21

652 100 10
                                    

Keduanya pun berjalan ke arah jembatan kecil yang ada disana. Freya bersandar disana, kepalanya menatap ke arah ikan ikan yang terlihat disana. Hati Freya menjadi tenang melihatnya, Jessi sendiri masih bingung, ia hanya diam dan berada dekat dengan Freya.

"Bisa cerita sekarang?"

Freya hanya diam sebelum akhirnya ia bangkit dan menatap ke arah Jessi.

"Aku mau kita putus,"

Jessi justru tertawa mendengar ucapan Freya tersebut, "Yaampun Freya! Jangan ngomong aneh aneh deh,"

Freya masih diam, matanya itu menatap fokus ke arah Jessi. Jessi yang tak mendapat respon positif dari Freya pun mulai sadar bahwa ini semua bukan sebuah candaan.

"Fre?"

"Aku serius,"

"Tapi kita baru 5 minggu..."

"Aku tau,"

"Apa alasannya? Kamu bosen? Kita bisa bicarain ini baik baik dulu kan?"

"Aku gabisa bilang itu,"

"Kenapa?"

"AKU GABISA JES!"

"Terus? Kamu mau mutusin aku tanpa alasan apapun? Tanpa alasan yang bisa aku terima? Tanpa alasan yang bisa aku pikirin?"

"Bilang sekarang sama aku Fre..."

Freya menggeleng, "Aku gabisa,"

"Jes.."

"Intinya kita putus. Urus diri kamu sendiri, dan gausah lagi pikirin aku," Freya tersenyum diakhir ucapan itu. Ia segera berbalik.

Freya diam sebentar disana, matanya terpejam menahan rasa sesak yang ia rasakan. Tangannya tiba tiba ditarik dan tubuhnya dipeluk begitu saja, Freya membulatkan matanya terkejut, tubuhnya dibuat kaku oleh pelukan itu.

Jessi memeluknya erat, "Aku mohon jangan pergi..."

Pelukan itu semakin erat, Freya membiarkan keduanya berada di posisi itu.

Sampai akhirnya Freya sadar, sebuah tetes hujan jatuh mengenai hidungnya.

"Jes,"

"Jessi..."

"JESSI HUJAN!"

Jessi segera tersadar, Freya bergerak cepat menarik Jessi segera pergi darisana. Freya memilih sebuah warung makan untuk mereka berteduh.

"Huft..."

"Maaf jadi basah,"

"Hmm.."

"Kita disini dulu?" tanya Jessi. Freya menoleh ke arah dalam dan melihat banyak makanan disana.

"Makan aja,"

Jessi menuruti apa yang Freya mau. Mereka duduk di salah satu meja kemudian memesan soto dan mie ayam untuk mereka santap.

Jessi menatap Freya. Pertanyaan mengenai kejadian di jembatan tadi tentunya masih berputar di otaknya. Kepalanya seakan disini banyak hal mengenai itu.

Freya yang tiba tiba mengatakan bahwa hubungan keduanya harus segera berakhir tentunya menjadi tanda tanya besar bagi Jessi. Padahal selama 5 minggu ini mereka tak pernah ribut sama sekali, tawa dan senyum selalu terhias di wajah keduanya.

Tapi.

Itu yang Jessi rasakan.
Belum tentu Freya merasakan hal yang sama. Walaupun selama ini Freya selalu memasang senyuman manisnya dan tawa renyahnya.

Mood Freya ini begitu simpang siur. Bahkan Jessi penasaran apakah Freya mempunyai kepribadian ganda dengan segala mood yang ia punya itu.

Coba kalian pikirkan saja, kemarin saat dichat Freya begitu manja dan tengil. Kemudian di esok pagi harinya wajahnya tampak cemberut walaupun setelahnya senyuman masih sedikit menghiasi wajahnya. Tapi setelah itu Freya dengan seenaknya mengakhiri hubungan keduanya.

Jessi ingin menganggap Freya tak serius. Tapi gadis di depannya ini tak bisa dianggap bercanda begitu saja. Tatapannya itu, nada bicaranya itu membuat Jessi yakin Freya sedang serius.

"Soal tadi. Kita bicarain lagi besok,"

Nah kan.
Jessi semakin yakin bahwa Freya mempunya kepribadian ganda.

"Kita gajadi putus?" tanya Jessi hati hati.

Freya melirik Jessi lalu menghela napasnya, "Aku bicarain lagi waktu kita study tour nanti,"

"Maksud kamu?"

"Kita putusnya setelah study tour,"

Jessi meringis mendengarnya, "Kamu ga salah ngomong?"

Freya menggeleng, "Udah ah aku lagi laper. Diem bentar bisa gak?"

Oke.
Jessi menurut dan membiarkan Freya dengan urusannya.

Setidaknya mereka tak putus saat ini juga.

Bentar
Ujungnya sama aja putus dong?

*******

"Iya iya Ci.."

"Bawel ah,"

"Iya iya gw bucin. Diem,"

"DAH BYEE,"

Panggilan itupun tertutup. Freya yang berada di sebelah Jessi hanya tertawa, "Salah sendiri ngajakin bolos,"

"Lagian ada manusia yang bikin khawatir,"

Freya tersenyum mendengarnya, "Makasih udah khawatir,"

Mood Freya membaik setelah gadis itu diberi makan oleh Jessi.

Maksudnya Mood Freya membaik setelah perutnya terisi. Ntah gadis itu tak sarapan atau apa. Setidaknya senyuman manisnya itu sudah kembali muncul dan membuat Jessi lega.

"Besok kayaknya aku ga sekolah,"

"Kok?"

"Ada yang harus aku urus,"

"Boleh aku ikut?"

"Hmmm.. Boleh... Ga deh ga boleh,"

"Kenapa gitu?"

"Ini rahasia," tengil Freya sambil tertawa kecil.

Jessi merengut jengkel dengan ketengilan Freya.

"Inget kata ci Jesslyn. Ga boleh bolos lagi, jatah bolos kamu udah abis,"

"Kamu juga bolos lagi,"

"Aku kan izin wleee,"

"Kalo gitu aku juga izin,"

"Dih?" Wajah Freya tampak begitu menjengkelkan di detik itu juga.

Jessi tertawa, ia kemudian mencubit hidung Freya membuat gadis itu berteriak.

"Jessi ih!"

"Lagian muka ngeselin banget,"

"Ngeselin tapi bikin sayang kan?"

"Iya deh iya," jawab Jessi membuat Freya tersenyum, ia kemudian menatap ke arah jalanan di depan.

"Besok aku mau ke rumah sakit,"

"Aku harus cek kondisi kesehatan aku lagi. Sebelum besok bisa study tour,"

Jessi terdiam mendengarnya, "Fre?"

"Setelah study tour nanti. Aku harus pergi ke singapore,"

Tbc

Teman BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang