* Aina *

6.5K 1.2K 19
                                    


⬆️ Play Music : Arvian - Ajarkan Aku ⬆️

Fathur menundukkan kepalanya ke arah Ayah Aina dan berusaha untuk menata hati. Ia memberi isyarat kepada yang lain untuk meninggalkan lapangan dan menuju ke arah Ayah Aina yang menunggu di pinggir lapangan.

" Kenapa, Fathur ? " tanya Farhat. Fauzan dan Faris yang berada di tengah lapangan melangkah menuju tempat Farhat berdiri di depan gawang.

" Sepertinya ada yang mencari gua.., " jawabnya seraya menunjuk pria dan wanita paruh baya yang sudah mengarahkan pandangan ke arahnya.

" Orang tua antum ? "

Fathur menggeleng pelan dan wajahnya menunjukkan sebuah perasaan cemas yang di pendam, " Orang tuanya Aina.., "

Farhat terkesiap mendengar nama yang di lontarkan oleh Fathur.

Orang tuanya Aina ? Untuk apa datang ke sini ? Mengapa ada firasat buruk yang menghantui ?

" Siapa itu Farhat ? " tanya Fauzan dengan nafas tersengal sembari menghampiri Farhat yang berdiri dan tidak berkutik.

" Orang tuanya Fathur ? " tanya Faris mengamati gerak gerik mereka dari lapangan.

" Orang tuanya Aina.., " jawab Farhat.

Wajah Fauzan dan Faris tercekat. Mereka merasakan sebuah firasat buruk yang juga di pikirkan oleh Farhat.

Tapi, bukankah Fathur dan mantan pacarnya sudah tidak saling berhubungan lagi ? Mengapa orang tuanya Aina datang ke sini ?

BUK !

Fathur terjungkal dengan sebuah pukulan yang melayang dari tangan Ayah Aina.

" FATHUR ?! "

Faris langsung mengajak Fauzan dan Farhat untuk menghampiri Fathur yang terlibat konflik dengan Ayah Aina. Mereka melangkah dengan cepat dan membantu Fathur berdiri dari jatuhnya.

" KALIAN TEMAN ANAK NARAPIDANA INI ?! " ujar Ayah Aina dengan geram, " Berani-beraninya teman kalian ini menggoda putri saya lagi, HAH ?! "

Fathur memegang pipi bekas pukulan seraya meringis. Ia berusaha bangkit dan menatap Ayah Aina tanpa ada rasa ingin membalas dendam kepadanya.

" Mohon maaf, saya sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan Aina. Di bagian mana saya menggoda putri anda ? " tanya Fathur dengan menahan emosinya. Ia berusaha mengatur hati, walaupun rasanya hancur.

" INI ! "

Ayah Aina menunjukkan sebuah komentar yang tersemat di artikel yang di tulis oleh Fathur di website SantriKece. Fathur memandang dengan perasaan tanda tanya karena ia tidak merasa menjawab komentar dari Aina.

" Maaf.., " Farhat memajukan langkahnya ke hadapan Ayah Aina, " Saya yang menulis jawaban komentarnya, bukan Fathur. Teman saya sendiri sudah menyampaikan untuk tidak membalasnya, namun saya di sini hanya membalas sebagai admin dari website tersebut..., " ucap Farhat.

Kini, giliran pandangan mengarah kepada Farhat yang menjelaskan apa yang terjadi, namun Ayah Aina masih ingin menyangkal hal tersebut.

Geng Santri Kece ! [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang