2.2 Turok: prostration

387 90 119
                                    

SEKUJUR lambung kapal tua mendekati sebuah dataran hijau. Di belakang warna hijaunya, kepulan asap membumbung tinggi. Sementara itu, tidak ada yang tahu kenapa laut berduyun-duyun bergelombang. Ombak naik-turun seperti ada sebuah pulau tenggelam ke dasar.

"Makka, itu Turok." Taiga menunjuk dataran hijau di depan, "sembunyikanlah kekuatanmu! Jangan sampai mereka melihatnya."

Pemuda yang sedang mengarahkan arus laut ini mengikuti perkataan Taiga. Makka langsung turun dari geladak depan menuju dek utama. Makka heran setelah menyaksikan pemandangan yang ia lihat. Dengan waspada, dia mendaratkan sebuah pertanyaan,

"Apakah Turok sehijau ini? Bukannya Turok dulunya adalah Korea?"

Laki-laki yang sedang diajak Makka berbicara itu berusaha tenang. Dengan menganalisis kemungkinan yang ada, Taiga pun berkata,

"Bukan, Makka, tapi bersiaplah! Kita berada di bagian Turok yang dikuasai Korea Utara."

Makka seketika terkejut setelah mendengar jawaban Taiga. Dia tahu bahwa Korea Utara sangat menutup diri. Entah apa yang sedang mereka tutupi, tapi lelaki dari Midas ini tidak tahu, apakah Turok adalah tempat yang aman untuk MESS.

Karena telah melihat pemandangan yang ganjil sebelumnya, Makka malah diliputi rasa khawatir. Kepulan asap yang membumbung tinggi dan arus laut yang terlampau tak normal, kedua kejanggalan itu membuat Makka tidak bisa tenang.

"Taiga, aku curiga dengan kepulan asap itu," ungkap Makka terang-terangan. "Aku rasa, kita tidak perlu mampir ke sini."

Mendengar kekhawatiran Makka, Taiga menggeleng-gelengkan kepala. Dengan sedikit mengejek, bibir Taiga tersungging, lalu tertawa kecil seraya berkata,

"Dasar kau pengecut, Makka!"

"Bodoh! Kau seharusnya paham maksudku!" Makka membalas ejekan yang ditujukan kepadanya. "Aku hanya tidak mau melakukan hal yang sia-sia."

Taiga melompat ke samping Makka. Dengan merangkul pundak pemuda di sampingnya, Taiga berkata dengan nada entengan, 

"Ayolah, Makka! Beranilah sedikit! Aku tahu orang-orang sinting itu tidak menjadi masalah buatmu, kan?"

Makka tidak menggubris bujukan Taiga. Perkataan yang sangat bodoh. Taiga jelas ingin pergi ke Turok hanya untuk iseng semata. Padahal, dia lupa, dirinya lah yang tidak bisa mengatasi orang-orang sinting. Misal, saat penyerangan Dante yang nekat sebelumnya.

Selagi tak tahan mendengar celoteh Taiga, mata biru Makka sontak terbelalak lebar. Dia menyaksikan sekumpulan kapal perang mendekati kapal tua mereka.

Tanpa menunggu lebih lama, MESS air itu hendak menenggelamkan kapal-kapal besar yang berjajar di depan. Aneh. Taiga malah melarangnya. Makka yang sudah tidak tahan mendengar rengek Taiga, seketika berseru,

"Kau melarangku hanya untuk pergi ke Turok, kan!?"

"Tidak, Bodoh!" Taiga membuat mata biru Makka membeku. "Aku ke sana ingin menyelamatkan MESS!"

Hati Makka seketika bergetar. Dia seakan ditampar oleh jawaban Taiga. MESS yang memiliki kekuatan air ini sadar, dirinya hampir melanggar permintaan sang bapak.

Lindungi para MESS.

Perkataan dari pria yang disayangi Makka itu terdengar lagi di benak.

Makka hanya bisa tertunduk malu. Bagaimana bisa Taiga yang aneh malah memiliki kemauan yang lebih keras daripada dirinya. Padahal, Makka adalah seorang MESS yang sudah diberikan tongkat kepercayaan sebagai pelindung MESS.

Karena sadar tujuan Taiga, Makka mulai mengangkat kepala. Dia beralih menatap sepasang mata hijau yang ada di samping. Dengan senyuman hangat, ia berkata,

MESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang