* Matahari dan Bulan *

6.6K 1.3K 68
                                    


Khalisha memandang Fauzan yang memegang kitab miliknya. Jantungnya semakin berdebar keras ketika Fauzan menggenggam sebuah kertas putih dari dalam kitabnya.

" Jangan hiraukan isi kertas itu...! " ujar Khalisha dengan raut wajah yang memerah. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi bersikap kepada Fauzan ketika ia mengetahui apa isi dalam hatinya. Dirinya sudah di penuhi rasa kalut dan malu.

" Tolong berikan kitab itu.., "

Bagaimana ini ? Mengapa Fauzan membaca tulisanku ? Aku seperti tidak bisa bergerak dan bernafas.

" Apa kamu mau menjadi bulan untukku ? "

Deg !

Fauzan menatap ke arah mata Khalisha dengan wajah di penuhi rasa berharap untuk menjadi seseorang yang menemani hari-harinya dalam keadaan senang dan sedih.

Khalisha terkesiap mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Fauzan. Ia yang tadinya menutup diri dari jangkauan laki-laki manapun, kini di hadapkan dengan sebuah perasaan yang menghujam jiwanya.

Mereka terdiam lama tanpa ada satu patah kata yang keluar dari mulut. Fauzan menyerahkan kitab tersebut kepada Khalisha yang masih tidak percaya akan di hadapkan dengan situasi seperti ini.

" Maaf, tadi itu..., "

Fauzan berusaha untuk mencairkan suasana dan berusaha meralat kata-katanya tadi. Ia khawatir Khalisha akan melakukan sesuatu hal yang membuat hubungan pertemanan mereka rusak.

" Jadi, kamu mau menjadi matahari untukku ? " tanya Khalisha, memastikan.

Fauzan memandang mata yang di penuhi kesedihan akan kesepian yang di deranya selama ini. Ia menetapkan hati akan menghapus air mata yang selama ini memenuhi pelupuk mata gadis itu.

Fauzan mengangguk kepala pelan dan tersenyum, " Tentu saja.., "

*****

THERAPY UNTUK GLASSOPHOBIA.

1. Mempersiapkan dengan matang materi yang ingin di sampaikan.

" Udah lu tulis point-pointnya ? " tanya Fathur kepada Farhat yang sedang menulis materi untuk mengisi webinar.

Farhat mengangguk pelan dan berusaha keras memikirkan materi yang akan di sampaikannya.

2. Melatih diri berbicara di khalayak ramai.

" Oke, kalau lu udah selesai nulis materinya, coba latihan sambil berdiri di hadapan kita. Anggap ada ribuan orang yang melihat lu berbicara di podium.., " kata Faris menepuk pundak Farhat.

" Ayok, Farhat ! Lu pasti bisa. Programmer kita nih ! Senggol dong, bos..., "

" Woy, orang lagi konsentrasi, malah di gangguin terus.., " Fathur memberi isyarat kepada Faris untuk tidak menganggu Farhat yang sedang berkonsentrasi menulis.

" Siapa yang gangguin ? Ini namanya memberi semangat , Fathur..., " Faris melirik ke arah Fauzan yang duduk di sudut kelas seraya melihat secarik kertas di tangannya. Fauzan menunjukkan wajah yang tidak biasa.

" Fauzan ! " teriak Faris sambil melangkah menghampirinya. Fauzan cepat-cepat menaruh kertas yang baru saja di bacanya dan memasukkannya ke dalam buku.

Geng Santri Kece ! [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang