Epilog

859 108 26
                                    

Sudah seminggu semenjak perginya Freya dari Indonesia. Sudah seminggu juga keduanya hanya berhubungan melalui jejarin sosial. Jessi duduk dengan di kelilingi teman temannya. Wajah betenya itu terlihat jelas, teman temannya pun seakan paham dan hanya mendiamkan Jessi dengan pikirannya terlebih dahulu.

Mereka berusaha untuk membuat semangat Jessi kembali secara perlahan dan membuat dirinya terbiasa tanpa adanya Freya di sisinya. Tapi setelah seminggu ini beberapa dari mereka juga mulai jengah melihat Jessi yang terus menerus seperti itu.

"Adel adelll,"

"Apa sih Zee?"

Azizi melirik ke arah Jessi, matanya seakan mengkode Adel untuk melakukan sesuatu pada Jessi.

Fiony menyenggol tangan Azizi, "Jangan ih,"

"Lagian galau terus. Freya juga gabakalan balik secepet itu..."

"Hussshh!"

"Hahh.. Tapi Azizi bener kok Ce," Jessi pun angkat bicara, ia berusaha mengangkat dua ujung bibirnya membentuk senyuman. Senyuman terpaksa itu dapat dilihat dan dirasakan jelas oleh Fiony.

"Jadi lanjut main ga?" tanya Azizi yang lainnya pun segera menyanggupi pertanyaan Azizi. Mereka segera menuju game center menghabiskan weekend mereka dengan bersenang senang.

Jessi pun berusaha melupakan Freya sejenak dan menghargai usaha teman temannya padanya.

******

Jessi mengerutkan keningnya. Ini sudah enam bulan sejak Freya pergi. Tapi yang membuatnya heran adalah selama 13 hari ini Freya sama sekali tak membalas pesan darinya.

"Ini udah hampir 2 minggu,"

"Sabar ya mungkin Freya sibuk?" ujar Ashel.

"Mungkin dia lagi fokus sama pengobatannya?" Marsha pun ikut menenangkan Jessi.

"Sha.. Shell.."

"Kenapa?"

"Lo berdua mau temenin gw gak?"

Ashel dan Marsha pun saling pandang. Mereka berdua mengangguk mengikuti permintaan Jessi. Jessi segera melajukan mobilnya menuju rumah pak Hidayat. Matanya segera menangkap Zeto yang berada di luar bersama dengan Kathrin.

Jessi segera keluar dari mobilnya dan berlari ke arah Zeto.

"Ih kalian siapa?" Kathrin segera berdiri di depan Zeto sambil menatap curiga pada Jessi, Ashel dan Marsha.

"Kak Zeto. Gw butuh bantuan,"

"Sayang, bentar ya? Mereka cuma temennya Freya kok.."

Kathrin pun mengangguk dan membiarkan Zeto. "Gw juga gatau dimana Freya," ucap Zeto yang paham mengenai maksud kedatangan Jessi.

"Kak, gw bener bener butuh bantuan lo kak..."

"Hahh.. Gw juga gatau Jes.."

"Pak Hidayat?"

Zeto menggeleng, "Kita sekeluarga gatau... Kita cuma punya satu clue, mereka di singapore aja.."

Jessi memejamkan matanya. Tangannya mengepal, "Gw harus ke singapore,"

"Jes!"

"Apa Shel?? Ini satu satunya cara!" Jessi berbalik menatap Ashel, tangannya mencengkram tangan Ashel dengan kuat. Matanya itu menatap begitu tajam, Ashel dapat merasakan rasa putus-asa dalam tatapan itu. Jessi sepertinya tak punya pilihan lain, ia benar benar perlu melakukan ini.

"Ajak gw," jawab Ashel dengan yakin. Tatapan Jessi melunak, ia memeluk Ashel dengan kuat. Jessi menangis keras dalam pelukan itu, "Gw bakal bantu lo Jes,"

Marsha, Zeto dan Kathrin melihat itu semua. Tapi mereka tak bisa mengikuti keduanya untuk pergi saat ini.

"Kita punya waktu 3 minggu buat nyari Freya,"

******

Hari pertama mereka lalui dengan mencari informasi informasi yang didapat Jessi selama mengobrol dengan Freya dulu. Hari kedua mereka mulai berkeliaran bersama. Hari ketiga pun sama saja, hari hari pun mulai dilewati oleh Jessi dan Ashel di Singapore mencari keberadaan Freya.

Sampai hari ke 19 pun mereka terus mencari.

Jessi dan Ashel bertemu kembali di lobby rumah sakit setelah pencarian mereka. Keduanya hanya bisa tersenyum, "Pulang?"

Langkah kaki keduanya mulai berat, pencarian ini seperti tak berbuah sama sekali. Mereka sama sekali tak memiliki tanda tanda apapun dari Freya. Mereka hanya mendapat ruang inap Freya sebelumnya dan alamat Freya yang sudah tak dihuni lagi oleh Freya.

"Apa mereka udah ga di Singapore lagi ya?" Jessi mengucapkan itu sembari berjalan di tengah gelapnya langit, taman tempat Jessi dan Ashel berada saat ini itu masih sedikit gelap tanpa cahaya dari lampu.

Jessi menatap ke arah Ashel, "Kita percepat pulang aja ya?"

"Jes.."

"Udah cukup Shel. Gw gamau ngerepotin lu lebih dari ini.."

"Jess.."

Setetes airmata keluar membasahi pipi Jessi. Ashel menarik tubuh Jessi dan merengkuhnya, pelukan itu bertepatan dengan lampu taman yang mulai menyala menerangi taman yang indah itu.

"Kita coba 2 hari ini ya? Kemana pun lo pergi. Gw bakal tetep ada di samping lo Jes. Ga perlu sungkan buat minta bantuan gw, ga perlu sungkan buat nangis di depan gw kayak gini, ga perlu sungkan kalo mau cerita semuanya sama gw. Gw bakal ada di samping lo selalu..."

Pelukan itu semakin kencang, tubuh Jessi sedikit bergetar, isakan tangis terdengar oleh telinga Ashel. Ashel tersenyum dan mengelus lembut punggung Jessi berusaha menangkannya.

******

Jessi dan Ashel sedang berada di sebuah foodcourt untuk sarapan mereka hari ini. Mengawali hari dengan kebab memang tak terlalu baik bagi tubuh. Tapi untuk mengawali hari dengan cepat itu merupakan hal yang bagus.

"Mau kemana?"

"Entahlah, udah no clue.."

"Iseng jalan aja?"

Jessi mengangguk. Kepalanya sudah lelah untuk berpikir lebih banyak lagi. Jessi mengambil kebab miliknya dan Ashel lalu memberikannya pada Ashel. Keduanya berjalan ke arah taman yang sama seperti semalam. Kaki mereka melangkah, sesekali kebab yang mereka bawa itu dimakan sedikit demi sedikit.

Jessi duduk di kursi panjang bersama dengan Ashel di sebelahnya memandang ke arah air mancar di depan mereka.

"Kalo emang ini takdirnya.."

Tiba tiba seorang anak kecil berlari di depan mereka dan terjatuh menyebabkan ice cream yang dibawanya pun ikut jatuh. Jessi yang melihat itu pun dengan sigap membantunya berdiri, "U alright?"

"Jessi.."

Jessi mengenal betul suara ini. Ia segera mendongak dan melihat orang yang selama ini ia cari.

"F-Fre-Freya!"

End

Pertemanan itu ada akhirnya karena ada End dalam Friend

Makanya kalo mau ini ga berakhir gimana kalo kita nikah aja?

Makasih udah baca cerita gajelas ini. Sampai ketemu di cerita cerita selanjutnya

Btw boleh banget loh ngasih kritik saran dan apresiasi :p

Teman BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang