Red Bull mendekati Deli. Amat santai, dia ingin mengobrol dengan gadis di depannya. "Bagaimana kabarmu ..., Dewi—"
KAMU SEDANG MEMBACA
MESS
Fantasy[DAFTAR PENDEK WATTYS 2023] Setelah kiamat kedua, Makka---manusia berdarah campuran MESS---harus menemukan ibunya di sisi lain bumi-yang-baru sebelum keempat Kaisar memulai kiamat ketiga untuk membinasakan semua MESS dan manusia. *** MESS, Mortal En...