* Prolog *

83.9K 5.8K 177
                                    



Disclaimer: Penulisan versi Wattpad masih banyak typo, kesalahan, dan tanda bacanya.

Jika ingin membaca versi yang lebih baik dan edisi revisi, silahkan baca versi novel. Trims.

- FAUZAN -

" Perusahaan Papa mengalami kebangkrutan karena di tipu oleh rekan kerjanya dan ia tidak bisa membayar hutang ke bank. Jadi, rumah dan aset akan di sita oleh pihak bank untuk pengembalian dana yang sudah di pinjam.., " ujar Mama dengan wajahnya yang menunduk.

Fauzan dan dua adiknya hanya memandang wajah Mama dengan pasrah. Malam ini mereka akan mengungsi ke rumah kontrakan yang sudah di sewa oleh Papa.

" Fauzan, maaf Mama harus memindahkanmu ke pesantren ya. Papa tidak mampu lagi untuk membayar uang sekolahmu.., " ucap Mama sambil mengusap wajah Fauzan.

" Tapi, kenapa harus ke pesantren, Ma ? Aku tetap ingin di sekolah..., " ujar Fauzan ,bersikeras.

" Dan, nggak keren lah kalau aku di Pesantren. Apa kata teman-teman nanti ? "

" Fauzan..., " panggil Mama, lembut, " Jangan hiraukan penilaian orang. Kamu harus jadi contoh untuk adik-adikmu ya. Mama berharap besar denganmu. Mungkin, sekarang kamu akan membenci keputusan ini, tapi suatu saat kamu akan mengerti mengapa Allah pilihkan jalan ini untukmu...., "

" Tapi, Ma....., " Fauzan masih berusaha ingin mengelak, namun Mama beranjak dari tempat duduknya dengan air mata yang bercucuran. Ia menghela nafasnya.

Tinggal di Pesantren ?
Apa rasanya tinggal di sana ?

Selama ini aku hidup di kelilingi kemewahan,
hingga pada akhirnya perusahaan Papa mengalami kebangkrutan..

Semua kehidupan ini tiba-tiba hilang dalam sekejap.
Dan, aku harus hidup di sebuah tempat asing bernama Pesantren.

Ketika Fauzan beranjak dari duduk, Mama menghampiri dan memeluknya, " Fauzan, ketika Mama dan Papa di timpa masalah ini, kami menyadari nikmat dunia itu kapan saja bisa di ambil , namun jangan sampai nikmat beribadah kita juga di cabut oleh Allah, " ucap Mama dengan bercucuran air mata.

" Jika Mama masih punya kesempatan, Mama juga ingin kembali muda sepertimu, menimba Ilmu di Pesantren , belajar Agama dan Qur'an, tapi Mama sudah mempunyai tanggung jawab keluarga dan waktu Mama terbatas. Harapan Mama adalah kalian semua. Jangan seperti Mama dan Papa yang minim ilmu Agama..,"

Fauzan bergeming, setelah itu mendekap Mama dengan jiwa yang penuh pasrah. Saat ini ia sudah masuk kelas 2 SMA. Padahal hanya tinggal satu setengah tahun lagi ia menyelesaikan SMA.

Fauzan, 17 tahun. Anak seorang Pengusaha, yang harus pasrah pindah ke tempat asing bernama Pesantren.

*****

- FARIS -

" Kamu itu anak dari pemilik Pemilik Pesantren, Faris. Abah ingin kamu jadi contoh untuk anak-anak santri yang lain..., " ucap Abah memberi nasehat kepada Faris sore itu .

Faris , anak bungsu dari 6 bersaudara dari Abah Fauzi, pemilik pesantren dengan ratusan santri. Berbeda dengan kakak dan abangnya yang sangat penurut dan baik, Faris mempunyai kepribadian yang bertolak belakang dengan mereka.

Geng Santri Kece ! [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang