* Perlindungan *

8.3K 1.6K 4
                                    


"  Beraninya kalian sama perempuan ... ! " teriak Fauzan di ikuti gertakan dari yang lainnya. Khalisha dan Khayra memandang ke arah mereka berempat dengan nafas yang tersengal.

Pemuda kampung itu berjumlah 6 orang, lebih banyak dari mereka.

" Kalian siapa ? " tanya salah satu dari mereka yang sepertinya ketua geng. Ia melepas genggaman kayu yang tadi di pegangnya dan melangkah menuju mereka berempat di ikuti lima orang lainnya di belakang.

" Santri Kece..., " jawab Faris, dengan nada mengejek kepada mereka. Enam orang itu sejenak terdiam, setelah itu tertawa mendengar jawaban yang keluar dari mulut Faris.

" Santri Kece kata kalian ? Tampang kalian nggak ada kecenya sama sekali..., " ujar si ketua geng.

" Ya, setidaknya tampang kita lebih ganteng dari kalian..., " canda Faris.

Fathur menyikut lengan Faris yang melayangkan canda kepada mereka.

" Kalian nggak tau siapa kita ? Preman kampung yang di takutin sama masyarakat sini. Jangan macam-macam kalian di kampung ini atau kalian akan tau akibatnya..., " ancam mereka.

" Kita nggak takut sama kalian. Mau duel ? " tantang Fauzan, " Keluarin jurus kalian..., "

Fathur berbisik ke arah Fauzan, " Beneran kita mau duel ? " tanyanya.

Fauzan mengangguk pelan dan berbisik ke arah mereka bertiga.

" Latihan kalian selama ini jangan hanya di pendam, langsung praktek di sini.., " kata Fauzan seraya mengepal tangan dan memajukan tangannya ke arah mereka berenam, seakan memberi isyarat untuk siap berduel dengan mereka.

Khalisha dan Khayra hanya memandang ke arah mereka berempat dengan was-was dan jantung yang berdebar kencang.

" Boleh juga kalian..., " ujar ketua geng. Ia memberi isyarat untuk bersiap melawan mereka berempat, " Serang mereka.., " perintahnya.

Dan, mereka terlibat duel dan saling adu kekuatan satu sama lain.

BUKK !

Terdengar pukulan keras yang bertubi-tubi di antara mereka dan semua terhuyung kecuali Fauzan yang berhasil kokoh dalam pertahanannya. Namun, luka pukulan di pipi dan bibirnya terpampang nyata . Fauzan mengusap darah yang mengucur dan berusaha mengatur nafas yang terengah.

" Sampai jumpa lagi untuk kalian, Santri Kece ! Kali ini pertarungan kita imbang ! Tunggu pembalasan dari kami ! " seru ketua geng sambil berlalu dari hadapan mereka.

Fauzan membantu teman-temannya untuk bangun. Wajah mereka di penuhi memar dan badan terasa seperti remuk. Fauzan menghampiri Khalisha dan Khayra yang berdiri tak jauh dari mereka.

" Ustadzah dan Kak Khayra tidak apa-apa ? " tanya Fauzan kepada mereka.

Khalisha membuang wajahnya dari Fauzan, sementara itu wajah Khayra masih menyiratkan ketakutan.

" Ana sudah bilang, jangan panggil ustadzah.., " ketus Khalisha kepada Fauzan.

Fauzan menggaruk kepalanya bingung, Khayra menyikut lengan Khalisha dan mengarahkan pandangannya ke arah Fauzan.

Geng Santri Kece ! [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang