Prolog

2.8K 149 6
                                    

Langkah seorang siswi tengah terburu buru, kakinya melangkah begitu cepat melewati kerumunan. Ia dapat melihat orang yang ia cari dari tempat ia berada saat ini.

Orang itu tak jauh dari dirinya. Tapi langkah kakinya tak kunjung sampai di tempat itu jua.

Gadis itu terus berlari dan berlari. Entah sudah berapa langkah kaki yang ia ayunkan ke depan melangkah menuju tujuan yang dekat namun terasa begitu jauh.

Hingga akhirnya langkah kaki itu melemah, tubuhnya ambruk, matanya buram. Orang yang ia cari mendadak hilang dari pandangannya.

******

"HAHHH HAHHH HAHH...." Gadis itu terbangun dengan keringat yang banjir disekujur tubuhnya. Entah sudah berapa kali mimpi yang sama itu hadir. Dan hal yang sama pun terjadi di mimpi itu tanpa berubah sedikit pun.

"Siapa sebenarnya orang yang dimaksud di mimpinya?" pikir gadis itu setiap saat.

Jessica Chandra, siswi SMA kelas 2 yang baru saja menginjak semester 2. Jessi lahir dari keluarga kaya raya, tapi seperti kebanyakan cerita cerita yang bereda Jessi salah satu korban dari kesibukan kedua orang tuanya. Hari harinya diurus oleh Saudara sepupunya yang tinggal serumah dengannya.

"Ci..." panggil Jessi ketika turun dari lantai 2 kamarnya. Ia memanggil saudara sepupunya itu dengan sebutan Cici. Bagi Jessi mereka sudah seperti kakak adik kandung.

Orang yang dipanggil pun muncul dari dapur dengan sarapan untuk mengawali pagi mereka.

"Nih udah gw masakin nasi goreng sama telor," ujar Cicinya itu sambil meletakkan nasi goreng itu di meja.

Jesslyn Callista, mahasiswi IT yang baru menginjak semester 6. Saudara sepupu dari Jessi. Keduanya bersama sejak Jessi masih berusia 8 tahun. Itu artinya sudah hampir separuh hidup Jessi adalah bersama dengan Jesslyn.

Jessi kini duduk bersama Jesslyn di ruang makan. Suara Jessi tak terdengar sama sekali membuat Jesslyn menghela napasnya, paham ada sesuatu kembali terjadi pada adiknya itu.

Masakan Jesslyn pun sudah habis di piring. Jessi beranjak dari duduknya dan menuju dapur untuk mencuci piring. Hal itu segera diikuti oleh Jesslyn, kedua gadis itu berdiri bersebalahan di wastafel.

"Ada apa?" tanya Jesslyn ketika keduanya tengah mencuci piring.

"Mimpi itu lagi," ucap Jessi singkat yang segera dipahami oleh Jesslyn.

"Sama aja isinya?"

Jessi mengangguk, "Gaada yang berubah sedikit pun. Semuanya sama,"

"Udah berapa bulan sih?"

"Hmmm 7 bulan? Mungkin,"

"Bukan itu. Maksud gw terakhir lo mimpi itu,"

"Sebulan pas ga sih?" ucap Jessi tak yakin. Jesslyn pun mengangkat bahunya tak tahu.

"Dahlah Ci. Gw ke kamar lagi deh," ucapnya sambil pergi dari dapur.

"Sekolah heh,"

"Ah bolos dulu hari ini. Izinin ke gurunya ya ci!" ucapnya sambil berjalan cepat naik kembali ke lantai 2.

Jesslyn menghela napasnya kasar. Setelahnya ia membereskan piring dan mengambil ponselnya untuk meminta izin kepada guru di sekolah Jessi.

******

Jessi menjatuhkan tubuhnya di kasur. Matanya menatap langit langit kamar miliknya. Ia mengambil napas menenangkan dirinya, matanya terpejam. Rekaman mengenai mimpi itu kembali terputar di otaknya.

Mimpi yang sudah muncul lebih dari 10 kali dalam kurun waktu 8 bulan. Mimpinya pun selalu begitu, ia akan berlari di kerumunan berusaha melewati kerumunan itu. Semua itu ia lakukan untuk bertemu seseorang yang ia tak tahu siapa. Karena di akhir mimpi itu...

Orang itu akan menghilang.

Tbc

Let see apakah kita bisa kelarin cerita ini sampai END wkwkw

Teman BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang