* Fobia *

7K 1.4K 11
                                    


Farhat membuka matanya. Pandangannya berbayang. Ia melihat Fauzan, Faris dan Fathur sedang mengerubungi dirinya di sekitar tempat tidur.

" Farhat ? " panggil Fauzan ketika melihat Farhat membuka matanya. Serentak Faris dan Fathur memfokuskan pandangan mereka ke arah Farhat.

Farhat memegang kepalanya , keringat masih menjalar di sekujur tubuh. Tangannya masih merasakan gemetar yang begitu kuat. Suara tawa di webinar tadi masih menggema di telinganya.

Faris dengan lembut memegang lengan Farhat dan menuntunnya untuk membaca dzikir.

Fathur berbisik ke arah Fauzan , setelah itu memberi isyarat kepada Faris untuk menemani Farhat yang masih belum tenang.

Mereka keluar dari UKS karena Khayra mengirim pesan agar mereka menemuinya di depan rumah Kyai Adnan.

" Bagaimana keadaan Farhat ? " tanya Khayra kepada mereka berdua, " Saya merasa bersalah karena sudah memaksanya untuk menjadi pembicara di acara webinar kampus.., "

" Sudah siuman, kak.., " jawab Fathur. Khayra terdiam . Perasaan bersalah dari tadi terus menghantuinya.

" Apa Farhat punya glassophobia ? " tanya Khayra.

Fathur menatap ke arah Fauzan dengan pandangan tidak mengerti.

" Maksudnya ? " tanya Fauzan.

" Ah, itu maksud saya fobia berbicara di depan orang banyak. Kalau istilah dalam psikologinya adalah glassophobia.., " jawab Khayra.

Fathur dan Fauzan menggeleng bersamaan, " Kita juga kurang tau, kak..., "

Khayra menghela nafas pelan dan mengarahkan pandangannya ke arah lain, " Saya kebetulan ambil jurusan psikologi di kampus. Saya menangkap sepertinya Farhat mengidap fobia atau punya traumatik ketika berbicara di depan banyak orang..., "

" Kalau hal itu, kami juga belum sepenuhnya mengetahui, kak. Nanti coba kami cari tahu.., " ucap Fathur.

Khayra merogoh sesuatu dari dalam tasnya dan mengeluarkan kantong putih berisi beberapa obat.

" Ini beberapa obat antidepresan. Dosisnya sudah saya tulis di situ. Saya minta tolong kepada kalian untuk di minumkan ke Farhat, minimal untuk penenang sementara dari kejadian kemarin.., "

Fauzan mengambil kantong putih itu dari tangan Khayra, setelah itu mereka pamit untuk masuk ke dalam pesantren.

Namun, suara Khalisha yang memanggil Khayra dari dalam rumah menghentikan langkah Fauzan. Ia menoleh sedikit ke arah belakang  untuk melihat sosok Khalisha dan mereka saling berpandangan satu sama lain.

" Woy, Zan...! " ujar Fathur menutup wajah Fauzan yang menoleh ke arah Khalisha.

" Apaan sih lu ? " Fauzan menyingkirkan tangan Fathur yang mendarat di wajahnya dan merengut kesal.

" Istighfar..., "

" Emang gua ngapain ? "

" Lu ngelihat ke arah Khalisha tadi 'kan ? " ujar Fathur tertawa cekikikan.

" Nggak..., "

Khayra melambaikan tangannya di depan wajah Khalisha.

Geng Santri Kece ! [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang