Ku Lupakan Kamu dengan Bismillah
.
.
.
.
.Selamat Membaca 🥰
***
Bagi Nayla ini adalah kesempatan untuk membalas kebaikan. Seusai menonton di bioskop, Nayla mengajak Geri, Hamid, Kayla dan Fatimah bahkan Rahmat ke taman hiburan. Disana seperti tempat impian, dan tentu saja ramai.
Winda yang biasanya menolak untuk datang kesana kini bersemangat untuk ikut karena ada Rahmat. Mulutnya berkata malas berdekatan dengan pria itu karena sekeras apapun dia berusaha, hasilnya akan tetap sama. Namun hatinya ketar-ketir ketika berada di dekat Rahmat. Dia tak bisa mengendalikan diri untuk tidak jatuh cinta dan terus memandangi pria itu.
Nayla menarik Kayla pada permainan tornado. Gadis itu menggelengkan kepala karena tidak yakin, dan juga Kayla mudah mabuk. Sebagai gantinya Kayla mengajak Nayla untuk naik permainan santai, yaitu odong-odong.
Nayla menyerungut. "Kalau mau naik itu ngapain kita jauh-jauh kesini?"
Kayla memasang tampang nyengir. "Habisnya saya takut."
Fatimah menyela. "Kalau kak Kayla ga berani, biar aku yang gantiin. Aku yang akan nemanin kak Nayla naik." Dia menyerahkan diri.
"Serius Timah?" tanya Kayla.
Dan Fatimah mengangguk. "Iya. Oh iya, ngomong-ngomong kakak berdua akrab juga, ya. Nama kalian juga hampir sama."
Nayla dan Kayla tersenyum malu-malu. "Ah, mungkin takdirnya."
Fatimah ditarik oleh Nayla menuju tornado. Sebelum naik, mereka membeli tiket terlebih dahulu. Setelah itu langsung mengambil posisi dan mengenakan pengaman. Kayla dari jauh mengambil foto dua gadis itu, seraya melambaikan tangan.
Saat tornado itu akan mulai beroperasi, Winda muncul. Dia baru saja keluar dari mobil karena mengenakan kaca mata hitam agar tak dikenali orang-orang.
"Mau naik juga ... Yahhh... Yaaah!"
Dia kecewa karena tidak bisa ikut naik. Salah dirinya yang terlalu lama di dalam mobil.
Geri tertawa melihat aksi Winda. "Kamu bisa naik trip selanjutnya."
Winda menoleh. "Ustadz ga naik, 'kan? Alhasil nantinya aku sendiri yang naik. Itu juga Nayla kenapa sok berani, sih? Lihat aja nanti pas turun itu anak muntah!"
"Kayla! Trip selanjutnya kita, ya?!" ajaknya.
Kayla menggelengkan kepalanya. "Saya ga berani," jawabnya.
Winda memanyunkan bibirnya, dia menoleh pada Hamid namun lelaki itu menggelengkan kepala karena tidak bersedia naik. Pun Geri juga begitu karena takut ketinggian.
"Aelah, masa cowok takut ketinggian," omelnya.
"Astaghfirullah Winda, ga ada hubungannya jenis kelamin sama fobia," bantah Geri.
"Jenis kelamin? Apa harus sejelas itu?" Winda menahan tawanya. "Ustadz, apa salahnya bilang ‘ga ada hubungannya cewek atau cowok sama fobia’ gitu seharusnya. Kalau kaya tadi terkesan kaku banget!"
"Maaf, saya ga terbiasa dengan bahasa itu."
***
"Yaah yah ... ga ada teman, padahal mau naik." Winda masih sibuk merutuk karena Nayla tak mengajaknya.
Tornado itu berhenti, Nayla segera turun dari sana dan berlari ke arah selokan untuk membuang muntahnya. Dibantu oleh Kayla mengurut tengkuknya.
"Kan apa gue bilang, dia bakalan muntah. Sok-sokan!" Winda berjalan ke arah Nayla, diikuti oleh tiga laki-laki yang seperti mengasuh anak. Tiga sahabat itu mengikuti kemana saja pergi para perempuan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/295428265-288-k27192.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Lupakan Kamu dengan Bismillah
Romance"Aku mencintaimu karena Allah, maka dengan nama Allah juga aku melupakanmu." Tentang cinta yang membara, juga tentang rasa yang bungkam. Tentang sebuah perjuangan, juga tentang ketidakpedulian. Dan juga tentang sebuah keikhlasan dengan melupakan. ©D...