" Pakai kain ini..., " ucap Fauzan sambil menunjuk sebuah kain taplak meja berwarna putih yang ada di samping mereka, " Bolongnya cuma sedikit, bisa di akalin sama kain ini. Lu bisa jahit kan, Ris ? Kan suami idaman..., "" Bukannya tadi lu mau beli lagi di kantor, kenapa tiba-tiba minta di jahitin bajunya ? Astaghfirullah , bener-bener ini anak..,"
" Setelah gua fikir, beli seragam kan lumayan juga uangnya. Uang gua juga harus cukup untuk sebulan. Kalau gua beli gamis, gua nggak bisa jajan sampai di kirimin uang lagi..., " kata Fauzan, " Keadaan keluarga gua juga kan lu tau sendiri , lagi serba kekurangan. Gua nggak mau memberatkan Mama gua..., "
" Oke, tunggu di sini. Gua pinjem jarum jahit sama benang di kantor pengurus..., " ucap Faris sambil membalikkan badannya lagi menuju kantor pengurus, " Jangan bergerak sampai gua datang... ! " serunya.
Beberapa menit setelah itu, Faris sudah membawa perlengkapan lengkap untuk menjahit gamis Fauzan yang bolong.
" Sini baju lu..., " ujar Faris meminta Fauzan untuk memberikan gamisnya, ia memotong taplak meja putih tanpa rasa kekhawatiran dan langsung menambal gamis Fauzan.
" Eh, tapi ini nggak apa-apa kita ambil taplak meja ini ? " tanya Fauzan, kini ia justru di liputi rasa kekhawatiran.
" Gua udah potong kainnya, lu baru ngomong gitu, Zan..., " ujar Faris, menggerutu, " Nasi udah menjadi bubur. Kalau ada apa-apa, ya lu harus menanggung resiko. Gua cuma bantu jahit baju lu doang ya. Jangan seret gua dalam permasalahan lu.., "
" Oke, Kyai Faris yang terhormat..., "
" Ini lu lanjutin jahitnya. Masa' gua yang jahit semuanya ? " ujar Faris.
" Gua kan nggak bisa jahit..., "
" Ya, belajar, Tuan Fauzan. Jangan jadi anak manja..., "
" Tadi, gua nyetrika aja sampai gosong..., "
" Anggap aja itu kegagalan menuju kesuksesan..., "
Fauzan mengambil gamisnya dari tangan Fauzan dan mencoba untuk menjahit tambalan pada baju gamisnya.
" Begini kan jahitnya ? " tanya Fauzan sambil memperlihatkan hasil jahitannya kepada Faris.
Faris mencoba untuk melihat hasil kerja Fauzan, dan kali ini ia akui hasil jahitan Fauzan sesuai dengan apa yang ia ajarkan, " Oke. Good job. Baru kali ini gua bilang Alhamdulillah melihat pekerjaan lu, Zan...., "
" Alhamdulillah..., "
" Cepetan jahitnya. Keburu masuk kelas.., " seru Faris.
" Oke, oke....., "
*****
Pesantren Darul Wafa' wal Amal adalah Pesantren Takhossus untuk Qur'an , di sana santri juga mendapatkan pelajaran ilmu lain seperti Aqidah, Fiqh, Bahasa Arab , Siroh dan pelajaran lainnya. Untuk pelajaran umum, mereka hanya belajar yang ada di ujian nasional saja selama 1 jam perhari.
Hari ini adalah hari pertama mereka belajar setelah masa orientasi selama satu minggu. Saat mereka akan masuk untuk kelas pertama, seorang ustadz masuk dengan laki-laki memakai gamis putih dan kacamata hitam ke dalam aula. Para santri yang berada di dalam aula, sontak mengarahkan pandangan ke arah laki-laki bergamis putih tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geng Santri Kece ! [ SUDAH TERBIT ]
Fiksi RemajaReady Stok @TBO Shopee : zabook01 . ( Drama - Persahabatan - Comedy ) . 1. Fauzan - Anak seorang pengusaha yang bangkrut , softboy visioner yang menyukai dunia bisnis dan ekonomi. 2. Faris - Anak seorang Kyai , tukang pembuat onar ,pembangkang , fak...