Part 26. Nagoya

300 45 20
                                        

Apakah sudah terlambat untuk mengucapkan, "Happy New Year"? 🎉🥂
Udah lama kita gak jumpa. Apa kabar? Semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan rejeki yang melimpah 🙏😉

Maaf untuk teman-teman yang menantikan cerita ini. Lama banget baru aku update dikarenakan bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru serta kesibukanku bekerja maka aktivitas menulis ditunda sampai sekarang 🙏

Selamat membaca bagi para pencinta "SamYu"
😍
..............................................................

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Pencuri ...."

Berulang-ulang kali seorang pria berkaos biru meneriaki si pencuri berkepala plontos yang sudah mencuri slim bag hitam kesayangannya. Namun, daerah itu sangat sepi orang sehingga teriakannya tidak didengar oleh siapapun. Alhasil, tidak ada yang bisa membantunya.

Napasnya terengah-engah, tetapi tidak membuatnya letih untuk terus mengejar si pencuri. Rasanya sudah cukup jauh hingga di depan ada tembok besar. Ia pun menghentikan larinya karena merasa si pencuri sudah tidak bisa kemana-mana lagi.

Ia menggeleng melihat si pencuri yang kehilangan arah. Perlahan ia melangkah lantas berucap, "Kenapa kau mencuri tas itu? Di dalamnya tidak ada satu pun barang yang bisa dijual. Kembalikan tas itu ... gantinya aku akan memberimu uang!"

Mendengar ucapan tersebut membuat si pencuri memeriksa isi tas. Tidak ada handphone, dompet, maupun sesuatu yang bisa dijual. Hanya sebuah buku tebal, seperti buku harian.

Pria bermata indah tadi mengambil dompet dari saku celananya, mengeluarkan beberapa lembar uang kertas, lalu disodorkan pada si pencuri. "Kau bisa memiliki uang ini asalkan kau mau kembalikan tas itu!"

Dengan cekatan si pencuri mengambil uang lalu melempar tas pada pemiliknya, berlari, kemudian menghilang di belokan jalan.

"Yuteng, apa kau baik-baik saja? Kau berlari sangat cepat sehingga aku tidak bisa mengejar."

Yup! Pria yang hampir saja kehilangan slim bag kesayangannya itu adalah Yu.

Suara dari arah belakang mengharuskan Yu untuk menoleh. Yu mengangguk pelan. "Aku baik-baik saja," jawabnya sembari tersenyum menatap tasnya. Namun, tiba-tiba saja ia teringat akan sesuatu lantas melirik jam di pergelangan tangan kanannya. "Astaga! Aku harus segera ke bandara. Apa kau bisa mengantarku ke sana?" tanya Yu bernada was was pada pria di depannya.

Pria yang dimintai bantuan oleh Yu adalah Ray.

Ray menunjukkan kunci motornya pada Yu. "Aku siap mengantarmu ke manapun kau mau."

Yu merangkul pundak Ray lalu menarik senyum lebar. "Kau memang sahabat yang selalu bisa diandalkan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2 Hearts (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang