* Jatuh Hati *

7.5K 1.4K 14
                                    


Faris berusaha naik ke atas dengan langkah pelan. Pemandangan yang baru saja di lihatnya begitu mengusik pikiran Faris.

Apa mereka punya hubungan yang istimewa ? Mengapa Khalisha terlihat begitu sumringah ketika Fauzan datang membawakan kertas pembungkus bunga ?

" Apa mereka benar-benar berpacaran ? " gumam Faris, " Wah, bener-bener Fauzan nggak cerita sama kita. Parah banget itu anak..., "

" Aww..., " teriak Khalisha .

Fauzan yang sedang memotong tangkai bunga, menoleh ke arah Khalisha yang mengerang kesakitan.

" Kenapa ? " tanya Fauzan.

Khalisha menggelengkan kepalanya seraya menyembunyikan luka di jari telunjuk yang terkena duri dari tangkai bunga mawar.

" Tanganmu terluka ? Kena duri ? Mengapa menyembunyikan tangan di belakang ? "

" Tidak apa-apa.., " jawab Khalisha berusaha tenang .

Fauzan menatap Khalisha dengan perasaan tidak percaya. Ia mendekat ke arah Khalisha dan meminta untuk memperlihatkan tangan yang di sembunyikan di belakang.

" Coba perlihatkan tanganmu jika tidak ada apa-apa.., " pinta Fauzan dengan lembut, " Saya hanya ingin memastikannya saja.,"

" Memang kalau jari saya luka, kamu ingin apa ? "

" Jarimu terluka ? " tanya Fauzan, " Apa kamu berfikir saya akan memegang tanganmu ? "

Wajah Khalisha di balik cadar memerah. Ia menundukkan wajahnya dari tatapan Fauzan, setelah itu menunjukkan jari telunjuknya yang mengeluarkan darah.

Fauzan tertawa kecil, " Tunggu di sini..., " ujarnya kepada Khalisha. Ia naik ke atas tebing dan melangkah cepat meninggalkan Khalisha di bawah.

15 menit kemudian Fauzan dengan tergopoh membawa kantong plastik hitam berisi kapas dan plester.

" Ini..., " ucap Fauzan memberikan kapas dan plester kepada Khalisha.

Andai saja tangan ini halal untuk menyentuhmu, pasti akan aku obati dirimu, Khalisha.

Fauzan membuyarkan pikiran tersebut dari otaknya.

Apa yang aku pikirkan tadi ? Fauzan, jangan berfikir macam-macam !

Khalisha membersihkan luka di tangannya dengan kapas, setelah itu membuka plester. Ia memandangi plester tersebut dengan rasa terkejut.

Bahkan, plester yang di berikannya ada motif bunga. Apa ini kebetulan atau memang sengaja dia memilihkannya untukku ?

Khalisha membuang pikirannya jauh-jauh dan memasang plester yang di berikan Fauzan di jari telunjuknya.

" Mau beli kapas dan plester..., " ujar Fauzan kepada pemilik warung, " Ada plester yang motifnya bunga gitu kan ya ? "

Pemilik warung memandang Fauzan dengan rasa bingung, " Ada. Sebentar..., " Pemilik warung itu masuk ke dalam dan membawakan beberapa plester kepada Fauzan.

" Terima kasih..., " ujar Fauzan, " Jadi berapa ? "

" Tujuh ribu.., " jawab pemilik warung. Fauzan merogoh sakunya dan memberikan uang tujuh ribu kepada pemilik warung tersebut.

Geng Santri Kece ! [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang