6. Bimbang

804 119 7
                                    

Azizi berhasil mengejar Ashel. Tangan Ashel itu ditangkap oleh Azizi, Ashel menariknya, "Lepasin gw!" teriaknya dengan wajahnya yang sembab. Azizi yang melihat itupun jadi makin tak tega, ia menarik Ashel ke dalam pelukannya.

Ashel awalnya menolak, ia memberontak tapi pelukan Azizi terlalu erat hingga akhirnya Ashel memilih menangis di pelukan Azizi. Tangisnya itu kian pecah, Azizi dapat merasakan tubuh Ashel bergetar, isakan tangispun terdengar pula di telinganya.

"Shel.."

"Gw tau gw salah. Gw tau gw yang pengecut. Gw tau gw yang bodoh. Tapi kenapa Zee??? Kenapaaaa?" teriaknya dalam pelukan Azizi.

Azizi sendiri tak mengerti apa yang Ashel katakan. Ia tak tahu menahu apa yang membuat Ashel menjadi rapuh seperti saat ini.

Christy mengatur napasnya, ia baru saja sampai. Ia sempat menabrak seseorang membuatnya harus berurusan dengan itu sebelum bisa kembali mengejar Azizi.

Christy hanya bisa diam ketika melihat Ashel berada di pelukan Azizi. Apalagi ia dapat mendengar tangisan yang itu jelas dari Ashel.

"Ashel.."

Sementara itu,
Jessi, Fiony dan Freya baru saja sampai setelah kebingungan mencari mereka. Fiony menutup mulutnya terkejut ketika melihat Ashel dan Azizi.

"Dia bener bener sayang sama Adel. Dan ketika tau ini semua, wajar sih kalo dia bakal nangis.."

"Adel?" tanya Christy yang tak tau apa apa.

"Adel jalan sama Marsha. Mereka nonton di depan kita tadi,"

"Oh ya?"

"Sekarang mending kita bawa Ashel ke rumah gw aja," ucap Jessi sambil menepuk pundak Azizi. Azizi mengangguk tapi saat ia melepas pelukan Ashel dari tubuhnya. Ashel memilih menggeleng.

"Anter gw pulang aja," ucapnya pelan.

"Lo ikut gw,"

Ashel menggeleng menolak itu, "Gw pulang aja,"

Jessi menghela napas kasar, bagaimana ia tega sahabatnya itu menangis tanpa ada dia di sisinya? Bagaimana ia yakin Ashel akan baik baik saja ketika ia mengantarnya pulang? Bagaimana hatinya tak ragu ketika melihat tangisan Ashel yang seperti ini?

Jessi tahu betul mengenai Ashel. Gadis di depannya ini akan sangat rapuh, moodnya itu akan benar benar terjun ataupun benar benar terbang. Tak pernah berada di antaranya. Jessi meraih tangan Ashel, "Please... gw bakal temenin lo, jangan pulang.."

Ashel menatap ke arah mata Jessi. Ia akhirnya mengangguk, Ashel segera memeluk Jessi berterima kasih atas perhatian yang Jessi berikan kepadanya.

Freya, Christy, Fiony dan Azizi tersenyum melihat persahabatan itu, "Mereka sedeket itu ya?"

"Anggepannya aku deket sama Azizi, Jessi deket sama Ashel. Tapi aku juga deket sama Jessi, Azizi juga deket sama Ashel. Gitu deh,"

"Bahkan menurutku mereka cocok pacaran,"

"Lebih baik engga sih,"

"Kenapa?"

"Karena sekali mereka bertengkar, aku ga yakin mereka bakal tetep bersatu," ucap Fiony yang membuat Freya kembali berpikir.

Tapi tetap saja ia tak terlalu mengerti kenapa Fiony dapat menyimpulkan hal seperti itu.

"Fre, lo mau bareng pulangnya?"

"Eh gausah Jes, aku pulang sendiri aja.."

"Kalo gw maksa?"

"Udah nebeng aja. Lumayan hemat ongkos," ujar Azizi sambil kembali memeluk Fiony.

Teman BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang