Ku Lupakan Kamu dengan Bismillah
By Dwinda Darapati
.
.Selamat Membaca 🥰
***
Dengan tatapan tajam, rahang tegas Winda mencengkeram kerah baju Andy. "Kalau gitu kenapa halangi gue? Lo bukan siapa-siapa!" gertak Winda.
Andy berusaha menepisnya. "Ini tugas gue dan gue punya hak untuk mencegah siapa saja yang ganggu gue dalam melaksanakan tugas!" Dia menghentak dengan kuat sehingga tangan Winda terlepas dari kerah bajunya.
"Lo bukan satu-satunya orang yang bisa menyelesaikan ini! Oh oke ... selama ini Lo dikenal sebagai mata-mata bayaran, tapi apa Lo bisa jamin menyelesaikan misi ini dengan sempurna?" tantang Winda. Perempuan itu tampak angkuh, menaikkan dagunya.
"Lo ga punya wewenang mengurus ini." Andy menggelengkan kepalanya. "Lagian kenapa sih Lo selalu ikut campur, gue penasaran apa sebenarnya ...."
Winda segera memotong kalimatnya. "Karena orang yang dicurigai itu pacar gue! Gue butuh kepastian apa dia benar salah atau engga!"
"Cut!" Sutradara memutuskan. Semua kru dibelakang kamera memberikan jempol pada mereka berdua yang sudah berakhir dengan baik.
Para asisten segera mendatangi artis untuk sekedar menyeka keringat atau mengambilkan air putih. Pekerjaan ini kadang luar biasa, ketika sedang shooting para artis diperlakukan layaknya raja oleh menajer-nya.
Saatnya istirahat, Winda dan Andy memilih ruang ganti sebagai tempat beristirahat. Diikuti oleh Nayla yang menawarkan banyak cemilan untuk mereka. Andy, lelaki itu suka mengemil.
Mereka duduk di kursi yang disediakan disana. Andy menyandarkan punggungnya karena merasa sangat lelah. Tak lupa juga mengambil sebungkus coklat untuk bisa dikunyah.
Nayla yang melihat kegiatan Andy geleng-geleng kepala. "Aish! Lo benar-benar kambing!"
Andy menghentikan kunyahannya, menyebabkan coklat menempel di giginya. "Apaan Lo? Gue emang doyan ngemil," sahutnya.
"Iya ... persis kaya kambing. Mulutnya ga bisa kalau ga ngunyah. Parah!" Nayla menghina.
"Setidaknya jadi kambing halal, dari pada elo mirip babi!"
"Kurang ajar banget sih Lo!" amuk Nayla. Dia melempar makanan yang ada didekatnya pada Andy.
Andy tentu saja senang, bukannya membalas perbuatan Nayla lelaki itu malah mengumpulkan makanan agar bisa dinikmatinya.
"Win ... teman o gimana sih?" Dan akhirnya Nayla memilih mengadu.
Ponsel Winda berdering panggilan dari ‘Detektif Hanif’ dia mengabaikan Nayla dan keluar dari ruangan lalu mengangkat telponnya.
"Assalamualaikum,Pak." Winda memulai panggilan ketika sudah sampai di luar. Dia terus berjalan mencari tempat yang lengang.
"Waalaikumussalam, Winda. Saya dan tim sedang berusaha mencari keberadaan Bu Nurmala." Suara dari seberang terdengar.
"Lalu?" tanya Winda.
"Tiga tahun yang lalu mereka kembali dari Amerika ke Indonesia untuk mengadakan pesta ulang tahun anaknya. Waktu itu diadakan di Bali. Tapi mereka sempat singgah di Jakarta untuk mampir ke rumah lama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Lupakan Kamu dengan Bismillah
Romansa"Aku mencintaimu karena Allah, maka dengan nama Allah juga aku melupakanmu." Tentang cinta yang membara, juga tentang rasa yang bungkam. Tentang sebuah perjuangan, juga tentang ketidakpedulian. Dan juga tentang sebuah keikhlasan dengan melupakan. ©D...