Ku Lupakan Kamu dengan Bismillah
By Dwinda Darapati
.
.
.
.
.Selamat Membaca 💜
••••
"Jadi ... bintang ternama seperti Winda juga ikut acara ginian? Mau cari sensasi?"
Winda dan Nayla dihadang oleh tiga orang perempuan di depan sungai pemandian. Dua sahabat yang berniat untuk mandi harus berhenti karena dihadang oleh orang yang tidak mereka kenali.
"Kalian siapa?" tanya Nayla. Gadis itu langsung turun tangan melindungi Winda yang sepertinya menjadi sasaran tiga gadis dihadapannya.
"Ga perlu ditanya, yang pastinya kita hatters Asyifa Winda!" ucap Jeni si gadis gemuk dengan suara lantang.
"Ya terus?" Dan dengan santainya Winda bertanya dengan nada santai. Hal seperti ini sudah biasa baginya.
"Kalian ada masalah apa sama Winda?" Lagi, Nayla bertanya.
"Kita ga suka lihat dia dekat-dekat sama Andy! Andy itu cocoknya sama Mutia, bukan Winda! Dia yang buat Andy dan Mutia putus!" Talita, salah satu dari mereka menyuarakan isi hatinya.
Oooo ... gara gara ini.
"Dan gara-gara artis ga tahu diri ini, karir Mutia jadi hancur. Dia diagung-agungkan para fans-nya!" Dinda pun juga angkat bicara.
"Terus kalian mau apa? Please lah ya, semua orang juga tahu kalau gue ... sama Andy itu sahabatan bahkan dari kecil!" jelas Winda.
"Sahabatan dari kecil apanya? Jelas-jelas Lo yang kegatelan ganggu Andy!" bantah Jeni.
"Dan Lo meributkan itu sekarang?" tantang Nayla. "Oh ... jadi elo fans fanatik Mutia?" tembaknya langsung.
"Lo juga yang punya akun pembenci Winda? Iya?"
"Bu-bukan..."
"Gue mau mandi kalau Lo mau ribut, ntar malam kita ribut! Berani ga Lo?" tantang Winda tanpa pikir panjang.
"Gue tunggu Lo di lapangan!"
"Siapa takut!" sahut Winda. Kemudian gadis itu menerobos jalan yang tadinya dihadang oleh tiga orang itu. Dia bersama Nayla masuk ke pemandian.
***
"Gila Lo, Win? Apa-apaan Lo tantang mereka di lapangan?" Nayla tidak habis pikir dengan sahabatnya itu. Mentang-mentang tidak ada wartawan disekitar daerah ini maka Winda boleh bertindak seenaknya gitu?
"Sekali-kali mereka perlu dikasih pelajaran, Nay," jawab Winda dengan tangan yang sibuk memeras baju yang baru saja dicucinya.
Wah ... gadis itu jadi lebih mandiri.
"Win ... saran gue, jangan Lo datangin ke lapangan! Mereka bisa aja punya rencana buat nama Lo buruk!" cegah Nayla. "Gue sekarang larang karena gue manajer Lo!"
Winda akhirnya selesai dengan pekerjaannya. "Nah, justru karena lo manajer gue lo harus bantuin gue. Semisal nanti gue gimana-gimana lo harus lindungi gue dari media. Oh iya, jangan lupa buatin alasan yang pas."
"Makan taik dulu lo, Win!" gerutu Nayla.
"Lagian ya, Nay. Gue udah lama banget ga berantem, kapan lagi coba." Dia berkata dengan semangat. Tangannya diayun-ayunkan seolah sedang berlatih meninju lawannya.
"Yah ... terserah Lo deh, Win."
Segera Winda memeluk Nayla. "Lo baru sahabat gue!"
***Ketika semua santri acara pesantren kilat sedang melaksanakan shalat isya berjamaah, Winda mengendap-endap keluar dari masjid. Dia akan cabut dan menuju lapangan untuk memenuhi tantangannya tadi.
Bersembunyi dibalik tiang, ketika tidak ada seorangpun yang berjalan diluar gadis itu melancarkan aksinya. Melepas mukenah sambil berlari dan ketika sampai di depan kamarnya Winda melempar mukenahnya hingga teronggok di teras.
Dengan kecepatan kilat dan khawatir akan ketahuan gadis itu berlari meninggalkan pemukiman dan menuju lapangan yang dijanjikan.
Ketika Winda sampai di lapangan, dia melihat tiga gadis tadi sudah menunggunya disana. Berdiri pongah menatap sekeliling. Winda berdecih pelan, dia menggelengkan kepalanya.
Tidak habis pikir jika ternyata orang-orang itu sama seperti dirinya. Sama-sama menyukai tantangan.
"Akhirnya lo sampai juga," sambut Talita si ketua geng. Sedang dua diantaranya bertepuk tangan menyambut kedatangan Winda.
"Gue yang nantang, pastinya gue datang," jawabnya dengan santai.
"Gue pikir Lo ga akan datang, mengingat Lo selalu menjaga image. Gue yakin setelah ini karir Lo bakalan hancur!" serkas Dinda dengan sinis.
"Lo bukan Allah, takdir gue ada sama Allah!" jawab Winda.
"Sok-sokan bawa nama Allah nih anak," ejek Jeni. "Hey, lo ikut pesantren ini baru berapa hari?"
"Ada masalah?" tanya Winda. "Udah? Kita berantemnya mulai darimana? Gue udah ga sabar nih."
"Nantangin banget nih bocil!"
Dinda berancang-ancang hendak menyerang Winda, begitupun sebaliknya Winda juga sudah bersiap menerima serangan. Dua langkah saling maju akhirnya Dinda melayangkan satu pukulan ke arah Winda. Namun dia malah memekik dengan keras lantaran Winda sudah menarik rambutnya terlebih dahulu.
Melihat hal itu, Talita membalas perbuatan Winda, dia ikut menarik jilbab yang dikenakan Winda hingga kepala gadis itu mendongak keatas. Tak terima dengan hal itu, tangan kiri Winda yang masih kosong memelintir tangan Talita hingga gadis itu juga terpekik tak kalah heboh.
Dan ketika Jeni mendekat Winda segera menggerakkan kakinya lalu menginjak kaki Jeni. Hal itu tentu saja membuat ketiga perempuan itu kesakitan karena serangannya.
"Lo pikir gue lemah, ha? Gue bintang film aksi, beginian belum apa-apa. Idola Lo, si Mutia mana bisa begini?!"
"Mutia lebih lembut dari pada elo!"
"Bilang sama gue Mutia yang nyuruh Lo nantangin gue? Dibayar berapa Lo sama Mutia?!"
"Mutia ga nyuruh!" bantah Talita.
"Asalkan Lo tahu, ya. Andy dan Mutia itu ga pacaran! Cuma sensasi biar film mereka banyak yang nonton!"
"Gue ga percaya!"
"APA-APAAN KALIAN INI?" suara lantang seorang laki-laki menggelegar di tengah lapangan.
"ASYIFA WINDA!"
***
Iya tau, udah lama ga update. HeheheJangan lupa bintang dan komen penyemangatnya 💜
Bab ini pertama kali di publikasikan pada 19 februari 2022
Kembali di publikasikan setelah di revisi pada 18 September 2024
![](https://img.wattpad.com/cover/295428265-288-k27192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Lupakan Kamu dengan Bismillah
Romansa"Aku mencintaimu karena Allah, maka dengan nama Allah juga aku melupakanmu." Tentang cinta yang membara, juga tentang rasa yang bungkam. Tentang sebuah perjuangan, juga tentang ketidakpedulian. Dan juga tentang sebuah keikhlasan dengan melupakan. ©D...