20. Kenapa?

663 101 17
                                    

Jessi yang baru saja selesai mandi pun keluar berjalan santai ke kamarnya. Mimpi itu datang lagi, Jessi sudah memastikan itu adalah Freya. Detak jantungnya ketika bangun pun sudah tak terlalu berdegup seperti dulu.

Jessi membuka ponselnya, tepat saat itu juga sebuah pesan muncul dari ponselnya.

Freya
Hari ini aku mau pergi. Jadi jalan jalan kita batal dulu ya! See you besok senin aja hehe

Jessi
Yahhh gabut dong aku?

Freya
Hahaha ajak aja itu Marsha. Kan jomblo

Jessi
Oke otw selingkuh sama Marshaaaa

Freya
Ih ga gitu y!
Awas aja kalo selingkuh

Jessi
Kenapa emang?

Freya
Aku marah 😡

Jessi
Mana coba muka marahnya?

Freya
Dih modus mau minta foto ya?

Jessi
Loh cuma mau liat kalo bidadari marah tuh kayak gimana

Freya
Gombal terus. Manis bgt mulutmu itu Jessica!

Jessi
Emang mau kemana sih?

Freya
Hmm entah?

Jessi
Oh gitu ya. Hmmm tiap 2 minggu sekali banget nih?

Freya
Hahaha iya juga ya.

Jessi
Have fun ya

Freya
U too

Jessi pun menutup ponselnya. Ia menjatuhkan dirinya di kasur. Mereka sudah berpacaran 5 minggu. Dan sudah 3 hari minggu Freya dihabiskan untuk pergi tanpa dirinya.

Jessi tak mempermasalahkan hal itu. Bahkan hari senin sampai sabtu keduanya hampir terus bersama. Hanya saja setiap kali Jessi bertanya mengenai kemana Freya pergi.

Freya selalu tak tahu.

Bukan..
Bukan Jessi tak percaya dengan jawaban Freya. Hanya saja, ini sudah ketiga kalinya. Dan jawabannya masih sama. Bahkan ia bisa menebak ketika Jessi bertanya lagi pukul 12 siang nanti. Freya akan menjawabnya pukul 1 siang.

"Freya ngapain ya,"

Jessi menghela napasnya pelan, ia kemudian berjalan menuju lemarinya dan berganti pakaian. Ia menoleh ke arah kasur yang basah karena rambut yang tadi belum ia keringkan.

"Siap siap diomelin,"

******

Jessi berjalan turun dari lantai dua. Ia mencari keberadaan Jesslyn yang rupanya berada di dapur, "Ci,"

"Apa?"

"Jalan yuk?"

Jesslyn yang baru saja meletakkan lauk di piring itu pun menoleh ke arah Jessi, "Tumben. Ribut sama Freya?"

"Kenapa negatif thinking banget sih?"

"Lah? Lagian tiap hari bareng, nempel mulu kek prangko. Wajar dong?"

"Tapi ga gitu juga kali Ci. Hadeh," Jessi memutar bola matanya malas kemudian mengambil cumi saus tiram yang dimasak Jesslyn.

"Tumben enak,"

Jesslyn langsung memicingkan matanya, "Tumben tumben. Gw getok juga pala lu,"

"Galak amat," ucap Jessi sambil mengambil lagi cumi itu.

Jesslyn menampar tangannya, "Jangan kebanyakan, pake nasi,"

"Dikit doang,"

"Dikit dikit. Tar lama lama abis mau makan apa?"

"PMS ya ci?"

"Iya. Udah gausah bikin gw makin kesel,"

"Pantesan.." Jessi pun memilih berbalik dan pergi, "Perasaan kalo gw PMS ga segalak cici sama Freya deh..."

*****

Hari sudah berganti, Freya berdiri di depan rumah menunggu Jessi datang. Mobil itu tak lama datang, Freya masuk ke dalam mobil itu dan tersenyum. Jessi menyapanya, "Pagi,"

"Pagi," jawab Freya sekenanya.

Jessi mengernyitkan dahinya heran, "Kenapa?"

Freya menggeleng.

Jessi pun memilih diam, ini tentunya bukan PMS seperti sebelumnya bahkan Freya mode PMS itu justru semakin cerewet.

"Cerita sama aku Fre,"

Freya masih menggeleng, ia bahkan menoleh ke arah luar membuat Jessi kian bingung. Jessi menarik tangan Freya membuatnya menoleh, "Freya,"

"Jes, udah ya gausah khawatir?"

Jessi menggeleng kali ini, "Cerita sama aku,"

"Ga bisa sekarang,"

"Kenapa?"

Freya kemudian melirik ke arah supir, "Oke kita berdua bolos,"

"Hah? Jangan!"

"Udah lama kan?"

"No!"

"Pak jangan ke sekolah ya,"

"Mau kemana non?"

"Kemana ya?"

Freya tak bisa menahan Jessi lagi. Ia hanya menghela napas dan menuruti apa yang Jessi mau.

"Aku tau!"

********

Jessi membawa Freya ke tempat yang sama dimana ia menyatakan perasaannya ke Freya yang berujung penolakan. Sebuah taman bermain anak anak, Jessi dan Freya sudah berganti baju.

"Mau tanding?"

Freya menggeleng.

"Mau cerita sekarang?"

Freya menggeleng.

"Terus?"

Freya menggeleng.

Jessi menggaruk kepalanya bingung, "Kamu ngomel ngomel kayak kemaren aja bisa ga sih? Pusing aku kalo kamu diem terus kayak gini,"

Freya tertawa kecil, "Kenapa? Mau aku ngomel aja?"

"Daripada diem terus, lebih sakit tau didiemin daripada diomelin kayak kemaren tuh. Aku jadi ngerasa segala sesuatu yang aku lakuin itu gatau bener atau engganya. Aku juga bingung kamunya bakalan seneng atau sedih kalo aku ngelakuin ini maupun itu,"

"Ke jembatan kecil yang disana yuk?" ajak Freya yang segera diangguki oleh Jessi.

Keduanya pun berjalan ke arah jembatan kecil yang ada disana. Freya bersandar disana, kepalanya menatap ke arah ikan ikan yang terlihat disana. Hati Freya menjadi tenang melihatnya, Jessi sendiri masih bingung, ia hanya diam dan berada dekat dengan Freya.

"Bisa cerita sekarang?"

Freya hanya diam sebelum akhirnya ia bangkit dan menatap ke arah Jessi.

"Aku mau kita putus,"

Tbc

Teman BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang