18. Moment

710 100 5
                                    

Jessi berlari melewati kerumunan yang ada. Langkah kakinya itu begitu cepat, tangannya berusaha mendorong orang orang yang menghalangi jalannya. Kakinya terus melangkah, orang yang selama ini ia kejar itu terlihat dengan jelas di depannya.

Kakinya terus melangkah dan akhirnya ia berhenti, berhenti di depan orang itu.

"Freya..."

******

Jessi terbangun dari tidurnya, keringat bercucuran keluar dari tubuhnya.

"Mimpi itu..."

"Jadi selama ini..."

Jessi terdiam dalam bangunnya. Ia masih mengatur napasnya yang terengah-engah itu. Jessi bangkit dari kasurnya, ia menyalakan AC yang ada di kamarnya.

Sebuah ketukan pintu diiringi pintu yang terbuka itu membuat Jessi menoleh. Disana Jesslyn menengok ke dalam kamar, "Oh udah bangun,"

"Ci.."

Panggilan itu membuat Jesslyn pun memutuskan masuk. Ia melihat Jessi yang penuh keringat, "Mimpi itu lagi?"

Jessi mengangguk.

"Sama?"

"Kali ini beda,"

"Kok beda?"

"Aku bisa liat siapa yang aku kejar selama ini,"

"Siapa?"

"Freya,"

Jesslyn terheran mendengarnya, "Padahal lo mimpinya sebelum ketemu dia kan?"

"Jauh banget sebelum ketemu dia,"

Jessi dan Jesslyn sama sama dibuat bingung. Bagaimana mimpi ini bisa seperti itu. Jessi yang selama ini mengejar orang dan selalu gagal di setiap mimpinya. Dan kini semua hal itu terjawab, Jessi selama ini mengejar Freya. Gadis yang kini menjadi kekasihnya.

"Mungkin itu pertanda lo emang bakal jadian sama orang. Dan ketika lo berhasil dapetin dia. Dia yang bakal muncul di mimpi lo. Kalo ga ya mungkin emang Freya takdir lo,"

"Gw lebih setuju yang kedua sih ci,"

Jesslyn dan Jessi tertawa, "Mandi gih,"

Jessi mengangguk kemudian segera bangkit dan mengambil alat mandinya kemudian berjalan ke arah kamar mandi.

******

Fiony dan Azizi tengah bersama. Fiony tengah memeluk bantal bulat, matanya sesekali melirik ke arah Azizi yang sangat sibuk dengan ponselnya. Akhir akhir ini ia merasa Azizi bukan seperti Azizi yang biasanya.

Azizi yang biasanya akan selalu menginap itu jadi sesekali pergi dan tak mengabarinya hingga minggu sore. Bahkan ketika mereka bersama seperti sekarang, Azizi yang hobi bercerita dan clingy terhadapnya itu kini justru sibuk dengan ponselnya. Wajahnya seringkali terlihat tersenyum dan begitu cepat membalas setiap pesan yang masuk ke ponselnya itu.

Awalnya Fiony hanya mendiamkannya tapi entah kenapa hari ini ia merasa begitu kesal. Mungkin faktor ia sedang 'kedatangan tamu' adalah salah satu faktornya. Ia ingin diperhatikan, "Ziii,"

"Hmm.."

Fiony semakin merengut, Azizi yang dulu mana pernah menjawab seperti barusan. Azizi selalu segera menoleh dan mendekatinya, matanya itu segera menatap ke arahnya sambil meneliti apa yang kira kira terjadi pada dirinya.

Fiony bergeser hingga berdekatan dengan Azizi. Tangannya itu pun terulur menutup layar ponsel Azizi yang menyala itu. Azizi pun menoleh, "Kenapa Ce?"

"Jangan cuekin aku,"

Teman BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang