Fauzan berusaha tenang untuk menghadapi tatapan tajam dari Khalisha." Afwan, saya tidak bermaksud untuk menjadi penguntit, tapi karena mengikuti jejak ini..., " ucap Fauzan sambil menunjuk jejak kaki yang berasal dari sepatu boot yang di pakai Khalisha, " Silahkan kalau mau siram air ke wajah saya.., "
" Maksudnya ? " tanya Khalisha.
" Iya, mungkin Khalisha mau menyiram air ke wajah saya karena telah menguntit..., " ujar Fauzan, bibirnya terasa gemetar.
Mengapa aku jadi gemetar bicara dengan Khalisha ? Padahal , kemarin biasa saja pas bicara dengannya.
" Pffttt..., " Khalisha menahan rasa tawanya karena perkataan Fauzan dan melangkah melewatinya. Ia menuju ke sudut di mana ia menanam bunga-bunganya selama ini.
Tadi, dia tertawa bukan ? tanya Fauzan dalam hati.
" Capek-capek mengambil air di sungai bawah untuk menyiram bunga-bunga ini, untuk apa menyiram ke wajahmu ? " ujar Khalisha sambil menyirami bunga-bunganya.
Fauzan membalikkan badannya ke belakang dan mendekat ke arah Khalisha.
" Ini bunga apa saja namanya ? " tanya Fauzan, " Ini kamu yang menanam semua ? "
" Ya.., " jawab Khalisha , " Ini kelompok dari bunga Lily. Ada Rain Lily, Blue Lily, Tiny Bee Lily, Lollipop Lily, White American Lily. Yang di sebelah pasti sudah tau , bunga Mawar, paling ujung bunga Baby's Breath.., "
Khalisha berhenti menyirami bunganya dan terdiam sejenak, " Untuk apa saya menjelaskan itu semua kepadamu ? Apa laki-laki tertarik dengan bunga ? "
Fauzan tertawa kecil, " Mengapa berkata seperti itu ? Petani bunga banyak yang laki-laki..., " ucap Fauzan, " Dan di rumah juga Mama saya menanam bunga. Ada bunga Daisy dan bunga Matahari..., "
Khalisha menoleh ke arah Fauzan dan mereka saling berpandangan satu sama lain. Reflek mereka langsung membuang wajahnya masing-masing . Wajah Fauzan dan Khalisha sama-sama memerah.
" Ma..af sudah banyak melantur. Saya ke atas dulu untuk melihat pekerjaan perapihan di sana. Permisi.., " Fauzan dengan cepat pergi meninggalkan Khalisha yang masih mematung . Jantungnya seperti ingin meledak karena berdetak terlalu kencang.
Lu kenapa ? Sadarlah , Fauzan. Lu nggak boleh ada rasa dengan Khalisha. Dia anak Kyai, sedangkan lu cuma santri biasa.
*****
" Ana boleh untuk menambah usul , ustadz ? " tanya Fauzan kepada Ustadz Aiman.
" Silahkan, Fauzan.., " ujar Ustadz Aiman memberi kesempatan kepada Fauzan untuk berbicara.
" Apa boleh ana menambah untuk menanam bunga di lahan tersebut ? " tanya Fauzan, " Ibu ana mau menyumbang bibit bunga dari rumah. Beliau punya banyak stok di rumah . Karena rumah kami sudah pindah dan lahan terbatas, jadi sayang jika bibit tersebut tidak di gunakan..., "
" Bunga ? " Ustadz Aiman memandang Fauzan dengan wajah bingung, " Apa itu untuk di jual juga atau bagaimana ? "
" Iya, ustadz. Sebagian bisa kita tanam di sudut pesantren supaya halaman tidak monoton.., "
KAMU SEDANG MEMBACA
Geng Santri Kece ! [ SUDAH TERBIT ]
Teen FictionReady Stok @TBO Shopee : zabook01 . ( Drama - Persahabatan - Comedy ) . 1. Fauzan - Anak seorang pengusaha yang bangkrut , softboy visioner yang menyukai dunia bisnis dan ekonomi. 2. Faris - Anak seorang Kyai , tukang pembuat onar ,pembangkang , fak...