* Metode *

23.8K 3.2K 83
                                    


" Pakai kain ini..., " ucap Fauzan sambil menunjuk sebuah kain taplak meja berwarna putih yang ada di samping mereka, " Bolongnya cuma sedikit, bisa di akalin sama kain ini. Lu bisa jahit kan, Ris ? Kan suami idaman..., "

" Bukannya tadi lu mau beli lagi di kantor, kenapa tiba-tiba minta di jahitin bajunya ? Astaghfirullah , bener-bener ini anak..,"

" Setelah gua fikir, beli seragam kan lumayan juga uangnya. Uang gua juga harus cukup untuk sebulan. Kalau gua beli gamis, gua nggak bisa jajan sampai di kirimin uang lagi..., " kata Fauzan, " Keadaan keluarga gua juga kan lu tau sendiri , lagi serba kekurangan. Gua nggak mau memberatkan Mama gua..., "

" Oke, tunggu di sini. Gua pinjem jarum jahit sama benang di kantor pengurus..., " ucap Faris sambil membalikkan badannya lagi menuju kantor pengurus, " Jangan bergerak sampai gua datang... ! " serunya.

Beberapa menit setelah itu, Faris sudah membawa perlengkapan lengkap untuk menjahit gamis Fauzan yang bolong.

" Sini baju lu..., " ujar Faris meminta Fauzan untuk memberikan gamisnya, ia memotong taplak meja putih tanpa rasa kekhawatiran dan langsung menambal gamis Fauzan.

" Eh, tapi ini nggak apa-apa kita ambil taplak meja ini ? " tanya Fauzan, kini ia justru di liputi rasa kekhawatiran.

" Gua udah potong kainnya, lu baru ngomong gitu, Zan..., " ujar Faris, menggerutu, " Nasi udah menjadi bubur. Kalau ada apa-apa, ya lu harus menanggung resiko. Gua cuma bantu jahit baju lu doang ya. Jangan seret gua dalam permasalahan lu.., "

" Oke, Kyai Faris yang terhormat..., "

" Ini lu lanjutin jahitnya. Masa' gua yang jahit semuanya ? " ujar Faris.

" Gua kan nggak bisa jahit..., "

" Ya, belajar, Tuan Fauzan. Jangan jadi anak manja..., "

" Tadi, gua nyetrika aja sampai gosong..., "

" Anggap aja itu kegagalan menuju kesuksesan..., "

Fauzan mengambil gamisnya dari tangan Fauzan dan mencoba untuk menjahit tambalan pada baju gamisnya.

" Begini kan jahitnya ? " tanya Fauzan sambil memperlihatkan hasil jahitannya kepada Faris.

Faris mencoba untuk melihat hasil kerja Fauzan, dan kali ini ia akui hasil jahitan Fauzan sesuai dengan apa yang ia ajarkan, " Oke. Good job. Baru kali ini gua bilang Alhamdulillah melihat pekerjaan lu, Zan...., "

" Alhamdulillah..., "

" Cepetan jahitnya. Keburu masuk kelas.., " seru Faris.

" Oke, oke....., "

*****

Pesantren Darul Wafa' wal Amal adalah Pesantren Takhossus untuk Qur'an , di sana santri juga mendapatkan pelajaran ilmu lain seperti Aqidah, Fiqh, Bahasa Arab , Siroh dan pelajaran lainnya. Untuk pelajaran umum, mereka hanya belajar yang ada di ujian nasional saja selama 1 jam perhari.

Hari ini adalah hari pertama mereka belajar setelah masa orientasi selama satu minggu. Saat mereka akan masuk untuk kelas pertama, seorang ustadz masuk dengan laki-laki memakai gamis putih dan kacamata hitam ke dalam aula. Para santri yang berada di dalam aula, sontak mengarahkan pandangan ke arah laki-laki bergamis putih tersebut.

Geng Santri Kece ! [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang