2. Hati yang Memanggil

993 80 0
                                    

Ku Lupakan Kamu dengan Bismillah

A spiritual story by
Dwinda Darapati

.
.
.
.

Follow

Wattpad daraa_pati

••••

Selamat Membaca

***

Seluruh warga Desa Jeruk ikut serta dalam pelaksanaan gotong royong massal. Hal ini dilakukan karena selama satu bulan ke depan akan diadakan pesantren kilat di desa ini yang tentunya membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin menuntut ilmu disana.

Desa Jeruk terkenal dengan program pendidikan keagamaan yang bagus. Maka dari itu kepala desa mencetuskan ide tersebut hingga terlaksana lah pesantren kilat.

Rahmat dan Hamid mengangkut sampah dengan gerobak. Masing masing memegang sebuah gerobak yang sampahnya akan dibuang pada tempat pembuangan akhir. Sedangkan Geri, tengah memilah sampah plastik, organik dan anorganik.

Sudah hampir dua jam mereka bekerja tiada henti, akhirnya pada pukul sebelas mereka diperbolehkan istirahat. Makan bersama di lapangan, duduk melingkar agar bisa saling berkomunikasi. Sebuah desa yang sangat harmonis.

"Nak Geri makan yang banyak, biar gemuk!" sahut salah seorang ibu-ibu yang melihat Geri hanya makan se sendok nasi saja.

"Begini toh juga udah Alhamdulillah, Buk." Geri mengucapkan syukur. Ya ... walaupun dia kurus, setidaknya dia memiliki tubuh yang sehat.

"Gimana mau nikah, toh. Buat makan aja susah. Kasian entar, istri kamu!" sahut ibu-ibu itu lagi.

Geri tertawa pelan. "Belum kepikiran buat menikah, Bu."

Hamid menoleh ketika mendengar pernyataan Geri yang terkesan bohong. Pasalnya Geri pernah mengatakan bahwa dia sangat ingin menikah muda.

"Bukannya ente mau nikah muda?" tanya Hamid spontan. "Ga usah sok-sokan, Ger! Jujur aja kalau elo belum punya calon!" Hamid berkata dengan suara lantang sehingga menarik semua perhatian disana.

"Nak Hamid sendiri gimana? Apa ga mau menikah?" Dan pernyataan Hamid malah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. Niat hati ini membongkar rahasia Geri ternyata malah dia yang kena tanya.

"Hamid 'kan ditolak!" jawab Geri tertawa lepas. "Gimana mau nikah?"

Hamid membesarkan bola matanya, pun Geri yang tak kalah besarnya. Siapa suruh membongkar aibnya?

Canda tawa terus menghiasi acara makan siang setelah bekerja tersebut. Namun seorang pemuda dengan kopiah yang selalu melekat di kepalanya itu tetap diam. Memakan lauk dan nasi yang berada di dalam piringnya dengan pelan.

Pikirannya terus melayang pada sosok artis ternama yang sedang naik daun, Asyifa Winda. Andai saja gadis itu ikut acara ini, mungkin dia akan kembali menemukan hidayah.

Yang Rahmat inginkan hanya satu, Asyifa Winda kembali menjadi Asyifa Winda yang dulu. Yang menutup auratnya dengan sempurna. Walaupun dia tak bisa menjadi seorang yang berilmu agama tinggi, setidaknya menutup aurat dan melaksanakan kewajiban sebagai muslim saja sudah cukup.

Semoga saja dia ikut acara ini meskipun mustahil.

***

Nayla tengah sibuk memilihkan gamis yang cocok untuk Winda. Mencari ukuran yang pas dan juga sesuai dengan selera, warna ungu. Entah mengapa, gadis itu sangat menyukai warna ungu, semua yang dia punya harus berwarna itu.

Ku Lupakan Kamu dengan BismillahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang