7.10 Final: water

249 32 80
                                    

CAHAYA biru meledak keluar.

Tubuh Makka memuntahkan eksitasi cahaya dahsyat. Spektrum biru menembus langit, hingga membuat mendung gelap menghilang pergi. Dengan satu teriakan, semua yang ada di sekitar terlontar pergi.

"Air-air yang memenuhi semesta, aku memohon bantuanmu."

Makka menyerukan panggilan itu lagi: permohonan yang sama dengan setahun lalu. Hari saat Lemyaku membunuh bapak Makka, cahaya itu bangkit. Sampai membuat Makka melenyapkan seluruh kampung halaman, kekuatan terbesar MESS air sudah kembali.

Tsunami spontan tertarik mundur. Daratan A-Capital kembali kering. Hingga menampakkan daratan hitam bak dibasahi bah, mayat-mayat mulai mencuar bertumpuk di seluruh penjuru.

"Laki-laki brengsek!!!" umpat Lemyaku menahan angin kencang yang timbul sebab eksitasi MESS air di depan. Mata emasnya memandang sekitar. Dia menyaksikan pusat A-Capital terhempas sampai menjadi tanah lapang.

Bergidik ngeri, pria yang menobatkan diri sebagai MESS terkuat itu malah bergetar dibuat Makka. Namun, Lemyaku malah terheran saat melihat Iky. Gadis berhijab itu malah tersenyum. Dia mengetahui sesuatu.

Eksitasi. Teknik tertinggi seorang MESS yang hanya dimiliki oleh keturunan Jibril. Karena luka yang ditorehkan Lemyaku, Makka ... mencapainya, gumam Iky berusaha menahan dorongan angin kencang. MESS waktu itu menganga tak percaya. Dia melihat eksitasi dengan mata kepala. Ini adalah masa depan yang ia lihat. Kemenangan ada di tangan Makka.

MESS air itu menatap tajam Lemyaku. Dengan cahaya keluar dari seluruh tubuh, Makka mengeluarkan seluruh kemurkaan

"Lemyaku, kau harus merasakan kekuatan sebenarnya dari MESS air."

Darah yang menyembur deras dari tangan Makka seketika berhenti. Lengan buntung yang semula berwarna merah tua, berganti menjadi putih, sebersih kulit Makka. Itu benar warna kulit. Ajaib. Tangan Makka tumbuh kembali sedikit demi sedikit.

Sampai meninggalkan sepasang mata emas yang terbelalak lebar, Makka tak dapat dibunuh.

"Air adalah kehidupan. Selama aku masih berdiri di muka bumi, orang sepertimu tak boleh berdiri."

Makka mengentakkan kaki kanan keras-keras. Sangat cepat. Air keluar bagai cabang-cabang ranting di pohon beringin. Tak terhitung. Sangat banyak. Bahkan, lebih banyak dari miliaran ranting.

Air-air yang bercabang itu bergerak dengan kencang ke seluruh A-Capital. Untuk menembus ke seluruh tubuh tak berdosa, percabangan air yang banyak ini menghubungkan semua orang dengan Makka.

"Air akan memberikan kehidupan."

Seberkas cahaya mengalir cepat dari tubuh Makka ke seluruh kepala. Air itu menghubungkannya. Ajaib.

Semua orang di A-Capital pulih seperti sedia kala.

Tanpa luka, darah berhenti keluar dari tubuh. Tulang yang patah kembali menyatu. Organ yang hilang kembali membentuk. Seakan bisa bersorak keras, tak ada orang yang terluka di hari itu.

"Air menghadiahkan kehidupan, tapi tak bisa mengembalikan yang sudah mati."

Pemberontak yang Lemyaku lukai perlahan kembali pulih. Namun, pengikut Lemyaku akan tetap di neraka. Sekutu Makka sebentar lagi bangkit. Aqso, Deli, Dinar, Jaghro, dan Baek akan berdiri. Bahkan, lebih tegap.

Lemyaku bergidik ngeri. Dia hanya bisa terbelalak lebar. Hampir mengeluarkan mata emasnya, Presiden A-Capital itu bergetar hebat. Tak bisa berpikir jernih, Lemyaku mulai mengeluarkan kekuatan lagi. "Aku akan menghentikanmu!!!"

MESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang